Di kolom yang tayang tiap Senin ini, siapa aja bisa nanya dan bakal dijawab langsung oleh Bang Roy sendiri. Kamu bisa nanya segala macem tema pertanyaan yang berkaitan dengan kehidupan muda-mudi zaman sekarang. Untuk kirim pertanyaan kamu, bisa kirim DM langsung via Instagram @froyonion.
Pertanyaan:
“Bang, ada tips bikin konten riding the wave gak?” -(@nikzanit)
Jawaban Bang Roy:
Nhaaaa, dalam dunia perkontenan, output konten yang lo ciptakan nggak melulu harus diciptakan berdasarkan tren yang lagi viral doang, Civs. Riding the wave itu bagus, tapi bakal lebih bagus lagi kalo lo jadi yang pertama mengikuti tren itu, istilahnya mah, jadi pionir dalam tren yang tercipta secara natural lah.
Alasannya sih simpel, audience bakal terpaku dengan konten pertama, terus menjadikan konten pertama itu sebagai benchmark untuk konten-konten lain yang serupa.
Di sinilah letak sulitnya jadi kreator konten yang cuma ikut tren doang. Konten lo bakal dibanding-bandingkan dengan konten sebelumnya yang udah dibuat duluan sama kreator lain. Kalo konten lo kurang lucu atau kurang menarik, lo bisa-bisa dianggap cringe sama audience. Tentunya, sebagai kreator konten yang lagi emerging, lo nggak mau kan dipersepsikan begitu?
Nah, sekarang siapa yang nggak tahu sama Dilan Cepmek?
Fenomena konten riding the wave gini pernah dialami nih sama si Dilan Cepmek yang bernama asli Alif.
Sebelum dikenal sebagai sosok Dilan KW, dulunya doi pernah ngonten mirip-miripin dirinya sama Raffi Ahmad. Nyatanya, jenis konten impersonator kayak gini nggak cocok buat Alif.
Banyak faktor penyebab doi gagal bikin konten ini, mungkin beberapa di antaranya adalah karena doi nggak semirip itu sama Raffi Ahmad (mungkin cuma orang-orang terdekat doi doang yang bilang mirip), juga karena bentuk kontennya terlalu b aja. Padahal, tahun 2020-an itu, konten impersonator lagi rame-ramenya di internet, contohnya kayak si Kristo Immanuel yang sering impersonate karakter-karakter Marvel.
Terus, di tahun 2021, doi mulai coba bikin konten wibu nih. Saat itu, lagi rame banget serial anime Tokyo Revengers. Alif pun coba-coba untuk ikut tren wibu ini dan jadi si Mikey, terus yang suka ngomong “Kiyomasa!” gitu-gitu.
→ INSERT MEDIASaat itu, kontennya gue rasa cukup berhasil. Doi sering masuk FYP dengan jumlah views dari ratusan ribu sampe jutaan views. Di sini, secercah harapan mulai keliatan di karier perkontenan Alif, Civs.
Dan di tahun 2022 ini, Alif mulai jadi superstar. Jargon “Kamu nanyea?” sekarang ada di mana-mana (sampe capek dengernya gue).
Doi memulai tren baru dengan membuat konten ala Dilan sambil take video tapi nggak ngadep kamera. Ini jadi hal yang aneh sekaligus unik.
Tapi dari konten yang Alif buat sejauh ini, ada beberapa hal bagus yang doi lakukan dan bisa jadi contoh buat kreator konten lainnya.
Pertama, Dilan Cepmek konsisten (dalam rentang waktu tertentu). Doi selalu update video dengan set yang sama, bait yang sama, dan script yang nggak jauh beda antara satu video dengan yang lainnya, tujuannya supaya orang familiar dulu dengan konten dan persona yang doi buat, sampe akhirnya ke-hook setiap kali doi bilang “Kamu nanyea?”
Lalu, kenapa gue bilang “konsisten dalam rentang waktu tertentu”?
Jawabannya ada di poin ke-2, yaitu Dilan Cepmek tau kapan harus keluar dari tren tertentu dan coba untuk bikin tren sendiri. Nah, lewat konten Dilan sejauh ini, Alif udah membuktikan bahwa doi cukup adaptif dan berani untuk nyoba hal baru dalam konten. Intinya lo perlu dinamis dah untuk jadi konten kreator yang bagus.
Terakhir (yang paling ngehe), doi rajin live, h3h3.
Mungkin ini yang paling klise sih, tapi sebagai kreator konten, lo kudu bisa menjalin hubungan interaktif dan dekat sama audience lo. Jangan cuma asal ikut tren doang, kreator juga perlu sering-sering ngobrol dan memberikan kesan hangat. Kayak tagline-nya JKT48 sih, yaitu “Idol you can meet”.
Nah, kalo mau riding the wave, usahain lo bisa ngelakuin 3 hal di atas ini, Civs. Konsisten itu penting, tapi lo kudu tau kapan harus berhenti dan pivot ke tren lain lagi. Semangat ngontennya ye, semoga bermanfaat~ (*/)