Fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) massal menjadi momok tersendiri bagi para pejuang rupiah. Dana darurat merupakan salah satu bentuk antisipasi agar tetap bisa bertahan meskipun tidak lagi berpenghasilan.
FROYONION.COM - Beberapa pekan terakhir ini, headline surat kabar online diramaikan dengan berita mengenai terjadinya PHK massal di berbagai perusahaan besar. Dimulai dari Shopee, perusahaan e-commerce asal Singapura ini resmi merumahkan 187 orang pada pertengahan November 2022 lalu.
Kemudian disusul dengan perusahaan lainnya yaitu Ruang Guru, Link Aja, Si Cepat dan JD.ID yang ikut-ikutan memangkas karyawannya dalam jumlah besar. Terlihat mengerikan, fenomena ini ternyata terjadi bukan karena hanya faktor perubahan ekonomi saja lho!
Menurut Direktur ICT Institute Heru Sutanto, fenomena ini juga dipengaruhi oleh terjadinya overstaffing atau perekrutan karyawan besar-besaran di awal pembukaan. Selain itu gaya jor-jor-an perusahaan startup ini membuat keputusan PHK massal adalah pilihan terbaik untuk mencegah terjadinya kebangkrutan.
Di balik semua itu, kini para karyawan yang masih aktif bekerja sebaiknya segera menyiapkan payung penyelamat. Sebelum resignation letter mendarat di inbox email, ada baiknya para pejuang rupiah menyiapkan dana darurat sedini mungkin.
BACA JUGA: 5 HAL YANG BIKIN ANAK MUDA MAKIN TEKOR KELOLA KEUANGAN
Seperti namanya, dana darurat adalah dana yang digunakan saat terjadi sesuatu yang tidak diprediksi. Misalnya nih, kecelakaan, kerusakan kendaraan atau rumah bahkan mengalami PHK. Berbeda dengan tabungan, dana darurat ini adalah alokasi keuangan yang ditujukan untuk meng-cover kebutuhan mendesak yang jumlahnya dapat ditentukan.
Sebagai persiapan terjadinya PHK, seorang karyawan bisa mengukur dana darurat dari jumlah pengeluaran yang dikeluarkan tiap bulan. Jika dalam satu bulan pengeluaran tetap sebesar Rp. 3.000.000 maka seharusnya dana rekening berjumlah 3x lipat dari pengeluaran tersebut.
Dengan adanya dana darurat ini, setidaknya dalam jangka waktu 3 bulan ke depan keuangan kamu akan tetap seimbang meskipun tidak memiliki pemasukan lagi. Percayalah, saat neraca keuangan tetap seimbang maka kalian akan lebih fokus dalam mencari pekerjaan baru.
BACA JUGA: TIPS MENGELOLA KEUANGAN BUAT ANAK MUDA SUPAYA MELEK FINANSIAL
Meski memiliki gaji bulanan, mempersiapkan dana darurat terbilang tidak mudah lho. Hal pertama yang harus dilakukan adalah memiliki niat yang kuat, karena gaya hidup konsumtif menjadi godaan terbesar.
Selanjutnya adalah kenali dan benahi cash flow bulanan, minimalisir pengeluaran tidak penting sehingga bisa dialihkan menjadi dana darurat. Tapi perhitungannya harus tepat ya, minimal adalah 3x dari total pengeluaran bulanan.
Kemudian, pisahkan antara rekening utama dengan rekening dana darurat agar mudah dalam memantau. Tak perlu terburu-buru, setorkan dana secara berkala agar jumlah dana darurat sesuai dengan target.
Pada umumnya, dana darurat berbentuk uang cash yang mudah ditarik saat dibutuhkan. Namun, seiring dengan perkembangan dunia finansial, dana darurat dapat diubah ke berbagai model penyimpanan bahkan jumlahnya pun bisa bertambah dengan sendirinya.
Deposito merupakan salah satu model penyimpanan dana darurat yang disarankan. Dengan pilihan jangka pendek yaitu 3 – 6 bulan, dana yang kamu setorkan mendapat bunga hingga 3,0%/tahun. Atau dapat juga memilih reksadana pasar uang yang memiliki risiko rendah namun bunga yang lebih tinggi dibandingkan deposito.
Pilihan yang terakhir adalah tabungan emas yang kini sedang menjadi tren di kalangan anak muda. Berbeda dengan simpanan pada umumnya, dana yang masuk akan dikonversikan ke dalam harga emas saat itu. Uniknya meskipun disebut tabungan emas, simpanan ini tidak memiliki bentuk fisik namun nilainya setara dengan harga emas.
Nah, dengan memiliki dana darurat setidaknya para pejuang rupiah tidak perlu was-was dengan ancaman PHK. Apalagi untuk kamu yang merupakan single fighter maupun yang telah berkeluarga karena dengan sedia payung sebelum hujan dijamin tidak akan basah! (*/)