Lowongan kerja palsu ke luar negeri yang banyak menyasar Tenaga Kerja Indonesia (TKI) kini semakin meresahkan. Lantas bagaimana cara kita agar bisa mawas diri dari loker palsu ini, mari kita kenali ciri-ciri dari sekarang agar tak jadi korban.
FROYONION.COM - Dunia perantauan ke luar negeri tampaknya sedang tidak baik-baik saja. Belakangan ini sedang heboh mengenai kasus lowongan kerja (loker) bodong ke luar negeri yang mengiming-iming para pelamarnya dengan gaji tinggi dan fasilitas yang menarik, namun nyatanya hanya dijadikan sapi perah untuk menjadi pelaku penipuan judi online hingga penipu investasi abal-abal.
Pada Agustus 2020 dilansir dari Liputan6, setidaknya ada 60 WNI yang terjebak di Kamboja. Sebelumnya, ada juga belasan WNI yang terjebak di Laos. Kemudian, kasus terkini sebanyak 30 warga negara Indonesia (WNI) korban yang terdiri dari 29 laki-laki dan satu perempuan yang terindikasi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Ho Chi Minh City, Vietnam dan kini telah ditangani dan dipulangkan ke rumah dan keluarga masing-masing di Indonesia pada 10 April 2023 dilansir dari Antara.
Lalu, tercatat juga sekitar 20 warga negara Indonesia di Myanmar mengaku menjadi korban perdagangan manusia. Bahkan, beberapa di antaranya mengaku jadi korban penganiayaan dan meminta pemerintah untuk memulangkan mereka ke Indonesia.
Kasus lowongan kerja bodong di luar negeri untuk menjadi penipu judi online adalah suatu kejahatan yang sering terjadi. Loker-loker rekrutmen trafficking ini biasanya dapat terjadi melalui internet dan seringkali menyasar para pencari kerja migran dengan janji-janji manis seperti pekerjaan dengan gaji tinggi dan akomodasi gratis.
BACA JUGA: TREN STAY-AT-HOME DAD, SAAT PRIA MODERN INGIN DI RUMAH SAJA
Banyak orang yang kemudian masuk ke dalam perangkap mereka dengan janji-janji manisnya, namun pada kenyataanya mereka akan dimanfaatkan oleh sindikat kejahatan untuk menjadi pelaku penipuan judi online.
Modus operandi kejahatan ini biasanya dengan merekrut para korban dan membawa mereka ke negara-negara seperti Vietnam atau Kamboja untuk melakukan aksi penipuan. Biasanya mereka akan disuruh untuk menipu calon korban yang berasal dari negaranya sendiri.
Melansir dari BBC, salah satu korban bernama Rendi bukan nama sebenarnya mengaku menjadi korban dari rekrutmen trafficking tersebut. Ia dijanjikan gaji yang cukup besar sekitar USD 1.200 per bulan untuk bekerja sebagai perwakilan layanan pelanggan atau customer service di Kamboja. Tawaran pekerjaan diiklankan di Facebook, akibat tergoda dengan gaji yang cukup menjanjikan ia kemudian diwawancarai oleh sang penipu yang meyakinkannya bahwa kontrak akan diberikan setelah ia tiba di Kamboja.
Tak berselang lama kemudian, Ia diberikan tiket, dan saat ia tiba, ia dijemput oleh penipu dan dibawa ke perusahaan yang terletak di Sihanoukville. Perlu diketahui Sihanoukville, yang juga dikenal sebagai 'Kampong Som', adalah sebuah kota pesisir di Kamboja.
BACA JUGA: RESIGN MENDEKATI LEBARAN, YES OR BIG NO NO
Setelah tiba di sana usut punya usut barulah ia menemukan fakta bahwa orang yang ia kira adalah staf sumber daya manusia sebenarnya adalah agen perekrutan yang menerima komisi sebesar USD 2.000 untuk setiap orang yang berhasil mereka jebak.
Setibanya, disana Rendi langsung disuruh untuk membuat akun media sosial palsu dengan menggunakan foto model yang bekerja di perusahaan dan membangun hubungan dengan calon korban di negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia dan Vietnam. Modus penipuan yang dilakukan Rendi ini dengan membangun hubungan dengan korban, mengumpulkan informasi tentang kehidupan sehari-hari mereka, dan membujuk mereka untuk menginvestasikan uang dalam skema investasi palsu, tiket Piala Dunia Qatar palsu, atau platform e-commerce yang tidak pernah mengirim barang.
Mirisnya lagi selama bekerja di sana, Rendi tidak dibayar dan dipindahkan tugasnya di antara tiga perusahaan tanpa gaji dengan alasan tidak mencapai target pelanggan.
“Dibilang customer saya kurang lah, target dari customer itu kurang, tapi nyatanya setelah saya keluar pun mereka tetap pakai customer saya,”
“Teman-teman yang sudah punya target juga, dia dioper lagi, dijual lagi ke perusahaan lain. Hanya dimanfaatkan saja, dikuras saja.” tutur Rendi.
Ia mengaku sangat trauma atas kejadian yang menimpanya tersebut, sebab Ia mengaku juga mendapat kekerasan ketika tidak bisa memenuhi target dari sang penipu. Penyiksaan yang diterima para pegawai TKI ini juga cukup membuat bulu bergidik ngeri, mereka biasa disetrum dan diborgol.
“Saya masih trauma. Ada beberapa teman yang… meninggal juga [disiksa],” timpalnya.
Pada 2 Agustus 2022, Rendi akhirnya berhasil pulang ke Indonesia. Ia berhasil mencari cara untuk kabur saat dirinya hendak dipindahkan ke perusahaan serupa lainnya dan langsung menuju ke ibu kota Phnom Penh dan mendatangi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
BACA JUGA: 5 CARA MENGHINDARI MARAKNYA LOWONGAN KERJA PALSU DI LINKEDIN
Akibat kejadian ini, para korban seperti Rendi bukan hanya mendapat kerugian secara finansial, tetapi juga harus menghadapi risiko hukum dan deportasi dari negara tujuan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk berhati-hati dan selalu memeriksa kebenaran informasi lowongan kerja yang diterima sebelum memutuskan untuk menerima tawaran tersebut.
Kini pertanyaanya adakah ciri-ciri atau tanda-tanda yang bisa kita ketahui agar tidak masuk ke dalam jebakan para penipu loker bodong ini? Tentu saja ada.
Menyadur dari Volodko, A., Cockbain, E. & Kleinberg, B. (2019) dalam jurnal berjudul “Spotting the signs” of trafficking recruitment online: exploring the characteristics of advertisements targeted at migrant job-seekers” membahas tentang cara mengenali tanda-tanda rekrutmen trafficking (perdagangan manusia) secara online melalui karakteristik iklan yang ditargetkan pada pencari kerja migran.
Sementara itu, dalam artikel tersebut juga dijelaskan secara gamblang mengenai ciri-ciri atau tanda-tanda loker berbahaya yang menjebak para pencari kerja di luar negeri. Adapun sejumlah ciri-ciri loker berbahaya yang wajib diwaspadai, jangan sampai kamu jadi korban selanjutnya.
Pertama, janji-janji palsu, pengiklan menjanjikan gaji besar dan tunjangan lainnya yang terlalu fantastis, melebihi standar pasar atau upah minimum yang berlaku di negara yang bersangkutan.
BACA JUGA: FRESH GRADUATE JANGAN MELULU CARI LOWONGAN KERJA, COBAIN KEGIATAN INI!
Kedua, kualifikasi yang mudah, pengiklan tidak meminta persyaratan kualifikasi tertentu untuk posisi yang diiklankan. Hal ini terkesan mencurigakan karena bekerja di luar negeri biasanya memerlukan kualifikasi tertentu.
Ketiga, tidak jelasnya informasi perusahaan, pengiklan tidak memberikan informasi lengkap tentang perusahaan yang menyediakan lowongan pekerjaan, seperti nama perusahaan, alamat, nomor telepon, dan kontak lainnya. Hal ini dapat menimbulkan ketidakpercayaan dan kecurigaan terhadap perusahaan tersebut.
Keempat, penggunaan visa kunjungan, pelamar kerja diwajibkan untuk pergi ke negara lain menggunakan visa kunjungan daripada visa pekerja. Ini merupakan ciri khas perdagangan manusia karena visa kunjungan tidak memperbolehkan seseorang untuk bekerja di negara tujuan. Jika, visa terlalu lama tidak diperpanjang mereka akan langsung di deportasi dan akan sulit juga melacak keberadaan korban. Nah, celah inilah yang dijadikan para penipu tersebut kalau melapor pun kamu juga akan tetap salah karena melanggar aturan.
Kelima, tidak adanya biaya, pengiklan menjanjikan bahwa tidak ada biaya yang dibutuhkan untuk melamar atau bergabung dengan perusahaan. Namun, seringkali terdapat biaya tersembunyi yang harus dibayar oleh pelamar setelah mereka terjebak dalam perdagangan manusia.
SebagaI tambahan dilansir dari Kementerian Luar Negeri RI, ada satu lagi ciri yang khas dari loker palsu ini, yaitu mereka acapkali mengiklankan lowongannya di media sosial seperti Facebook, Instagram, atau Twitter. Contoh lowongan yang dibuka biasanya sebagai call center atau customer service di Laos, Kamboja, dan Filipina.
Oh ya, biasanya penipu-penipu perdagangan manusia ini juga tidak hanya menyasar para pekerja saja, lho. Mereka juga menyasarkan target ke para calon mahasiswa biasanya juga menyebar brosur di media sosial membuka beasiswa ke luar negeri.
BACA JUGA: KENAPA AKTRIS CILIK KOREA SELATAN BISA PUNYA GAYA BICARA YANG BAGUS DAN SOPAN?
Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) menyatakan bahwa tren perdagangan orang saat ini menjadi isu yang sangat mengkhawatirkan terutama bagi para WNI.
“Perlu ada kerja sama dari semua pihak agar kejadian serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang, karena perdagangan orang termasuk dalam kejahatan serius yang melanggar hak asasi manusia dan bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan universal,” papar KJRI Ho Chi Minh City.
“Ke depannya diharapkan masyarakat bisa saling mengingatkan dan mempelajari prosedur bekerja di luar negeri sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” ujar KJRI.
Pemerintah kini juga terus berbenah agar nantinya kasus semacam ini tidak terulang kembali, namun kita juga harus mawas diri agar tidak mudah terjebak dengan modus abal-abal loker palsu keluar negeri semacam ini. (*/)