In Depth

TIDAK BERMANFAAT, INI 5 ALASAN TRADISI SENIORITAS DI KAMPUS HARUS DIHENTIKAN

Senioritas di kampus kerap menjadikan mahasiswa merasa memiliki hak istimewa atas junior yang memiliki pengalaman dan tingkatan yang lebih rendah.

title

FROYONION.COM - Isu senioritas di kampus kerap menjadi permasalahan di kalangan mahasiswa. Senioritas di kampus mengacu pada konsep dimana posisi atau status seseorang yang didasarkan pengalaman, usia dan tingkatan lebih tua dibanding mahasiswa lain (junior). Para senior yang menjunjung tinggi senioritas, biasanya merasa memiliki otoritas dan kekuasaan di atas para juniornya. Sehingga kerap kali mereka meminta atau memerintahkan adik tingkatnya untuk melakukan sesuatu yang tidak lazim.

Tidak sedikit pula praktik senioritas ini memakan korban, akibat senior memerintahkan juniornya untuk melakukan sesuatu yang berbahaya. Salah satunya adalah kejadian tragis yang baru-baru ini terjadi. Seorang mahasiswa Riau ditemukan meninggal akibat tenggelam dan baru ditemukan setelah lima hari pencarian. 

Korban diketahui mengikuti perkemahan bersama seniornya dalam acara organisasi kemahasiswaan. Korban bersama teman-teman angkatannya diperintahkan senior untuk membersihkan diri di sungai dengan mata yang ditutup kain hitam dan memegang tongkat. Naas, korban yang tidak bisa berenang akhirnya hanyut dan tidak tertolong.

BACA JUGA: MAHASISWA WAJIB TAHU! HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN SEBELUM MASUK ORGANISASI KAMPUS

Selain memerintahkan hal yang tidak lazim dan berbahaya, terdapat banyak kasus para senior yang menjunjung tinggi senioritas ini melakukan kekerasan dengan dalih mengajarkan kedisiplinan. Alhasil para junior mendapat luka fisik hingga trauma yang mendalam. Melihat banyak kasus kekerasan dan tindakan yang sewenang-wenang akibat senioritas, maka tradisi dan praktik senioritas seharusnya ditinggalkan.

Lalu apa saja alasan-alasan yang mendasari tradisi senioritas harus dihentikan? yuk simak selengkapnya

1. TERJADINYA PERLAKUAN YANG DISKRIMINATIF

Bukan rahasia lagi jika tradisi senioritas akan menimbulkan perlakuan yang diskriminatif. Senioritas itu identik dengan sistem hierarki, dimana seseorang yang merasa memiliki posisi tinggi akan memiliki kekuasaan lebih besar dibanding orang dengan posisi yang lebih rendah. Yah, pada intinya akan ada kesenjangan kekuasaan antara mahasiswa senior dan junior.

Perlakuan yang diskriminatif ini dilakukan oleh senior kepada mahasiswa yang baru masuk atau lebih junior. Dampaknya, mahasiswa junior rentan terkena intimidasi, pengabaian hak individu, kekerasan hingga pelecehan. Tentu saja hal-hal ini adalah hal yang tidak pantas dan berseberangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Maka dari itu tradisi senioritas harus dihilangkan.

2. POTENSI PENYALAHGUNAAN KEKUASAAN

Berbicara soal senioritas di kampus, artinya kita membahas soal ketimpangan kekuasaan antara senior dan junior. Ketimpangan kekuasaan inilah yang menjadikan senior berpotensi melakukan penyalahgunaan kekuasaan. Telah banyak kasus dimana penyalahgunaan kekuasaan ini menimbulkan kekerasan. Dan, yang lebih berbahaya lagi, ketika para mahasiswa memiliki pandangan bahwa senioritas merupakan hal yang wajar, maka lambat laun kekerasan kekerasan yang dilakukan kepada junior dianggap sebagai hal yang lazim.

Tak hanya itu, penyalahgunaan kekuasaan akan mengakibatkan pengambilan keputusan yang tidak adil, terjadinya manipulasi hingga terbatasnya akses para junior untuk tumbuh berkembang. Akhirnya lingkungan kampus menjadi lingkungan berkembang yang tidak aman dan nyaman bagi mahasiswa junior.

BACA JUGA: ALASAN KENAPA ORGANISASI KAMPUS KURANG DIMINATI GEN Z

3. IKLIM KOMPETITIF YANG TIDAK SEHAT

Tidak hanya berpotensi menimbulkan ketimpangan kekuasaan dan perlakuan yang diskriminatif, tradisi senioritas juga menciptakan iklim kompetitif yang tidak sehat. Sebab, alih-alih bekerjasama dan berkolaborasi bersama untuk menciptakan sesuatu yang inovatif dan berguna, para mahasiswa lebih fokus mempertahankan status senioritasnya. Mahasiswa jadi memiliki fokus yang berlebihan pada persaingan untuk mendapat pengakuan.

4. GANGGUAN TERHADAP PERKEMBANGAN

Bukan hal yang mustahil bahwa tradisi senioritas bisa menjadi gangguan terhadap perkembangan dan pembelajaran mahasiswa. Tindakan senioritas berlebihan dapat menjadi gangguan serius yang dikategorikan bullying, sehingga mahasiswa junior dapat mengalami tekanan emosional secara signifikan seperti perasaan takut, khawatir, cemas, malu hingga rendah diri ketika berada di lingkungan kampus.

Tekanan emosional yang terjadi dapat berdampak pada penurunan kinerja akademik mahasiswa. Mereka bisa saja mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian pada pembelajaran, berkurangnya minat pada pendidikan dan merasa tidak aman ketika berada di lingkungan kampus. 

BACA JUGA: CARA BERTAHAN DARI KEHIDUPAN KAMPUS YANG PENUH UNSUR POLITIK

5. PEMBATASAN AKSES ATAU PELUANG

Tradisi senioritas yang berlebihan juga dapat menciptakan terbatasnya akses dan peluang bagi mahasiswa junior. Hal ini disebabkan tradisi senioritas dapat menjadi hambatan bagi mahasiswa junior untuk dapat mengakses sumber daya yang sama dengan mahasiswa senior. Sebagai pemegang kekuasaan yang lebih tinggi, mahasiswa senior pasti akan meminta diutamakan, meskipun sebagai mahasiswa mereka memiliki hak yang sama dalam mengakses sumber daya atau fasilitas.

Akibatnya, mahasiswa junior tidak mendapat kesempatan dan peluang yang sama. Hal ini dapat berakibat pada terhambatnya kemajuan karir, pengembangan profesional, atau partisipasi mahasiswa junior dalam kegiatan yang penting.

6. TERCIPTANYA SIKLUS UNTUK BALAS DENDAM

Perasaan tidak terima, marah dan kecewa yang dirasakan mahasiswa junior bisa menjadi dendam yang akan ditujukan pada mahasiswa junior generasi selanjutnya. Yah, karena sudah menjadi tradisi, maka praktik senioritas ini akan diturunkan dari generasi ke generasi. Merasa diperlakukan tidak adil dan tidak pantas, bukan hal yang mustahil bagi mahasiswa junior (yang telah menjadi senior) akan menerapkan praktik yang sama kepada mahasiswa yang lebih junior.

Pada akhirnya ini akan menjadi siklus dan terus menerus berulang, hingga ada mahasiswa yang cukup waras untuk memutus rantai tradisi. Jika senioritas terus dijadikan tradisi, maka lingkungan perkuliahan akan menjadi diskriminatif, rentan terhadap terjadinya kekerasan dan sebagainya.

BACA JUGA: KULIAH DI KAMPUS TOP: WORTH IT GAK BUAT KARIR?

Pada intinya, hampir tidak ada hal-hal yang bermanfaat dari tradisi senioritas, sebab senioritas itu perihal siapa yang lebih berkuasa. Dan sudah sepantasnya, tradisi-tradisi yang merugikan harus dihilangkan dan diganti dengan hal-hal tentang kebersamaan atau toleransi. Lalu bagaimana menurutmu, apakah tradisi senioritas harus dihilangkan? (*/) (Photo credit: Keira Burton)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Kal

Seorang gadis sederhana dengan pikiran ruwet. Punya kecanduan sama film serta buku.