Sejak zaman dahulu kala, manusia tidak bisa dipisahkan dari seni. Tidak hanya menjadi sarana hiburan, tapi seni juga menjadi sarana penyembuhan dan ekspresi diri bagi siapapun yang terlibat di dalamnya.
FROYONION.COM - Seni begitu luas. Satu-satunya hal yang begitu bebas dan tanpa pembeda. Tidak ada tabu dalam sebuah karya seni. Semua sah-sah saja dan selalu memiliki penikmatnya sendiri.
Bahkan, dalam perspektif lain, seni memiliki peran dalam bidang kesehatan mental, pemulihan trauma, serta pengembangan diri.
BAGAIMANA SENI BERFUNGSI SEBAGAI TERAPI?
- Sebuah upaya mengekspresikan diri : Seni dapat menjadi perantara bagi seseorang untuk menggambarkan hal yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Seperti yang dibahas sebelumnya, bahwa seni merupakan bahasa yang bebas, dapat menjadi media yang aman untuk meluapkan perasaan seseorang.
- Membantu dalam pengolahan stress : Ketika seseorang sedang melukis, sama saja ia sedang melakukan relaksasi diri karena mengekspresikan sesuatu yang ada di dalam pikirannya. Menurut penelitian Journal of The American Art Therapy Association, seseorang bisa mengurangi tingkat stressnya dengan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan seni. Bahkan, dilandaskan dari pengamatan University of California San Fransisco, kegiatan melukis dapat memberikan dampak positif terhadap psikologi pasien penderita kanker. Dengan melukis mereka dapat merasa lebih tenang dan mampu melewati masa-masa pengobatannya.
- Memulihkan rasa trauma : Trauma yang dialami seseorang dapat sangat mengganggu hari-hari dan kegiatan yang berjalan. Namun, ternyata seni dapat secara efektif membantu seseorang untuk pulih dari rasa trauma. Dengan seni, seseorang mampu menggambarkan trauma yang pernah mereka alami, sehingga ia mampu mengenal dirinya sendiri lebih lagi. Seperti yang banyak dialami oleh para seniman mendunia, yang menjadikan seni sebagai sarana menggambarkan diri, trauma kelam, ataupun pengalam pribadi miliknya. Contohnya adalah seniman asal Jepang yang tinggal di Jerman Chiharu Shiota. Pamerannya di Jakarta, tepatnya di Museum Macan dengan tema “The Soul Trembles” menjadi salah satu hasil karya seni yang hadir dari pengalaman pribadi, pemikiran dirinya tentang masa lalu, kematian, kesepian, mimpi, bahkan ketiadaan.
- Mensejahterakan sisi emosional pelaku seni : Ketika seseorang memulai untuk membuat suatu karya seni, mulai mengekspresikan diri, suasana hati akan berubah menjadi lebih baik dan positif. Hal tersebut akan membantu ia untuk meningkatkan kepercayaan diri. Terkadang, hanya memandang karya yang dibuat dengan tangan sendiri, akan menciptakan sebuah perasaan puas dan menyenangkan. Hal ini baik untuk setiap orang.
- Pengenalan diri : Setiap seniman memiliki identitas masing-masing. Baik itu seni tulisan, seni lukisan, musik, dan lain sebagainya. Lukisan misalnya, Frida Kahlo terkenal dengan lukisan potret dirinya dan itu telah menjadi identitas baginya, begitu juga dengan Vincent Van Gogh yang terkenal dengan lukisan pemandangannya juga merupakan aliran ekspresionisme.
BACA JUGA: REPERTOAR HUJAN ORANG MATI DARI MELBI TURUT RAYAKAN HARI RAYA SENI ARTJOG 2023
SENI MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN MOTORIK
Tidak hanya dalam dunia psikologi, seni juga dapat membantu dalam memulihkan motorik manusia. Banyak terapis okupasi menggunakan seni untuk membantu pengembangan fungsi kognitif dan sensorimotor pasien, otot-otot koordinasi mata dan tangan, hingga membantu ketangkasan dan kecepatan jari.
Menurut Nuryanti Yamin, Ortopedagog dan Co-Founder Drisana Center seni merupakan salah satu sarana yang sering digunakan dan terbukti apuh, untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi serta interaksi sosial Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Membantu ABK dalam pemrosesan sensorik, melatih emosional, konsentrasi dan juga motorik mereka.
Kesimpulannya, seni tidak hanya selalu untuk media penghibur dan sekedar “estetika” di mata apalagi untuk kebutuhan sosial media. Seni memiliki peran lebih besar. Menjadi terapi dan sarana mengekspresikan diri. (*/)