AI adalah salah satu teknologi yang saat ini sedang dominan di banyak bidang industri, salah satunya industri kreatif. Lalu sejauh mana AI ini dapat membantu pekerjaan di industri kreatif?
FROYONION.COM - Kecerdasan buatan alias AI bukanlah hal yang baru lagi ya Civs, kita sering melihatnya di film-film Hollywood terutama film Iron man. Tony Stark dengan asisten pribadinya bernama Jarvis adalah gambaran bagaimana AI itu digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Banyak sektor pekerjaan mulai terancam dengan adanya AI dan robotik ini, seperti yang banyak dibicarakan adalah nasib para teller bank yang dikabarkan bakal digantikan oleh robot.
Lalu bagaimana dengan bidang industri media kreatif seperti pekerjaan seorang desainer grafis? Sejauh ini, sebenarnya desainer grafis berada pada risiko yang relatif rendah.
Kalau kita berbicara mengenai industri desain grafis ini Civs, kita akan tahu bahwa sebenarnya para desainer grafis juga memiliki dua perspektif yang berbeda dan berlawanan tentang masalah ini.
Bagi sebagian orang, AI adalah masa depan industri desain grafis yang memungkinkan seorang desainer grafis bisa menghasilkan desain dengan fasilitas yang lebih baik. Sementara pendapat yang lain mengatakan, AI merupakan ancaman bagi seorang desainer grafis dan akan menggantikan keberadaan mereka.
Tapi nyatanya perbedaan antara AI dan seorang desainer grafis sangatlah signifikan, lo bisa simak perbedaan yang sangat mendasar dari keduanya di bawah ini Civs.
Seperti akhir-akhir ini tercipta satu AI terbaru yang bisa membantu pekerjaan desainer grafis, AI itu diberi nama DALL-E2.
AI ini bisa mengubah kalimat yang kita tulis menjadi sebuah gambar hanya dalam hitungan detik. Kalimat deskripsi ini disebut sebagai prompt, dan bisa diisi sampai dengan 400 karakter. Bisa dibilang DALL-E2 merupakan sebuah game changer di dunia desain grafis. Gila nggak tuh, tinggal nulis beberapa kalimat udah jadi gambar yang keren. Nggak perlu belajar desain udah bisa. Tapi semua itu berdasarkan template yang sudah disediakan oleh para desainer yang asli.
Seperti contoh paling mudah, kita bisa melihat tool desain logo online gratis yang banyak disediakan oleh website. Pembuatan logo online ini mengambil informasi dari pengguna dan menampilkan template terkait untuk menghasilkan desain logo yang sesuai dengan kalimat perintah yang telah mereka masukkan. Dan hal ini sifatnya sangat terbatas, serta kita nggak akan bisa meminta AI ini untuk membuat suatu desain yang sangat kompleks dan benar-benar customized. Untuk saat ini hal itu sangat sulit dijangkau, mesin nggak akan bisa menerjemahkan brief dari klien yang rumit dan penuh tanda tanya serta revisi yang berulang-ulang.
Nyatanya pekerjaan seorang desainer grafis mencakup pembuatan dan pemrosesan informasi yang tidak terstruktur. Dan seorang desainer grafis yang profesional harus bisa berhubungan dengan orang lain, desainer grafis diharapkan tidak hanya memiliki skill kreatif tetapi juga keterampilan sosial dan memecahkan masalah. Mengutip dari id.iit.edu seorang analis teknologi bernama Rob Girling menjelaskan bahwa pekerjaan desainer grafis ditentukan oleh kecerdasan sosial dan kreatif, keterampilan yang menuntut pemecahan masalah secara kreatif, empati, negosiasi, persuasi, dan pembingkaian masalah.
Para desainer grafis akan dituntut untuk lebih kreatif lagi, bertindak sebagai kurator yang dibantu oleh teknologi. Ini menunjukkan bahwa seorang desainer grafis akan memberikan arahan yang sesuai dengan keperluan kepada mitra AI mereka, termasuk tujuan, kendala, dan masalah spesifik yang perlu dipecahkan. Sementara AI berkembang, dan membutuhkan kolaborasi dan umpan balik kurator dari desainer grafis agar AI bisa terus tumbuh dan belajar.
Pada akhirnya, AI akan memungkinkan desainer grafis untuk membuat bentuk yang tidak mungkin dibuat oleh manusia sendirian, hal ini akan membuat pekerjaan mereka lebih baik dengan menyarankan peningkatan bertahap berdasarkan pemahaman mendalam tentang inspirasi dan pengaruh serta pengalaman dari desainer grafis mereka dan kehadiran AI akan menjadi alat yang sangat diperlukan.
Maka sebagai desainer grafis bukan saatnya untuk menghindar dari teknologi baru, seorang desainer grafis bisa melihatnya sebagai alat yang akan membuat pekerjaan lebih baik, membebaskan diri dengan menghilangkan tugas-tugas yang membosankan, membantu untuk menuju karya kreatif yang lebih unik, lebih berkonsep tinggi dan emosional. Selama desainer dapat belajar untuk beradaptasi dan bekerja dengan teknologi baru, hal itulah yang membantu manusia mempertahankan peranannya di bidang apa pun dan tak tergantikan oleh AI.
Kalau lo gimana Civs, udah ngerasain kebantu dengan hadirnya AI apa belum atau malah sebaliknya merasa terancam dengan hadirnya AI? (*/)
BACA JUGA: APAKAH KECERDASAN BUATAN BISA GANTIKAN KREATIVITAS MANUSIA?