Perlombaan panjat pinang merupakan salah satu tradisi di Indonesia, namun dibalik keseruannya terdapat sejarah yang menyedihkan, mari simak Civs.
FROYONION.COM – Semarak kemeriahan Hari ulang tahun Kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang ke-77 tahun masih sangat terasa ya Civs. Dalam ulang tahun yang ke-77 ini tema yang diangkat adalah “Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat”, tema ini dipilih karena menggambarkan kondisi Indonesia dalam 2 tahun terakhir yang bergelut dengan Covid-19.
Dengan tema tersebut, maka diharapkan bahwa negara kita Indonesia bisa lebih cepat pulih dan bisa bangkit lebih kuat, entah dari faktor ekonomi maupun yang lainnya.
Dalam melaksanakan lomba 17-an di Indonesia, banyak sekali perlombaan yang dilakukan, salah satunya adalah “Panjat Pinang”, permainan yang menyenangkan serta seru ini biasanya dilakukan pada saat perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia, perlombaan ini dilakukan di beberapa daerah maupun dilakukan di seluruh penjuru Indonesia.
Tentunya kalangan anak muda di Indonesia juga sudah pasti tahu tentang perlombaan panjat pinang, apalagi banyak anak muda Indonesia juga memiliki ide kreatif, hal-hal mengenai hadiah maupun yang lainnya juga menjadi lebih menarik pastinya, tidak hanya bahan pokok, bahkan mungkin tas, handphone, maupun hadiah yang menarik lainnya.
Selain itu, seiring berjalannya waktu pasti juga akan muncul lomba-lomba yang lainnya, seperti hal-hal yang menyangkut tentang teknologi juga, seperti lomba E-sport dan sebagainya.
Namun, dengan adanya teknologi yang semakin mahir, diusahakan kita jangan sampai melupakan perlombaan tradisional yang sudah menjadi budaya kita sejak dari masa penjajahan. Karena dibalik kelamnya sejarah perlombaan ini, terdapat juga nilai-nilai positif di dalam perlombaan ini.
1. PERMAINAN YANG BERASAL DARI BELANDA
Perlombaan ini sebenarnya berasal dari masa penjajahan Belanda, orang-orang yang boleh melakukan ini merupakan orang pribumi saja. Perlombaan ini dulunya dikenal dengan nama “De Klimmast” oleh orang Belanda, yang berarti dalam bahasa Indonesia yaitu memanjat tiang.
Panjat pinang di jaman dahulu, biasanya dilakukan setiap tanggal 31 Agustus untuk merayakan hari ulang tahun ratu Belanda yaitu Ratu Wilhelmina. Namun tidak hanya itu, masyarakat belanda juga melakukan tradisi ini pada saat melaksanakan acara pernikahan orang belanda atau hajatan orang Belanda.
Hadiah yang diperebutkan merupakan bahan-bahan pokok, seperti tepung, kopi, gula, keju, baju, atau barang lainnya yang termasuk barang mewah bagi orang pribumi pada saat itu. Orang-orang pribumi memanjat pohon pinang tersebut dengan cara yang tidak mudah, karena pohon pinang tersebut sudah dilumuri oli maupun minyak, supaya sulit untuk mendapat hadiah yang berada di puncak pohon pinang.
Disitu orang-orang Belanda yang menonton hanya menertawai orang-orang pribumi yang berusaha memanjat pohon pinang tersebut, mereka hanya menganggap hal tersebut adalah lelucon.
2. PRO DAN KONTRA TENTANG PERLOMBAAN PANJAT PINANG
Untuk orang-orang yang mungkin masih belum bisa melupakan tentang masa-masa penjajahan, maka akan menolak untuk melakukan perlombaan panjat pinang tersebut. Masyarakat yang kontra beranggapan, bahwa lomba ini dapat melukai nilai-nilai kehidupan bagi masyarakat Indonesia.
Hal ini juga mengingatkan bahwa perlombaan tersebut merupakan tradisi dari Belanda, apalagi penjajahan yang dilakukan oleh orang Belanda tidak sebentar, yaitu 350 tahun. Masa-masa yang sulit untuk bangsa Indonesia saat itu malah dijadikan alat sebagai lelucon oleh bangsa Belanda.
Namun masyarakat yang “Pro” juga mengungkapkan, bahwa dengan adanya perlombaan ini, menjadikan masyarakat Indonesia selalu menjunjung tinggi nilai gotong royong, dengan memanfaatkan tenaga beberapa orang untuk mencapai puncak, karena gotong royong merupakan salah satu hal yang melekat pada bangsa Indonesia juga.
Selain itu, dalam permainan panjat pinang juga membutuhkan nilai untuk saling membantu, sifat pantang menyerah juga merupakan suatu hal yang positif dalam perlombaan panjat pinang untuk masyarakat Indonesia
Selain itu, panjat pinang juga dapat meningkatkan hubungan sosial antar masyarakat Indonesia.
3. TIDAK HANYA ADA DI INDONESIA
Mungkin banyak juga anak muda yangmengetahui bahwa perlombaan panjat pinang ini dilakukan hanya di Indonesia saja. Namun kabarnya, perlombaan ini juga dilakukan di beberapa negara penjuru dunia. Diantaranya adalah, China pada saat zaman “Dinasti Ming” tahun 1368-1644 permainan ini dikenal dengan nama “qianggu”, di Amerika Serikat, perlombaan ini di adakan untuk mengenang peristiwa pada 25 November 1783, perlombaan ini di Amerika Serikat dinamakan “Greasy Pole”. Bahkan perlombaan ini juga diadakan di Spanyol, Italia dan beberapa negara lainnya, mereka melakukan perlombaan tersebut disesuaikan dengan tradisi dari masing-masing negara tersebut.
Nah Civs, dengan adanya sejarah yang seperti itu, kita sebagai anak muda tidak boleh terprovokasi dengan hal-hal yang menyangkut hal tersebut. Bagaimanapun, bangsa kita juga sudah Merdeka dan saat ini sudah berusia 77 tahun.
Bagi kalian yang mungkin masih berpikiran untuk tidak memainkan perlombaan ini tidak apa-apa, tetapi bagi kalian yang mau melakukan perlombaan ini juga tidak apa-apa. Karena perlombaan ini juga bersifat menghibur untuk kita semua.
Dengan adanya nilai-nilai positif di dalamnya seperti nilai gotong royong, pantang menyerah, dan sebagainya. Membuat masyarakat kita supaya kita semua bisa lebih peduli serta mengetahui orang-orang di sekitar kita.
Sebagai anak muda, kita memang perlu mengetahui sejarah. Namun, kita sebagai anak muda juga harus tetap berpikir kedepannya. Dengan hal-hal apapun yang semakin modern, saat ini kita juga bisa bekerja sama dengan negara-negara lainnya, sehingga dapat mewujudkan cita-cita kita masing-masing.
Jangan selalu terpaku dengan masa lalu, tetapi kita juga harus selalu menatap kedepan untuk mencapai apa yang diharapkan dari masa lalu. (*/)