Dalam sebuah hubungan, kadang seseorang merasa hanya menjadi pilihan kedua, bukan yang utama. Fenomena "second potato" ini terjadi ketika pasangan kalian masih mengingat atau bahkan mengidolakan orang lain.
FROYONION.COM - Pernahkah merasa hubungan yang sedang dijalani tidak memberikan kepuasan seperti yang seharusnya?
Kadang, kita tak bisa mengelak dari kenyataan bahwa kita hanya menjadi pilihan kedua dan bukan yang utama. Peristiwa seperti ini sering kali terjadi, meski sulit untuk disadari.
Tak jarang seseorang merasa bahwa dirinya bukanlah "yang pertama" dalam hidup pasangannya, melainkan sekadar pilihan cadangan atau second choice.
Hal ini bisa berujung pada ketidakbahagiaan dan bahkan kehancuran hubungan itu sendiri.
Dikutip dari Gramedia.com, dalam konteks hubungan, istilah "second choice" merujuk pada situasi di mana seseorang merasa tidak menjadi prioritas utama bagi pasangannya.
Artinya, ada orang lain yang dianggap lebih penting atau lebih diperhatikan daripada mereka dalam hubungan tersebut.
Perasaan ini bisa muncul dalam berbagai situasi. Misalnya, seseorang merasa bahwa pasangan mereka lebih sering memilih menghabiskan waktu dengan orang lain, seperti teman atau keluarga, ketimbang dengan mereka.
Bisa juga mereka merasa bahwa pasangan lebih dekat secara emosional atau fisik dengan orang lain dibandingkan dengan diri mereka.
BACA JUGA: FANGIRL DAN FANBOY HARUS TAU! AWAS KENA JEBAK PARASOCIAL RELATIONSHIP
Mari kita bayangkan sejenak sebuah cerita. Dilansir dari Psychology Today, Joe adalah seorang pria yang sangat beruntung bisa menjalin hubungan dengan Brittany.
Dia merasa tertarik pada Brittany, baik dari segi fisik maupun kepribadiannya. Brittany adalah tipe wanita yang menyenangkan, pintar, dan penuh energi. Namun, di balik itu semua, ada hal yang mengganjal.
Brittany pernah menceritakan bahwa dia memiliki hubungan masa lalu yang sangat sulit, dan bahkan menyebutkan bahwa dia masih memiliki perasaan terhadap seseorang yang pernah menjadi kekasihnya sebelum Joe.
Ternyata, orang yang dimaksud adalah pria yang tinggal sangat jauh, lebih dari seribu mil jauhnya. Saat Joe dan Brittany mulai berkencan, pria tersebut sudah menikah dan tampaknya bahagia dengan keluarganya.
Namun, meskipun semua tampak selesai, kenyataan yang tidak disadari Joe adalah bahwa Brittany masih menyimpan perasaan yang mendalam untuk pria itu.
Inilah yang kita sebut dengan "Second Potato" di mana seseorang merasa hanya menjadi pilihan kedua, bukan yang pertama di hati pasangannya.
Fenomena merasa sebagai second choice atau "pilihan kedua" dalam sebuah hubungan sering kali terjadi, baik disadari maupun tidak.
Banyak orang merasa bahwa pasangan mereka masih memikirkan atau bahkan mengidolakan orang lain, entah itu mantan kekasih atau seseorang yang sebelumnya memiliki hubungan lebih dekat dengan mereka.
Perasaan seperti ini sering muncul tanpa disadari, namun bisa merusak kualitas hubungan yang sedang dijalani.
Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2005 (Geher et al.) mengungkapkan betapa pentingnya perasaan terhadap pasangan saat ini dan perbandingannya dengan mantan pasangan dalam hubungan jangka panjang.
Dalam penelitian tersebut, lebih dari 150 orang dewasa yang sedang menjalin hubungan jangka panjang dan memiliki pengalaman hubungan sebelumnya ikut serta.
Sebagian besar peserta menganggap pasangan mereka saat ini lebih baik dalam berbagai aspek dibandingkan dengan mantan mereka.
BACA JUGA: PLATONIC RELATIONSHIP: KARENA CINTA NGGAK MELULU SOAL NAFSU
Namun, hasil yang mengejutkan muncul ketika mengukur tingkat kepuasan dalam hubungan.
Temuan utama dari penelitian ini adalah bahwa kepuasan hubungan yang rendah sangat berkaitan dengan fenomena, di mana salah satu pasangan lebih mengagumi mantan kekasih mereka, dibandingkan dengan pasangan yang mereka miliki saat ini.
Secara umum, mereka yang merasa lebih menyukai mantan pasangan daripada pasangan yang ada sekarang cenderung mengalami tingkat kepuasan yang sangat rendah dalam hubungan mereka.
Penelitian lanjutan mengungkapkan bahwa efek ini bahkan bisa terdeteksi secara fisiologis. Dengan hanya memikirkan mantan pasangan secara positif, tubuh peserta menunjukkan respons "fight or flight" reaksi fisiologis terhadap ancaman yang dapat diukur melalui berbagai indikator tubuh.
Maka, jika salah satu pasangan dalam hubungan lebih menghargai mantan pasangan daripada pasangannya yang sekarang, hal ini bisa menjadi tanda buruk bagi kelangsungan hubungan tersebut.
Perasaan ini tidak hanya mempengaruhi pandangan mereka terhadap hubungan yang sedang dijalani, tetapi juga bisa memicu respons fisik berupa stres dan ketegangan dalam tubuh.
Setiap orang tentu ingin menjadi prioritas dalam hubungan, namun sebelum terjebak dalam peran sebagai "pilihan kedua," ada baiknya mengenali tanda-tanda sejak awal.
Salah satunya adalah perhatian yang datang mendadak dari pasangan setelah sebelumnya tidak menunjukkan ketertarikan.
Ini bisa jadi indikasi bahwa dia hanya mendekat karena ditolak oleh orang yang sebenarnya dia incar.
Selain itu, jika selama masa pendekatan (PDKT) dia lebih sering memprioritaskan keinginannya sendiri tanpa mempertimbangkan keinginan atau pendapatmu, itu juga bisa menjadi tanda bahwa kamu bukanlah prioritas utama baginya.
Terakhir, jika dia sering menunda-nunda untuk memberikan kepastian atau komitmen, kemungkinan besar dia masih menunggu keputusan dari perempuan lain yang lebih dia inginkan.
Jika merasa terjebak dalam hubungan di mana hanya menjadi pilihan kedua, penting untuk memulai introspeksi diri. Menyadari bahwa perasaan tersebut ada adalah langkah pertama menuju perubahan.
Ketika seseorang merasa lebih dihargai sebagai individu dan tidak hanya sebagai pelengkap dalam hidup pasangan, perasaan tersebut bisa membantu memperbaiki dinamika hubungan yang ada.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi perasaan sebagai second choice. Salah satunya adalah berbicara dengan pasangan secara terbuka dan jujur tentang perasaan yang ada.
Tidak jarang, pasangan tidak menyadari perasaan terabaikan yang dialami. Dengan komunikasi yang baik, masalah ini bisa diatasi dan hubungan bisa menjadi lebih sehat.
Jika perasaan ini tidak bisa diubah, mungkin sudah saatnya untuk mengevaluasi kembali hubungan tersebut. Jangan terus bertahan dalam hubungan yang tak memberikan kebahagiaan dan kepuasan emosional.
Setiap orang berhak untuk diprioritaskan dan dicintai dengan sepenuh hati. Ketika merasa hanya sebagai pilihan cadangan, hubungan tersebut berpotensi untuk terus-menerus mengalami ketegangan dan ketidakbahagiaan.
Penting untuk menyadari bahwa setiap orang layak mendapatkan hubungan yang penuh cinta dan perhatian.
Jika merasa hanya sebagai second choice, mungkin ini saatnya untuk memberi ruang bagi diri sendiri untuk menemukan seseorang yang benar-benar melihat diri sebagai prioritas utama.
Hubungan yang sehat adalah hubungan di mana kedua pihak saling menghargai dan memprioritaskan satu sama lain.
Mungkin sulit untuk meninggalkan seseorang yang sudah lama dikenal dan yang kita sayangi, tetapi kita harus ingat bahwa hidup ini penuh dengan peluang.
Tidak ada yang lebih berharga daripada mencintai diri sendiri dan merasa dihargai dalam hubungan.
Ketika satu pintu tertutup, pintu lain yang lebih baik akan terbuka, memberikan kesempatan untuk menemukan cinta yang lebih tulus dan saling mendukung.
Jangan pernah merasa terjebak dalam hubungan yang membuat merasa menjadi "Second Potato." Setiap orang berhak merasakan cinta yang sepenuhnya, bukan hanya menjadi pilihan cadangan.
Ingatlah bahwa dalam hidup ini, kita hanya punya satu kesempatan untuk menjalani hubungan yang sehat dan memuaskan. Jangan biarkan diri menjadi sekadar pilihan kedua, kamu lebih layak dari itu. (*/)