Pekerjaan di dunia kreatif memang saat ini lagi ngetren dan sedang digandrungi oleh anak-anak muda di indonesia saat ini, dari mulai seorang content creator, designer, freelancer, dan sejenisnya. Namun seberapa perlukah Investasi buat anak muda khususnya buat pekerja kreatif?
FROYONION.COM - Pada 6 Juli lalu di acara webinar Road to G20-Securitization Summit 2022 Menkeu Sri Mulyani membeberkan bahwa semakin meningkatnya inflasi saat ini, masyarakat khususnya anak muda indonesia akan makin sulit untuk membeli rumah. Hal ini disebabkan oleh peningkatan harga bahan bangunan dan tanah yang akan semakin terus melonjak setiap tahun-nya sejalan dengan naiknya suku bunga KPR yang tinggi sehingga masyarakat cukup sulit untuk memiliki hunian.
Selain itu, hal ini juga dikarenakan adanya inflasi tinggi yang dipicu akibat inflasi pangan yang disebabkan oleh perang antara Rusia-Ukraina sehingga saat ini inflasi di indonesia per Juni 2022 mencapai 0,61%.
Kenaikan ini diprediksi akan terus naik sehingga ini berdampak kepada masyarakat khususnya anak muda karena mereka tidak bisa mengikuti daya beli atau Purchasing power.
“Purchasing power mereka (generasi muda) dibandingkan harga rumahnya lebih tinggi harga rumahnya, sehingga mereka akhirnya end up dengan tinggal di rumah mertua atau sewa. Itu kalau mertuanya punya rumah juga. Kalau nggak punya rumah, itu juga jadi masalah lebih lagi, jadi masalahnya menggulung per generasi,” kata Menkeu Sri Mulyani dalam webinar.
Waduh jadi makin takut aja nih!
Namun, bagaimana dengan nasib anak muda di indonesia, terkhusus anak-anak muda yang memiliki pekerjaan sebagai pekerja kreatif seperti freelancer yang notabene pekerjaan ini memiliki gaji yang relatif turun naik atau bisa dibilang nggak pasti karena mungkin tergantung dari klien. Berbeda dengan pekerja kreatif yang dinaungi oleh perusahaan atau seorang PNS yang sudah terjamin gajinya meskipun gaji nggak begitu banyak.
Meskipun begitu, generasi milenial tetap akan sulit kedepannya untuk membeli rumah karena harga rumah atau properti yang semakin tinggi tidak sebanding dengan pendapatan mereka.
Terjadinya inflasi ini tentu akan berdampak pada banyak orang termasuk para pekerja kreatif di indonesia karena gaji atau penghasilan mereka hanya akan stagnan atau malah relatif turun, namun harga rumah/properti semakin bertambah. Maka dari itu untuk meminimalisir terjadi resiko atau ancaman seperti ini kedepannya, ada baiknya kita mulai sadar tentang investasi, entah untuk tujuan membeli rumah atau sekedar menyiapkan dana darurat jika kita tidak sanggup membeli properti.
Tapi apakah investasi ketika terjadi inflasi adalah cara yang tepat?
Memang bagi sebagian investor memandang investasi di saat inflasi adalah hal yang buruk, namun tidak sepenuhnya investor seperti itu, malah melakukan investasi bisa memerangi saat terjadi inflasi.
Nah, ada beberapa cara untuk memulai investasi yang bisa kita coba, yaitu;
1. SAHAM
Saham secara sederhana adalah hak kepemilikan pada suatu perusahaan. Saat seseorang memiliki saham atas suatu perusahaan, artinya dia memiliki sebagian dari perusahaan atau ikut berkontribusi dalam mengembangkan atau membangun suatu perusahaan.
Seperti layaknya obligasi, saham-pun juga memiliki beberapa macam jenis saham serta bermacam perusahaan yang bisa kita beli saham-nya.
Jika kita teliti dalam memperhatikan perusahaan mana yang akan kita beli saham-nya dengan baik, tentu ke depan akan dapat menguntungkan bagi kita sebab kita bisa mengetahui perusahaan mana yang memiliki prospek yang baik sehingga return yang akan dihasilkan juga lebih banyak. Hal tersebut juga tergantung dari profil risiko kita.
High risk = high return, dan sebaliknya.
2. OBLIGASI
Obligasi kalau bahasa gampangnya si kaya pinjaman. Kita meminjamkan uang kita pada suatu perusahaan atau negara, dan kemudian sebagai bentuk timbal baliknya yaitu kita diuntungkan dengan bunga yang dihasilkan sesuai dengan jumlah nilai yang kita pinjamkan.
Di obligasi kita juga bisa memilih jangka waktu yang kita inginkan yaitu bisa 3 tahun atau 5 tahun dan seterusnya serta kita juga bisa mengetahui berapa banyak uang yang akan kita dapatkan pada saat jatuh tempo.
Seperti instrumen lain, obligasi memiliki banyak jenis dan macamnya, kalian bisa coba investasi di instrumen obligasi karena memiliki resiko yang lebih kecil daripada investasi di saham.
3. REKSADANA
Reksadana yaitu singkatnya adalah suatu bentuk investasi yang dikumpulkan dari beberapa investor lain yang melibatkan manajer investasi untuk menyalurkan atau melakukan investasi ke berbagai instrumen keuangan seperti reksadana pasar uang, saham, pendapatan tetap, dan reksadana campuran.
Dalam reksadana, uang yang kita investasikan dari beberapa investor lain nantinya akan melalui manajer investasi terlebih dahulu kemudian manajer investasi akan mengalokasikan dana yang cocok untuk para investor ke beberapa jenis instrumen tadi. Tentu hal ini akan ada biaya fee yang harus diberikan kepada manajer investasi sebagai pemberi jasa.
Dari beberapa jenis reksadana tadi tentu memiliki tingkat risiko yang berbeda-beda hal tersebut kembali lagi tergantung dengan profil risiko yang akan kita ambil.
Namun yang cukup menarik yaitu di reksadana kita bisa menjualnya kapan saja atau bisa dicairkan kapan saja [liquid].
Jadi mungkin itulah ketiga cara untuk menyiasati terjadi beberapa resiko ancaman seperti inflasi dan lain sebagainya, bagi anak muda di indonesia dengan berbagai latar belakang pekerjaan termasuk pekerja kreatif agar mungkin kedepannya bisa mempersiapkan diri dengan lebih siap lagi. (*/)