In Depth

SEBERAPA PENTING PERSONAL BRANDING DI DUNIA KERJA?

Nggak gampang rasanya buat dapet sebuah pekerjaan kalo kualifikasi kita nggak disertai dengan branding-an yang kuat dan menarik, apalagi di masa pandemi kayak sekarang, lamaran kerja dibales HR aja bersyukur banget cuy!

title

Setiap orang punya citra masing-masing, baik itu citra positif ataupun negatif. Tapi, apakah citra bisa dinilai lebih penting dari kualifikasi dan eligibility seseorang di dunia kerja?

FROYONION.COM – Civs, kalian pernah nggak kalo lagi main IG atau TikTok ngeliat seorang influencer atau internet personality yang keliatan nyeleneh tapi penikmatnya banyak banget? Atau ngeliat seorang influencer yang gayanya formal banget kayak pegawai kantoran yang jarang senyum tapi tetep banyak juga yang follow dan nikmatin kontennya?

Nah, ini tuh sebuah konsep yang dinamakan Personal Branding, cuy. Konsep tentang diri kita yang dipersepsikan atau diingat oleh orang lain, dan itu dibangun dari effort branding-an kita sendiri, dan bisa juga tentang gimana kita mempresentasikan diri kita di hadapan orang lain, baik di dunia online dan juga di dunia nyata.

Terlebih lagi, di zaman yang semakin maju ini gue rasa online presence tuh makin jadi komponen penting buat masa depan seseorang. Kayak lo tuh harus bisa tampil dan juga terlihat menarik di depan banyaknya saingan yang mungkin punya target yang sama kayak lo, misalnya kayak pas lagi nyari kerja.

Nggak gampang rasanya buat dapet sebuah pekerjaan kalo kualifikasi kita nggak disertai dengan branding-an yang kuat dan menarik, apalagi di masa pandemi kayak sekarang, lamaran kerja dibales HR aja bersyukur banget cuy!

Kalo ngomong soal HR, recruiter, talent acquisition, atau terminologi lain yang intinya soal perekrutan karyawan baru, satu nama yang langsung muncul di kepala gue adalah Josephine Angelina a.k.a Angel nih, Civs. Doski merupakan salah seorang recruiter di salah satu perusahaan e-commerce, dan juga seorang internet personality atau influencer yang suka banget bikin konten menarik seputar rekrutmen kerja. Meskipun kontennya berbau hal kerja, tapi gaya dan pembawaan doski fleksibel banget dan nggak kaku. Buat yang kepo, boleh cek langsung aja akun doski @lushitfer di TikTok. 

Angel merupakan mahasiswi lulusan Psikologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Doski cerita kalo awalnya tuh dia punya minat di Psikologi Klinis dan pengen jadi psikolog. Tapi semenjak doski ikut magang di Polda Metro Jaya sebagai HR, jadinya makin ke sini doski makin tertarik buat mencari pengalaman lebih banyak di dunia recruitment.

Nggak cuma aktif kerja di perusahaan e-commerce dan jadi influencer di TikTok, doski juga sering banget jadi speaker di webinar-webinar tentang self-development dan sekarang juga berperan sebagai co-founder sebuah startup.

Dari sini, gue tertarik banget buat bahas lebih lanjut tentang personal branding dari sisi seorang recruiter. Seberapa pentingnya personal branding, sampe ke urgensi untuk punya personal branding buat kebaikan para pencari kerja, Civs.

Bersyukurnya juga, gue bisa dapet kesempatan buat ngobrol-ngobrol ama doski tentang pentingnya personal branding buat kita di dunia kerja.

“Sebenernya personal branding tuh gimana kita mencitrakan diri kita kan, dan dulu mungkin sebelum tahun-tahun ini orang yang harus punya personal branding yang jaga image gitu adalah orang penting kan, kayak publik figur terus kayak pejabat gitu. Tapi, secara nggak sadar kita itu punya loh personal branding, biarpun sengaja atau nggak disengaja.” Jelasnya.

Lebih lanjut, doski bilang kalo misalkan kita ngerti konsep dari personal branding, kita jadi lebih aware nih mana kepribadian atau kemampuan yang mau di highlight dan mana yang mau dikesampingkan.

“Gue merasa sebagai recruiter, kandidat-kandidat yang terpilih itu adalah yang punya personal branding yang kuat. Kalo lo punya image, dan tau lo mau dipersepsikan sebagai apa, lo tau gimana caranya mempresentasikan diri lo, dan itu bener-bener penting ketika lo kerja. Gue sebagai recruiter pasti memilih orang-orang yang karakternya kuat dan juga dibutuhkan oleh perusahaan, dan caranya lo memperlihatkan lo cocok atau nggak kan dengan menciptakan personal branding yang sesuai, gitu.” Jelasnya lebih lanjut.

Gue pribadi menganggap, kalo kita tuh perlu menyesuaikan branding kita dengan sesuatu yang kita tuju. Misalkan kita ngelamar kerja sebagai Sales, kita perlu untuk menunjukkan kalo kita orangnya ceria, nggak gampang nyerah, dan nggak malu-malu untuk jawab pertanyaan ketika kita lagi di-interview sama HR.

Apakah personal branding itu jadi komponen utama ketika kita ngelamar kerja?

“Pastilah, gue ngerasa di setiap aspek hidup itu ada aspek sales, nggak mungkin nggak, jadi kalo kita mau cari kerja itu kita jual diri ibaratnya. Jadi personal branding itu adalah sebuah cara gimana lo bisa punya merek yang reputasinya oke. Otomatis kalo merek lo oke, orang pasti banyak yang mau pake, sama aja kayak barang. It is how you build your image.

Lanjutnya lagi, Angel bilang kalo pekerjaan rumah dari personal branding itu nggak cuma soal mempresentasikan atau menyampaikan kelebihan kita doang, kita juga perlu untuk walk the talk kelebihan-kelebihan kita tadi, istilahnya biar nggak omdo. Selain bicara kelebihan, kita juga nggak perlu malu untuk bicarain kekurangan kita, tapi dengan satu syarat, yaitu kita harus bisa kasih solusi untuk mengatasi kekurangan itu, terlebih ketika kita ngomongin dunia kerja yang segala kondisinya mengharuskan kita untuk perform secara optimal.

“Kalo lo qualified tapi lo nggak berisik, orang tuh nggak tau kalo lo qualified, tapi ketika lo qualified dan lo berisik, orang tuh akan aware sama brand lo.”

Itu salah satu pernyataan dari Angel. Memang, ketika kita tau kita punya kelebihan dan qualified untuk suatu hal, kita perlu lho untuk menunjukkan kalo kita bisa, karena ini juga penting banget untuk membangun masa depan karier lo, Civs.

Se-urgent apa sih bagi kita di umur yang masih muda untuk mulai nguatin personal branding?

Urgent banget sih, karena yang gue temui banyak orang yang punya skill tapi mereka nggak tau apa yang bisa mereka kasih atau sampaikan. Sebenernya dia jago, tapi kalo ditanya kelebihan kekurangan mereka nggak bisa jawab, padahal itu merupakan bagian dari personal branding. Apalagi pandemi ini semua serba online, kalo lo punya social media activity yang oke itu bakal lebih mudah dijangkau. Karena menurut gue, nggak cuma ngomongin siapa yang paling jago, siapa yang paling ahli, tapi juga siapa yang muncul kalo dicari?” tuturnya.

Balik lagi nih Civs ke online presence. Angel pun bilang kalo kita harus hati-hati saat membangun personal branding di media online. Jangan sampe lo ngelakuin hal sembrono karena bakal ngaruh banget untuk jangka panjang, apalagi juga semakin marak tuh “cancel culture” yang berkembang di masyarakat. Sekali lo dicap jelek, ke depannya bakal susah untuk lo me-restore itu.

Apa nih tips-tips atau masukan untuk orang yang pengen mulai nguatin personal brandingnya?

“Gue rasa, langkah pertama adalah mempunyai self awareness ya. Lo harus tau apa yang lo suka, lo mau, lo inginin, dan itu semua harus lo paham. Lo harus tau arah setir lo mau kemana, jangan sampe itu berceceran dimana-mana, terlalu tabur gitu, kayak lo nggak ada spesialisasi. Umumnya, orang yang punya personal branding yang kuat itu mereka self aware, mereka tau diri mereka itu sedang berada di titik apa, dan bisa menyampaikan itu ke orang lain.” Tutur Angel.

Kita perlu banget untuk kenal sama diri sendiri, Civs. Kita perlu tau apa aja kelebihan dan kekurangan kita, dan juga kemana arah minat dan kemampuan kita. Gue pribadi pun menyarankan para Civilions untuk sering-sering introspeksi diri dan merenung. Perlu ada waktu setiap harinya untuk me-time dan coba untuk paham apa yang sebenernya kita mau di dunia ini. Ketika lo udah menemukan kelebihan dan kekurangan lo, itu tinggal dipoles dan dioptimalkan, supaya lo bisa tampil baik dan menarik di depan recruiter ketika lo lagi interview kerja atau bahkan di momen lain di luar dunia kerja.

Di lain sisi, personal branding terkadang jadi problem ketika ada individu lain yang menganggap itu sebagai cara pamer.

“Kadang-kadang di Indonesia tuh personal branding disalahartikan sebagai pamer. Jadi yang ngebedain antara personal branding yang bener dan yang pamer adalah cerita di baliknya, ada alasan yang melatarbelakangi kenapa dan di mana mereka berada di tempat yang sekarang.”

Lanjutnya, Angel bilang, “Lo harus menciptakan cerita lo sendiri, menurut gue cerita itu bisa menjual. Kalo lo punya cerita, otomatis lo itu lebih menarik, dibandingkan lo cuma ba bi bu soal pencapaian. Tentunya cerita lo nggak dibuat-buat ya, tapi lo sampaikan dengan cara yang menarik dan lo highlight bagian-bagian yang menarik itu.”

Ada nggak tips untuk introverts yang mungkin kurang PD untuk menunjukkan Personal Branding-nya?

“Gue rasa ini tuh soal public speaking, dan ini sesuatu yang bisa dikembangkan, dan lo perlu sadari juga bahwa lo misalkan orang yang nggak suka umbar kehidupan pribadi, itu nggak apa-apa banget, lo sadari itu. Jadi, mulai dengan hal yang nggak personal gitu, jadi sesuatu yang nggak ada hubungannya sama pribadi lo, lebih branding ke hal hal yang lo kerjakan atau lakukan.”

Nah, untuk introvert kayak gue, tips ini bisa buat diterapin. Terkadang ada semacam mental-block di diri gue yang menghalangi gue untuk ngelakuin sesuatu meskipun itu positif. Gue rasa mungkin banyak juga di luar sana yang masih memikirkan persepsi orang lain yang sebenernya nggak konstruktif. Tapi, terkadang kita masih ngeliat persepsi orang lain itu sebagai opini yang absolut dan memang bener kalo diri kita itu seperti apa yang orang lain bilang. Padahal, belum tentu persepsi orang lain tentang kita itu bener Civs. Jadi, lebih baik mulai dulu aja daripada nggak sama sekali.

“Mungkin juga lo bisa terapin mindset di lo kalo personal branding lo itu ya emang mau berbagi, mau membantu orang lain. Lo juga perlu punya mindset yang kayak “Selagi itu nggak menyakiti orang lain” ya jangan peduli sama pendapat yang nggak konstruktif itu, lo cuma punya 2 tangan untuk nutup kuping lo dan nggak bisa nutup mulut semua orang, lo nggak bisa menyenangkan semua orang di dunia.

Pada akhirnya, personal branding itu menjadi penting dan urgent ketika lo tau kemana arah dan tujuan lo. Persepsi orang lain itu penting, tapi kita juga harus bisa selektif sama opini yang membangun dan yang nggak, dan di zaman yang semakin maju dan terus berkembang, online presence udah harus jadi perhatian lo juga nih, Civs.

Jadi, mau sampai kapan menunda diri untuk berkembang? (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Garry

Content writer Froyonion, suka belajar hal-hal baru, gaming, dunia kreatif lah pokoknya.