In Depth

SAINS JELASKAN HUBUNGAN PERTEMANAN DAN BAU BADAN

Pertemanan emang lebih erat kalo ada persamaan selera musik, makan atau hobi. Tapi kalau persamaan bau badan? Hmm, emang ada hubungannya?

title

FROYONION.COMDalam pergaulan, sudah lazim buat anak muda memilih orang-orang dengan persamaan tertentu sebagai teman-teman dekat mereka. Persamaan ini biasanya dalam hal selera musik, cara berpakaian, kegemaran di waktu luang, pola pikir, dan sebagainya.

Tapi uniknya secara tidak sadar, kita juga memilih teman berdasarkan satu variabel: persamaan bau badan mereka dan kita.

Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan hasilnya oleh Weizmann Institute of Science, dinyatakan bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk memilih teman yang bau badannya memiliki kemiripan dengan bau badan kita. Persamaan bau badan ini kemudian mempererat hubungan pertemanan.

Kepekaan indra penciuman kita bisa diuji dengan sebuah hidung buatan yang dapat memprediksi peluang kita bisa membangun hubungan pertemanan dengan seseorang yang baru kita temui.

Temuan studi ini menarik karena selama ini manusia dianggap lebih sering menggunakan indra penglihatan dan pendengaran sebagai cara untuk menyeleksi orang yang bisa diajak berteman.

Kemampuan penciuman untuk mendeteksi seseorang yang bisa diajak berteman atau dianggap sebagai ‘musuh’ lebih dominan ditemui pada makhluk seperti anjing yang bisa mengendus bau seseorang dari jarak jauh dan kemudian menentukan apakah manusia tersebut adalah teman atau musuh yang berniat kurang baik. Anjing juga mengendus anjing lain untuk menentukan apakah anjing tersebut bisa diajak berteman atau tidak.

Namun, dalam kehidupan sosial manusia, peran indra penciuman memang ada namun tidak sedominan dalam kehidupan sosial anjing. 

Peneliti menyatakan bahwa indra penciuman dalam kehidupan manusia bisa dikatakan cukup signifikan tapi nggak banyak dibahas. 

Dalam pengamatannya, ilmuwan dari Departemen Ilmu Otak Weizmann Instutite of Science tersebut menjelaskan bahwa manusia secara tak sadar selalu membaui dirinya sendiri. Kedua, manusia sering secara tak sadar membaui badan manusia lain di sekeliling mereka.

Selama ini, manusia menganggap dirinya menentukan pertemanan dengan berdasarkan penampilan fisik, latar belakang ekonomi dan sosiokultural, nilai-nilai yang dipercayai (keyakinan, ideologi tertentu)dan tindakan yang sama. 

Saat manusia membaui manusia lain, mereka menentukan dan juga membandingkan secara tidak sadar diri mereka dan manusia lain. Makin mirip bau manusia lain dengan bau miliknya, maka manusia tersebut akan berpotensi lebih tinggi menjadi teman baiknya.

Studi ilmiah ini dilakukan dengan melibatkan para peserta yang berjenis kelamin sama tetapi tidak memiliki hubungan asmara. Sampel bau badan mereka diambil dan melaksanakan dua eksperimen. 

Di eksperimen pertama, ilmuwan melakukan perbandingan dengan eNose, yang mengukur kekhasan kmiawi dalam bau badan masing-masing subjek penelitian.

Di eksperimen kedua, para subjek penelitian diminta membaui dua kelompok sampel bau badan untuk bisa menentukan kemiripan dengan indra penciuman manusia.

Hasilnya menyatakan bahwa dalam kedua eksperimen tadi, pasangan teman baik memang memiliki persamaan bau badan dibandingkan dua orang yang tidak punya hubungan pertemanan. 

Tapi apakah ini karena kedua teman baik sering mengonsumsi makanan yang sama atau melakukan aktivitas yang sama sehingga bau badan mereka juga terpengaruh dengan cara yang serupa?

Untuk menghapus keraguan ini, ilmuwan melaksanakan eksperimen ketiga yakni membaui dengan menggunakan eNose untuk menentukan orang-orang yang tidak punya hubungan pertemanan berdasarkan bau badan mereka lalu mengajak keduanya melakukan interaksi sosial nonverbal. Lalu mereka ditanyan soal peluang berteman dengan orang yang baru mereka kenal tadi.

Ternyata orang yang memiliki kesan baik mengenai orang asing yang baru saja diajak berinteraksi memiliki persamaan bau badan berdasarkan eNose.

Dengan demikian, bau badan ternyata juga bisa menjadi sebuah alat penyampai informasi yang bisa memprediksi kualitas interaksi sosial antara dua orang yang baru saja bertemu dan berinteraksi.

Bisa dikatakan ini adalah wujud nyata ‘permainan kimiawi’ dalam badan manusia yang memiliki peran besar dalam pergaulan sesama manusia.

Jadi, gimana Civs? Apakah lo pernah berpikir serupa, bahwa bau badan lo dan temen deket lo juga mirip? (*/)

BACA JUGA: PERTEMANAN OFFLINE VS ONLINE: MANA YANG LEBIH BERKUALITAS?

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Akhlis

Editor in-chief website yang lagi lo baca