Kalian masih muda tapi gampang sakit pinggang, pegal, capek padahal tidak melakukan aktivitas yang berat? Hmm, jangan-jangan kalian udah masuk kelompok “remaja jompo”?
FROYONION.COM - Beberapa waktu belakangan istilah “remaja jompo” menjadi tren anak muda di media sosial. Kebanyakan gejala ‘jompo’ ini dialami oleh anak sekolahan maupun mahasiswa yang biasanya dikarenakan tugas yang menumpuk dan mengharuskan mereka duduk berjam-jam di meja belajar. Bahkan tidak dialami oleh remaja saja, mereka yang masih di usia dewasa awal pun banyak yang memiliki keluhan yang sama.
Fenomena ini dibarengi dengan banyaknya unggahan foto seseorang menggunakan koyo, minyak angin aromaterapi, maupun obat-obatan herbal dan diiringi dengan caption ‘’remaja jompo starter pack’’.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “jompo” sendiri memiliki arti “tua sekali dan lemah fisiknya” atau arti lainnya ialah “tua renta”.
Lalu mengapa sekarang banyak anak muda menyebut diri mereka “jompo”? Mungkin beberapa hal ini bisa jadi penyebabnya, Civs.
Awal kemunculan tren remaja jompo adalah saat terjadinya pandemi Covid-19. Seperti yang kita ketahui semenjak pandemi yang terjadi dua tahun lalu, pemerintah memberi aturan untuk tidak keluar rumah atau yang biasa disebut lockdown.
Banyak kegiatan yang terpaksa hanya bisa dilakukan di dalam rumah sehingga kita tidak asing lagi dengan istilah daring dan work from home (WFH). Hal ini membuat pergerakan menjadi terbatas dan tidak leluasa untuk melakukan aktivitas fisik seperti olahraga, berjalan kaki, dan sebagainya.
Selain itu, pandemi ini membuat para pelajar dan mahasiswa harus melakukan pembelajaran secara online atau daring sehingga mereka harus duduk di depan perangkat elektronik dalam waktu yang cukup lama.
Duduk terlalu lama dapat menyebabkan otot dan sendi menjadi kaku dan lemah karena kurang aktif bergerak, duduk terlalu lama juga dapat memicu tekanan berlebih pada tulang belakang terutama di bagian pinggang yang menyebabkan sakit pinggang.
Di samping itu, jika duduk terlalu lama dan tidak banyak gerak berisiko mengalami osteoporosis lebih cepat. Osteoporosi ini sering terjadi pada kaum lanjut usia.
Untuk mengatasi hal tersebut, ada beberapa cara yang bisa kalian lakukan ketika harus duduk dalam waktu lama. Di antaranya bangkit dari kursi setiap 30-60 menit lalu melakukan peregangan otot, berjalan-jalan sebentar, bahkan merebahkan tubuh kita di sela waktu belajar atau bekerja untuk mengurangi pegal dan sakit pinggang. Cara lain ialah memilih kursi yang tepat seperti dapat menopang pinggang dan menjaga postur tubuh.
Dengan beberapa tips tersebut semoga bisa membantu kalian mengurangi sakit pinggang dan membuat kalian lebih fokus belajar atau kerja ya, Civs.
Alih-alih meringankan pekerjaan manusia, nyatanya tidak jarang kemajuan teknologi justru membuat manusia menjadi semakin malas. Salah satu contoh dari kemajuan teknologi adalah munculnya gawai canggih yang dimiliki hampir semua anak muda, ditambah berbagai aplikasi sosial media seperti Twitter, Instagram, YouTube, game online, bahkan beragam aplikasi menonton film dan drama yang membuat mereka lebih betah menatap layar gadget berjam-jam dibandingkan beraktivitas di luar rumah dengan teman sebaya.
Terlalu lama berbaring atau rebahan memiliki dampak buruk untuk kesehatan, kebiasaan rebahan diakibatkan oleh gaya hidup terlalu santai. Menurut dr. Tirta, terlalu lama rebahan dapat menyebabkan otot menyusut atau bahkan menyebabkan massa otot menyusut. Hal ini dalam dunia medis disebut dengan “atrofi otot”.
"Otot yang tidak pernah dilatih akhirnya tidak terbiasa menggunakan beban yang berat, jadi ketika gerak dikit aduh cepet capek, jalan dikit capek," ungkapnya.
Contoh lain dari bentuk kemajuan teknologi ialah maraknya aplikasi ojek online yang menyediakan layanan pesan antar makanan seperti GoFood dan GrabFood membuat kebanyakan orang memilih menggunakan layanan tersebut karena dianggap praktis dan tidak perlu mengeluarkan lebih banyak tenaga untuk mendatangi tempat makannya secara langsung, belum lagi banyaknya promo yang ditawarkan sangat menggiurkan bagi konsumen untuk membeli lebih banyak makanan yang secara otomatis membuat konsumen kekenyangan dan malas gerak, tidak hanya memiliki dampak buruk untuk otot tetapi juga meningkatkan risiko obesitas.
So, lebih bijak lagi ya Civs dalam memanfaatkan kemajuan teknologi dan jangan terlena dengan banyaknya kemudahan yang justru membuat kita menjadi lebih malas, usahakan tetap produktif dan melakukan kegiatan positif yang sehat.
Berkaitan dengan kedua poin di atas, efek pandemi yang membuat anak muda lebih sibuk duduk di depan perangkat elektronik dalam waktu yang lama serta rasa malas yang dimanjakan oleh kemajuan teknologi.
Kedua hal tersebut membuat kebanyakan anak muda kurang melakukan aktivitas fisik atau olahraga, ditambah belum adanya kesadaran mengenai pentingnya olahraga.
Padahal, manfaat olahraga bagi kesehatan itu banyak sekali terutama untuk kalian yang merasa jompo. Manfaatnya antara lain mengatasi nyeri punggung, meningkatkan massa otot, meregenerasi tulang, menjaga tekanan gula darah, menjaga berat badan agar tetap ideal, membuat tubuh bugar, dan masih banyak lagi.
Selain itu, tidak hanya memiliki dampak baik untuk kesehatan fisik namun juga bermanfaat untuk kesehatan mental jika dilakukan secara rutin di antaranya memperbaiki mood, meningkatkan kualitas tidur, mengurangi stress, meningkatkan rasa percaya diri.
Setelah tahu banyak manfaat dari olahraga, yakin masih mau jadi kaum yang malas gerak?
Lalu, buat pemula sendiri gimana caranya supaya rajin olahraga?
Jika di poin sebelumnya saya lebih banyak membahas dampak negatif dari kemajuan teknologi, sekarang saya akan membahas manfaat dari kemajuan teknologi.
Mengingat di era sekarang kita sangat mudah mencari berbagai informasi, sudah seharusnya kita memanfaatkan hal tersebut dengan baik.
Konten mengenai kesehatan dan olahraga sendiri sudah banyak tersedia di internet baik berupa tulisan atau video seperti artikel, YouTube, TikTok yang bisa diakses oleh siapapun dan bisa dilakukan di rumah.
Selain itu, banyak aktivitas di rumah yang bisa kita jadikan olahraga ringan seperti bersih-bersih, berkebun, atau sebatas berjalan kaki. Jika ada waktu luang sempatkan olahraga yang lebih berat seperti jogging, skipping, workout, bersepeda dan masih banyak lagi
Melihat anak muda merokok, minum alkohol, begadang, terlalu banyak mengonsumsi junk food seakan sudah jadi pemandangan yang biasa. Tidak bisa kita pungkiri pola hidup tidak sehat seperti ini lebih berisiko mendatangkan penyakit, merokok dan sering begadang sendiri bisa menyebabkan tulang keropos dan penuaan dini. So, nggak heran kan Civs kenapa anak muda sekarang lebih gampang jompo, sama tubuh sendiri aja nggak sayang.
Nah, sekarang sudah tahu kan beberapa hal yang mungkin banyak anak muda tidak sadari menjadi penyebab kenapa mereka bisa jadi remaja jompo.
Buat kalian yang merasakan hal yang sama dan sadar kalau pola hidup kalian tidak sehat, kalian belum terlambat untuk memperbaiki ini semua.
Mulailah hidup sehat dan perbanyak olahraga, konsumsi makanan sehat, hindari rokok dan alkohol, serta melakukan hal produktif yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh karena untuk kalian sendiri yang merasakan manfaatnya dan jangan sampai tren remaja jompo ini terus terjadi, Civs. (*/)