In Depth

PENGGEMAR K-POP DEMO DI HYBE, PROTES PRAKTIK KOTOR PENJUALAN ALBUM

Penjualan album KPop diduga melakukan praktik kotor yang berdampak pada sampah plastik yang makin menggunung. Kemarin (4/9) penggemar Kpop di Seoul beramai-ramai demo di depan kantor HYBE.

title

FROYONION.COM - Di Seoul, Korea Selatan, pada 4 September kemarin, sekelompok penggemar K-POP berkumpul di depan kantor pusat HYBE, label BTS, untuk mendorong praktik penjualan yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan dalam industri K-pop. 

Kampanye bertajuk ‘Plastic Album Sins’ yang diinisiasi oleh Kpop4Planet menampilkan boneka yang melambangkan para penggemar yang ingin terbebas dari taktik penjualan album yang dianggap merugikan. 

HYBE, sebagai salah satu perusahaan hiburan terkemuka, telah dikritik karena berkontribusi secara signifikan terhadap polusi plastik di planet ini melalui praktik penjualan album mereka.

PRAKTIK PENJUALAN KOTOR PADA ALBUM KPOP

Perusahaan hiburan K-pop kerap menggunakan taktik ‘penjualan kotor,’ seperti menjual photocard secara acak, mengadakan undian untuk acara fansign, serta merilis beberapa versi album yang mendorong penggemar untuk membeli album dalam jumlah besar. 

HYBE, dengan total aset mencapai 5,25 triliun Won Korea (sekitar 60 triliun Rupiah), menjadi salah satu perusahaan yang paling banyak dikritik atas praktik penjualan yang merugikan lingkungan ini.

Dalam laporan keberlanjutan 2023, meskipun HYBE memiliki ‘visi Hiburan yang Berkelanjutan,’ realitasnya menunjukkan peningkatan penggunaan plastik sebesar 77,9% untuk produksi album antara tahun 2022 hingga 2023. 

BACA JUGA: IESR GANDENG KPOP4PLANET UNTUK KURANGI PEMBANGUNAN PLTU BATUBARA DI INDONESIA

The Korea Institute of Corporate Governance and Sustainability (KCGS) bahkan memberikan nilai terendah dalam kategori lingkungan kepada HYBE dibandingkan tiga perusahaan hiburan besar lainnya, yaitu SM, YG, dan JYP.

“Dengan krisis iklim yang semakin parah, pada November 2024 nanti, Busan akan menjadi tuan rumah perundingan penting Intergovernmental Negotiating Committee ke-5 (INC-5) untuk menghasilkan perjanjian internasional yang mengikat terkait polusi plastik. Ironisnya, industri hiburan yang merupakan salah satu penggerak ekonomi Korea Selatan justru masih mempraktikkan penjualan yang meningkatkan volume sampah plastik dan emisi,” kata Dayeon Lee, juru kampanye Kpop4Planet.

“Kami berharap HYBE mendengarkan suara penggemar, dan kami tidak akan berhenti hingga HYBE menanggapi tuntutan kami untuk menghentikan taktik pemasaran album yang menyesatkan,” tambah Lee.

ALBUM KPOP DAN SAMPAH PLASTIK

Pada bulan Agustus 2024, Kpop4Planet melakukan survei online yang diikuti oleh lebih dari 12.000 penggemar K-pop dari Korea Selatan dan seluruh dunia. Hasil survei menunjukkan bahwa 42,8% partisipan menganggap penggunaan album K-pop sebagai alat undian untuk mengikuti acara fansign adalah taktik penjualan terburuk dari perusahaan hiburan seperti HYBE.

Aksi demo penggemar Kpop di depan kantor HYBE. (Foto: Dok)

Survei serupa yang dilakukan pada Maret 2024, diikuti oleh 14.000 penggemar K-pop global dan Korea Selatan, mengungkapkan bahwa 36,5% penggemar merasa tertekan untuk membeli beberapa album guna mengumpulkan photocard—foto anggota grup K-pop individu yang disertakan dalam paket album CD. 

BACA JUGA: JEJAK KEKERASAN SEKSUAL DI KOREA SELATAN DALAM DOKUMENTER BBC ‘BURNING SUN’

Sementara itu, 27,7% membeli album untuk meningkatkan peluang mereka menghadiri acara eksklusif seperti fansign bersama idola mereka. Data ini menunjukkan perlunya perubahan mendasar dalam taktik penjualan album K-pop.

Kpop4Planet telah mengirimkan surat terbuka kepada HYBE, menyampaikan aspirasi penggemar dan menuntut perusahaan menghentikan taktik penjualan yang memaksa penggemar membeli beberapa salinan album fisik yang sama. 

Hingga kini, HYBE belum memberikan tanggapan. (*/) 

BACA JUGA: REVIEW MAHARAJA, HADIRKAN KEAJAIBAN STORYTELLING LEWAT SEBUAH TEMPAT SAMPAH

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Grace Angel

Bercita-cita menjadi seperti Najwa Shihab. Member of The Archipelago Singers.