In Depth

PANDEMI KELAR, TREN WORKCATION DI INDUSTRI KREATIF DIPREDIKSI BAKAL TERUS BERLANJUT

Angkat tangan kalau lo satu di antara orang yang udah pernah Work from Bali, Lombok atau kampung halaman sendiri sejak pandemi 2020 kemarin. Tren ini diramal bakal terus berlanjut setelah pandemi berhasil diatasi.

title

FROYONION.COM - Workcation, gabungan dari kata “work” (kerja) dan “vacation” (liburan), emang makin ngetren selama dua tahun belakangan. Begitu kebijakan lockdown pertama tahun 2020 dikendurkan banyak negara, kita bisa merasakan keinginan orang dari seluruh dunia untuk nggak terkurung lagi di dalam rumah. Ini terutama berlaku buat yang tinggal di wilayah perkotaan yang umumnya cuma apartemen studio atau kamar kos yang sempit.

Di Indonesia, saat PSBB dilonggarin tapi kantor-kantor belum pada buka lagi karena masih takut risiko penularan Covid-19, berbondong-bondong keluarlah para pekerja urban yang ingin bisa bekerja di tengah keindahan tempat-tempat wisata ke berbagai destinasi wisata lokal. Dari sini muncullah tren workcation tersebut.

Workcation emang punya daya tarik tersendiri dibandingkan WFH yang bikin stres karena bikin kita terkungkung di rumah dengan rutinitas yang itu-itu saja dan nggak bisa ganti suasana.

Saat workcation, seseorang bisa tetap bekerja secara produktif (asal ada WIFI dan pegang gawai tentunya) lalu menikmati atmosfer liburan di waktu luang habis jam kerja. Konon kata sejumlah orang sih workcation begini malah bikin produktivitas dan kreativitas mereka melambung tinggi.

APA BENAR BEGITU FAKTANYA?

Yuk kita cermati pernyataan para pakar yang dikutip oleh laman Korean Herald. Mereka di situ menyatakan bahwa tren baru di dunia kerja yang terjadi di banyak negara (nggak cuma Indonesia atau Korsel) akan terus berlanjut bahkan setelah pandemi berhasil diatasi. 

Di Korsel, tren ini juga meluas. Seorang pekerja startup bernama Oh Chung-hee mengatakan pertama kali doi pikir workcation bakal ribet buat kerjaan tapi ternyata setelah dicoba, malah nona Oh ketagihan.

Kalo di Indonesia, workcation dilakukan atas keinginan sendiri alias nggak disponsori perusahaan atau tempat kerja, di Korsel sono bedanya Oh malah diajakin sama tempat kerjanya buat workcation. Enak banget yak, Civs!

Oh cerita kalo dia workcation di wilayah Namhae di Provinsi Gyeongsang Selatan. Karena jauh dari Seoul yang rame, di sini Oh bisa mengawali hari dengan menikmati pemandangan alam sekitar yang permai dan udara yang segar. Ya nggak heran, rasanya pikiran rasanya seger juga buat kerja atau ngelakuin apapun habis itu.

Menurut Oh, workcation 2 pekan yang diinisiasi oleh startup tempatnya kerja itu sungguh bisa menyegarkan pikiran dan jiwanya. 

Meski cuma 2 minggu dan masih harus kerja, Oh mengaku dirinya bisa rileks juga. Kelar jam kerja, doi nggak nonton marathon di kamar aja tapi keluar dan menikmati keindahan pantai yang sepi. Jadi nggak mantengin layar melulu, Civs. 

PEMBANGKIT PARIWISATA LOKAL

Di Bali dan sejumlah tempat wisata populer, tren workcation juga bisa ditemui lho. Mereka yang sifat kerjaannya bisa dibawa ke mana-mana karena online rame-rame menyewa vila atau kamar kos di Bali selama beberapa minggu atau bahkan bulan untuk bekerja dan berlibur. Harga sewa selama pandemi yang jadi murah meriah juga jadi daya tarik. Sehingga tren workcation domestik ini sebenernya juga menjadi pelipur lara buat para pekerja sektor pariwisata yang masih belum pulih benar.

Seorang teman yang kerja sebagai guru sekolah internasional selama sekolah online yang lalu juga mengaku sempet sewa vila di Bali sebulan dan menikmati hidup di sana kayak digital nomads, yang biasanya orang-orang asing baik Eropa maupun Asia yang kerjanya di startup teknologi atau semacamnya. Mereka ini bisa kerja dari mana aja asal ada koneksi internet dan gawai di tangan.

Kalau di Indonesia, tempat-tempat wisata jadi incaran workcation, di Korsel tersedia tempat khusus buat workcation yang disediakan perusahaan/ startup seperti yang dinikmati Oh tadi. Namanya aja keren: Namhae Yangah Healing Center. Bentuk bangunannya dua lantai dengan ruang kerja yang memadai dan akomodasi yang lengkap sehingga pekerja cuma dateng, kerja dan leha-leha.

Dari pengalaman Oh, workcation terbukti bisa membuat produktivitas timnya melejit. Selama 2 minggu workcation, mereka bisa meluncurkan 2 layanan baru dan menyelesaikan target kerjaan tepat waktu. Tapi karena mereka lagi workcation, stres yang dialami pekerja tertangani dengan baik karena para pekerja startup bisa senang-senang di alam bebas, nggak terkurung di kantor atau bangunan tertutup, kata manajer tim Ahn Ji-young yang memegang posisi sebagai atasan Oh.

Perusahaan teknologi Korsel Line Plus Corp. juga menyuruh karyawan mereka kerja di Pulau Jeju atau di Gangneung yang alamnya indah.

Dan enaknya, karyawan Line Plus nggak dibatasi periode workcation-nya. Mereka bisa workcation bareng keluarga mereka selama mungkin yang mereka mau. Bahkan kalau mereka mau workcation di luar negeri juga silakan. Duh iri gak sih, Civs?

KURANG FOKUS

Tapi yang namanya ngelakuin dua hal sekaligus emang kadang ada kelemahannya. Buat sebagian orang, workcation bisa dinikmati. Tapi buat yang lain, workcation malah bikin nggak fokus.

Ini terjadi pada orang-orang yang udah terbiasa kerja di kantor dan memisahkan waktu kerja dari waktu senang-senang alias me time

Misalnya buat gue yang suka misahin waktu kerja dan pribadi, gue jadi bingung kapan harus rileks dan kapan mesti konsentrasi. Saat workcation, kondisi badan dan pikiran gue malah terbelah dua dan bingung.

Ada juga yang mengalami kesulitan saat berkomunikasi secara virtual karena rekan kerjanya nggak berada di lokasi yang sama dengan mereka. Di Indonesia, kita sama-sama tau rasanya mau Zoom meeting tapi masih jalan-jalan di tempat wisata yang kebetulan sinyalnya jelek banget. Alhasil, hal itu bikin jalannya proyek atau kerjaan melambat.

Tapi menurut gue, emang efek dari workcation ini beda-beda ke setiap orang yang memiliki sifat pekerjaan yang bervariasi

Buat orang-orang yang kerjaannya lebih santai dan bersifat monitoring alias memantau, workcation rasanya enak tuh. Karena kalau ada yang kurang ini itu, tinggal delegasikan ke anak buah atau rekan kerja.

Tapi kalau masih pekerja level staf dan kudu fokus saat kelarin tugas dan itu nggak bisa didelegasikan ke orang lain, ya kita jadi terpaku, nggak bisa menikmati suasana mau sebagus dan seenak apapun tempat kita lagi workcation. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Akhlis

Editor in-chief website yang lagi lo baca