In Depth

MENGINTIP KAMPUNG KOREA DI SULAWESI TENGGARA, SEPERTI APA?

Indonesia terkenal akan keberagaman adat dan budayanya. Salah satu yang cukup unik adalah adanya kampung Korea. Seperti apa dan bagaimana bisa ada kampung Korea di Indonesia?

title

FROYONION.COM – Mungkin, beberapa dari kalian pernah mendengar Kampung Inggris di Pare, Kediri. Disebut demikian karena masyarakat di sana fasih berbahasa Inggris dan menyediakan banyak tempat belajar bahasa Inggris bagi para pelancong.

Namun, pernahkah kalian mendengar Kampung Korea? Terletak di bagian tenggara Pulau Sulawesi tepatnya di Pulau Buton, Kota Bau-Bau, kampung ini berada.

Begitu memasuki kawasan kampung, kita akan langsung disuguhkan pemandangan plang-plang dengan huruf Hangul alias aksara Korea. Alfabet Korea juga tertulis di  papan penanda jalan, sekolah dan bangunan-bangunan lain.

Kok bisa ya ada kampung di Indonesia yang menggunakan aksara Korea? Yuk, simak penjelasannya di bawah.

SUKU CIA-CIA DAN KEBUDAYAAN KOREA

Tulisan Hangul telah diputuskan menjadi sistem tulisan Bahasa Cia-cia sejak 2009 silam. Masyarakat suku Cia-cia juga hanya menggunakan alfabet Korea, walaupun dalam bahasa lisan sehari-hari mereka tetap menggunakan bahasa Indonesia.

Dilansir dari Japan Times, bahasa suku Cia-cia tidak memiliki bentuk tertulis atau berbasis suku kata yang mudah diterjemahkan ke aksara Latin. Namun, justru aksara Hangul dengan basis suku kata yang bisa menjadi alat dalam melestarikan serta menyebarkan bahasa Cia-cia.

Misalnya, dalam bahasa Latin tidak ada pakem untuk mengucapkan bunyi “ta” atau “pha”. Namun dalam bahasa Korea, ada huruf khusus untuk bunyi tersebut. Tidak persis sama, namun mirip.  

BACA JUGA: MENGATASI ‘ANXIOUS ATTACHMENT' DALAM HUBUNGAN ROMANTIS

Saat terjadi pertukaran budaya antara kota Bau-bau dengan cendekiawan Korea pada 2009, barulah bahasa Cia-cia memiliki bentuk tulisannya sendiri. Keputusan ini diambil dari upaya kerjasama para ahli bahasa Korea Selatan yang melakukan kunjungan demi mempromosikan sistem bunyi Hangul sebagai pilihan yang tepat.

Setelah kunjungan ini, pemerintah Bau-bau mengirim guru serta siswanya ke Korea Selatan untuk belajar Hangul. Tujuannya adalah agar mereka dapat mengembangkan cara standar dalam menulis serta mengajarkan bahasanya sendiri.

Pada perkembangannya, bahasa Cia-cia diajarkan pula pada para siswa dari jenjang sekolah dasar hingga menengah dengan menggunakan aksara Hangul, walau sebagian besarnya masih berupa bahasa lisan dan bukan tertulis.  

Hingga saat ini sebenarnya belum ada kesimpulan resmi kenapa ada kesamaan bahasa serta budaya antara etnis Korea dan Cia-Cia. Namun, nilai positif yang bisa diambil adalah keberagaman di Indonesia yang multilingual.

KAMPUNG KOREA LAINNYA DI INDONESIA

Bau-bau memang menjadi satu-satunya tempat di Indonesia yang menggunakan aksara Hangul. Akan tetapi, ternyata ada juga beberapa kampung di Indonesia yang menjadi tujuan wisata karena disulap seperti di Negeri Ginseng.

Mulai dari interior wisata, persewaan hanbok hingga spot foto, semuanya bertemakan Korea Selatan dan menjadi daya tarik tersendiri untuk para wisatawan. 

Berikut lima kampung Korea lainnya di Indonesia selain Bau-bau yang bisa kalian kunjungi.

1. Kampung Korea di Bandung, Jawa Barat

Terletak di Jalan Banten nomor 5.9, Kebonwaru, tempat wisata ini buka tiap hari mulai pukul 10 pagi hingga 10 malam. Ada pemandangan rumah tradisional Korea, aneka ornamen hingga dinding yang penuh Hangul.

Harga tiket masuknya antara Rp10.000 hingga Rp15.000 saja. Pengunjung juga bisa menikmati ragam makanan khas Korea di food court yang tersedia. Banyak juga spot foto menarik dan hanbok yang bisa disewa seharga Rp10.000 per jam.

BACA JUGA: SECOND POTATO: SAAT PASANGAN KAMU GAK MENJADIKAN KAMU SEBAGAI PRIORITAS

2. Kampung Korea di Pandeglang, Jawa Barat

Pandeglang juga punya wisata kampung Koreanya sendiri, tepatnya ada di Jl. Gunung Karang, Desa Kadu Engang, Kecamatan Cadasari.

Buka mulai pukul 10 pagi hingga 10 malam, biaya masuknya hanya Rp5.000 saja. Ada juga persewaan hanbok seharga Rp10.000 yang bisa kalian kenakan sambil berfoto di spot Instagramable yang ada di sana.

3. Kampung Korea di Malang, Jawa Timur

Wisata Kampung Korea tersedia juga di Malang. Beralamat di Jl. Trunojoyo, Jurang Rejo, Pandesari, Kecamatan Pujon, wisata ini buka mulai pukul 9 pagi hingga 5 sore.

Harga tiket masuknya Rp25.000 untuk orang dewasa dan Rp20.000 untuk anak-anak pada saat weekend. Di hari-hari biasa, tarifnya hanya Rp20.000 untuk orang dewasa dan Rp15.000 untuk anak-anak.

Di sini, pengunjung dapat merasakan sensasi seperti berada langsung di Negeri Ginseng. Ada wisata Kampung Korea mini yang berwarna-warni, arsitektur perkotaan Korea dan persewaan hanbok untuk berfoto.

4. Kampung Korea di Kediri, Jawa Timur

Satu lagi wisata Kampung Korea di Jawa Timur, kali ini dari Kediri. Beralamat di Sumberurip, Desa Manggis, Kecamatan Ngacar, tempat wisata ini buka mulai pukul 8 pagi hingga 5 sore.

Ada banyak spot foto dan persewaan hanbok seharga Rp20.000. Harga tiket masuknya juga terjangkau, cukup Rp10.000 saja dan kita sudah bisa menikmati pemandangan deretan perumahan desa Korea serta taman bunga Sakura.

BACA JUGA: REGULASI GANJA DI ASIA TENGGARA: THAILAND MEREVISI, SINGAPURA MENIMBANG

5. Kampung Korea di Lembah Harau, Sumatera Barat

Terakhir, ada kampung Korea di Harau Dream Park, Palembang, Sumatera Barat. Untuk bisa mencapai lokasi, pengunjung harus membeli tiket masuk Kampung Sarosah. Ada dua jenis tiket, satuan maupun terusan.

Jika pengunjung hanya masuk sampai Kampung Sarosah, tiketnya Rp.5000 saja. Tapi untuk tiket terusan sampai ke Kampung Korea harganya Rp15.000.

Masih cukup terjangkau, apalagi ada pemandangan jembatan warna-warni seperti di Korea, ornamen bunga Sakura hingga persewaan hanbok untuk berfoto.

Tertarik untuk mengunjungi aneka tempat wisata bernuansa Korea di atas? (*/)

 

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Wahyu Tri Utami

Sometimes I write, most of the time I read