Orang yang memiliki ‘anxious attachment’ cenderung merasa bahwa perhatian yang diberikan pasangan tidak cukup atau tidak sesuai dengan harapan. Simak artikel ini terkait cara mengatasi anxious attachment.
FROYONION.COM - Anxious attachment atau keterikatan cemas sering kali muncul dalam hubungan romantis sebagai rasa cemburu, ketergantungan emosional, atau kecemasan yang berlebihan mengenai status hubungan.
Orang yang memiliki anxious attachment cenderung merasa bahwa perhatian yang diberikan pasangan tidak pernah cukup atau tidak sesuai dengan harapan.
Mereka mungkin sering membutuhkan kepastian dari pasangan, merasa cemas saat pasangan tidak memberi perhatian yang cukup, dan merasa sulit untuk mempercayai bahwa cinta yang diberikan akan bertahan.
Jenis keterikatan ini biasanya berasal dari pengalaman masa kecil, khususnya dari hubungan yang tidak konsisten atau kurangnya perhatian dari pengasuh utama seperti orang tua. Anak yang tidak menerima perhatian dan kasih sayang secara konsisten cenderung kesulitan membentuk keterikatan yang aman ketika dewasa.
Keterikatan aman umumnya dicirikan oleh kemampuan untuk merasakan kasih sayang orang lain meski mereka tidak berada di dekatnya, namun individu dengan anxious attachment kerap merasa khawatir bahwa mereka akan kehilangan kasih sayang tersebut jika tidak terus menerus mendapatkannya.
Keterikatan cemas dapat berdampak negatif pada hubungan dengan membuat pasangan merasa tertekan.
Perasaan cemburu atau ketergantungan yang berlebihan dapat membuat pasangan merasa “tercekik” oleh kebutuhan emosional yang terlalu besar, sehingga mengancam independensi mereka.
Bagi individu dengan anxious attachment, hal ini sering kali justru memperkuat ketakutan mereka yang paling dalam, yaitu ditinggalkan atau tidak dicintai, sehingga akhirnya menciptakan lingkaran setan yang sulit untuk diputus.
Bagi mereka yang memiliki anxious attachment, penting untuk menyadari bahwa perasaan ini mungkin justru menjauhkan orang yang mereka cintai.
Dengan demikian, menemukan cara untuk mengatasi dan mengelola kecemasan dalam hubungan dapat membantu menciptakan ikatan yang lebih sehat dan harmonis.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu mengatasi anxious attachment:
Langkah pertama untuk membentuk keterikatan yang aman adalah dengan "tuning in" atau menyesuaikan diri ke dalam kebutuhan dan perasaan pribadi.
Banyak orang dengan anxious attachment sering kali terlalu fokus pada kebutuhan emosional orang lain, terutama pasangan mereka.
Mereka cenderung lebih peka terhadap perubahan kecil dalam perilaku atau emosi pasangan, sering kali menganggap perubahan tersebut sebagai respons terhadap tindakan mereka sendiri.
Sebagai hasil dari pola ini, mereka sering kali kehilangan koneksi dengan kebutuhan dan keinginan mereka sendiri, karena lebih fokus pada kebutuhan pasangan.
Mereka menjadi lebih mudah mengikuti arus dan cenderung menghindari konflik demi mempertahankan kedekatan. Meskipun perilaku seperti ini dapat diterima secara sosial, namun dalam jangka panjang, hal ini justru dapat memisahkan mereka dari kebutuhan autentik mereka sendiri.
Belajar untuk mengatakan "tidak" dan menetapkan batasan merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatan mental dan emosional.
Pasangan yang memiliki keterikatan sehat biasanya memiliki kehidupan dan minat di luar hubungan, sehingga hubungan tersebut tetap menarik dan memuaskan. Sebaliknya, pasangan yang terlalu tergantung satu sama lain secara emosional cenderung kehilangan minat dalam kehidupan romantis mereka.
Bagi banyak individu dengan anxious attachment, menciptakan bayangan figur orang tua yang ideal yang memberi kasih sayang dan rasa aman dapat membantu mengatasi kekosongan emosional yang mungkin pernah dialami.
Misalnya, mereka bisa membayangkan apa yang akan dilakukan oleh orang tua ideal ketika mereka merasa cemas atau sedih—mungkin orang tua tersebut akan memberikan pelukan, memberi sup hangat, atau sekadar mengajak mereka untuk beristirahat dan bersantai.
Proses ini mungkin sulit, terutama bagi mereka yang merasa sulit membayangkan apa yang dapat membuat mereka merasa lebih baik. Namun, dengan berlatih membayangkan perhatian yang mereka butuhkan dan memberi izin pada diri mereka untuk merasakannya, individu dengan anxious attachment dapat belajar untuk menenangkan diri dan memberikan perhatian yang mereka butuhkan secara mandiri.
Proses internalisasi ini memungkinkan mereka untuk tidak terlalu bergantung pada pasangan untuk memenuhi peran yang seharusnya dipenuhi oleh figur orang tua. Akibatnya, hubungan dengan pasangan dapat menjadi lebih seimbang dan simetris, di mana kedua individu dapat saling memberi perhatian tanpa adanya beban emosional yang terlalu besar.
Ketika seseorang dengan anxious attachment dapat lebih memahami kebutuhan dan keinginan mereka sendiri, mereka menjadi lebih mampu mengadvokasi diri dalam hubungan tanpa merasa cemas.
Dengan kata lain, mereka akan merasa lebih percaya diri untuk mengungkapkan perasaan dan kebutuhan mereka tanpa merasa takut akan reaksi pasangan.
Melalui proses ini, mereka akan lebih sedikit bergantung pada pasangan untuk merasa aman atau dicintai, sehingga dapat membantu hubungan menjadi lebih kuat dan stabil. Pasangan mereka tidak perlu lagi merasa terbebani untuk terus-menerus memberi kepastian, karena mereka telah membangun keterampilan untuk menenangkan dan mempercayai diri sendiri.
Dengan lebih mengenali kebutuhan pribadi dan berani mengadvokasi diri sendiri, individu dengan anxious attachment dapat melepaskan diri dari pola ketergantungan emosional yang berlebihan.
Hal ini tidak hanya membantu mereka merasa lebih tenang dalam hubungan, tetapi juga memungkinkan pasangan mereka untuk merasa lebih dihargai dan tidak terlalu dibebani.
Hasil akhirnya adalah hubungan yang lebih sehat, di mana kedua belah pihak merasa dihormati, didukung, dan dicintai dengan cara yang sehat dan saling menguntungkan. (*/)