In Depth

LESTI KEJORA DIANGGAP NGE-PRANK KARENA RUJUK? INI SIKLUS KDRT YANG LO WAJIB TAU!

Rujuknya Lesti Kejora dengan Rizky Bilar nggak mengejutkan, sih. Faktanya, memang banyak korban KDRT yang kembali rujuk dengan pelaku dan butuh 6-7 kali percobaan untuk bisa keluar dari siklus KDRT itu.

title

FROYONION.COM - Belakangan ramai dibahas soal isu Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) pasangan seleb muda, Lesti Kejora dan Rizky Billar. Buat lo yang gak tau, gue bantu untuk review singkat kasusnya ya. Rizky Billar dan Lesti Kejora merupakan pasutri yang menikah muda dan memiliki image sebagai pasangan romantis di depan kamera.

Lesti Kejora sendiri terkenal sejak menjadi juara 1 di Dangdut Academy Indonesia dan berlanjut menjadi komentator di acara yang sama. Sedangkan si suami, Rizky Billar dikenal lewat beberapa sinetron yang ia bintangi. Mereka juga kerap membagikan momen-momen bahagia dengan sang anak lewat berbagai media sosial misalnya Youtube, Instagram, Twitter dan lainnya.

Namun, publik gempar dengan berita bahwa Lesti Kejora melaporkan Rizky Billar atas kasus KDRT. Dalam laporan tersebut diketahui bahwa Lesti dicekik hingga dibanting oleh suaminya. Netizen dan sederet artis pun ikut beraksi dengan berita ini. Mereka menghujat Rizky Billar dan  berempati pada Lesti Kejora yang sudah berani untuk mengambil tindakan atas kasus kekerasan yang dialaminya.

Yah, lo tau kan, kasus KDRT itu mirip gunung es karena bagian yang muncul ke permukaan sedikit, padahal besar banget di bawah permukaan. Kebanyakan korban KDRT denial bahwa mereka korban dan sebagian lagi mungkin menginternalisasi budaya patriarki yang menganggap laki-laki sebagai pusat kepemimpinan jadi wanita haruslah tunduk. Sehingga banyak banget kasus KDRT yang nggak terlaporkan.

Sikap Lesti Kejora yang langsung ambil tindakan hukum, dipuji-puji Netizen karena dianggap berani dan melakukan langkah yang tepat. Kasus ini pun segera ditindak oleh kepolisian dan menetapkan sang suami sebagai tersangka. 

Lesti langsung banjir dukungan dan apresiasi. Sayangnya, semua langsung berbalik cepat saat berita Lesti Kejora memutuskan mencabut laporan dan rujuk dengan Rizky Billar. Belakangan pun diketahui bahwa yang membuat laporan KDRT tersebut adalah Ayah Lesti karena merasa kecewa dengan menantunya tersebut.

Netizen langsung merasa kecewa dan kesal dengan tindakan Lesti. Mereka merasa di-prank oleh pasangan tersebut. Kini Netizen berbalik menghakimi Lesti sekalipun Lesti sudah mengungkapkan bahwa pilihan yang ia ambil demi anak mereka.

Gue cuma bisa geleng-geleng kepala sih ngeliat betapa seramnya Netizen. Gue bukan fans mereka, apalagi haters. Tapi gue ikut merinding melihat sikap netizen yang merasa terluka dan dikecewakan pasangan tersebut. 

Memang ya, yang paling menyeramkan dari menjadi selebriti adalah sikap publik yang merasa punya kontrol penuh atas hidup selebriti tersebut. Mereka merasa berhak menentukan tindakan dan menghakimi kehidupan public figure dengan dalih kebebasan berpendapat. Serem banget, coy…

Rujuknya Lesti Kejora dan Rizky Billar nggak mengejutkan sih buat gue, sebab udah banyak kasus tentang korban KDRT yang akhirnya rujuk dengan pelaku, meski kembali mendapat kekerasan. 

Dalam jurnal Fajrini, dkk (2018) mengungkapkan bahwa selain banyaknya kasus KDRT yang tidak terungkap, banyak pula kasus yang dicabut oleh pelapor saat perjalanan penyelidikan maupun penyidikan. Alasan yang paling umum dicabutnya pelaporan tersebut adalah demi anak-anak. 

Sikap korban yang kurang mawas diri serta seringkali denial bahwa dirinya adalah korban juga turut berperan dalam menahan korban dalam siklus KDRT. Mungkin hal ini disebabkan mereka belum mengetahui bentuk-bentuk dari KDRT. Kebanyakan dari kita hanya mengetahui bahwa KDRT adalah kekerasan secara fisik, padahal ada pula kekerasan secara emosional, finansial, dan verbal.

Sebagaimana dikutip dari  Jurnal Masalah-Masalah Sosial. Vol.9 No.2. terbitan Universitas Muhammadiyah Jakarta, psikolog penemu teori siklus kekerasan Lenore E. Walker menjelaskan bahwa KDRT terjadi dengan siklus yang berulang. Ini adalah tahapan-tahapan siklus tersebut:

1. Tahap ketegangan

Pada tahap ini, pelaku akan membangun ketegangan dengan bersikap pasif-agresif, sensitif, mudah marah bahkan melakukan ancaman. Hal ini akan membuat korban menjadi pihak yang mengalah sebagai upaya untuk menenangkan pelaku. 

Jadi korban tuh kayak, “Yowes lah, aku ngalah ae. Sing penting adem,”

Dalam fase ketegangan ini, korban sering menerima tekanan sehingga korban akan memilih untuk menarik diri agar tidak terjadi perselisihan lebih lanjut. Sayangnya, hal ini membuat pelaku merasa superior dan merasa memiliki kekuatan lebih untuk kekerasan lanjutan. 

2. Tahap melakukan kekerasan

Pada tahap ini, perasaan superior pelaku memuncak dan perilakunya tidak terkendali akibat ledakan ketegangan di tahap sebelumnya. Pelaku melakukan tindak kekerasan seperti membentak, memaki-maki hingga melakukan kekerasan fisik seperti memukul, menampar dan lain-lain. 

Pada fase ini korban dapat merasakan ketakutan hingga ketidakberdayaan. Tak jarang korban yang berada dalam fase ini merasa kehilangan kontrol atas dirinya sendiri. 

3. Tahap rekonsiliasi

Pada fase ini, pelaku be like “Sayang, maafin aku… kamu tau kan aku cinta sama kamu dan gak pernah beneran niat nyakitin kamu… tadi itu kelepasan, aku kerasukan.”  dan kalimat manis cuih-cuih lainnya.

Di tahap ini konflik menurun dan pelaku akan menunjukkan bahwa dirinya menyesal. Pelaku akan meminta maaf, meminta pengertian dan meyakinkan korban dengan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan tersebut. Pelaku akan mencoba bersikap manis agar korban mau menjalin hubungan lagi dengannya.

4. Tahap bulan madu

Tahap ini juga kerap disebut ketenangan. Hal ini karena pelaku dan korban akan menjalin hubungan kembali dengan lebih tenang dan nyaman. Pelaku akan memperlakukan korban dengan baik sehingga seringkali korban memaklumi kekerasan yang pernah dialaminya.

Namun sayangnya, ada banyak kasus yang di dalamnya tahap ketenangan ini bersifat sementara. pelaku dapat kembali melakukan tindakan kekerasan saat timbul masalah atau perselisihan sehingga pasangan ini akan kembali memasuki Fase Ketegangan.

Jadi soal kasus KDRT ini memang udah banyak banget contoh dimana korban dan pelaku akhirnya kembali menjalin hubungan lagi. Ada juga yang bilang bahwa korban baru dapat keluar dari siklus tersebut setelah enam hingga tujuh kali percobaan. Terlebih kalo pasangan tersebut sudah memiliki anak atau tanggung jawab lainnya yang melibatkan keduanya.

Intinya adalah kasus KDRT tuh kompleks. Gue masih gak paham sama sebagian dari kita yang merasa dikerjain oleh seleb karena seleb itu mengambil keputusan atas dirinya sendiri dan untuk dirinya sendiri. Tindakan menghakimi, menghina bahkan melakukan cancel culture menurut gue sebenarnya tidak diperlukan, sih. 

Be in someone's shoes, plis. Orang yang lo hakimin juga merupakan anak, adik, kakak dan orang tua dari seseorang. (*/)

BACA JUGA: KASUS JOHNNY DEPP: CONTOH NYENTRIK TENTANG APA YANG HARUS COWOK LAKUKAN KALO JADI KORBAN KDRT

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Kal

Seorang gadis sederhana dengan pikiran ruwet. Punya kecanduan sama film serta buku.