Apakah bisa digitalisasi dapat menjawab angan-angan anak muda zaman sekarang?
FROYONION.COM - Dari zaman purbakala, manusia suka banget yang namanya pindah-pindah. Pindah tempat tinggal, pindah tempat kerja, pindah ke lain hati juga.
Entah kenapa, rasa bosan itu terus ada. Apalagi kalo rutinitasnya itu-itu aja. Ga ada sesuatu yang jadi mood booster. Iya kan, Civs?
Jadi ga salah juga kalo manusia itu sendiri mencari ‘sesuatu’ yang ga ia temukan di tempat sebelumnya alias mau keluar dari zona nyaman.
Nah, apalagi nih anak muda zaman sekarang sukanya sesuatu yang challenging, misal bekerja di tempat dan waktu yang bisa milih kapanpun, dapat gaji gede, dan bisa kerja sekalian hang out juga.
Rasanya ilustrasi di atas bisa terwujud loh, Civs.
Di zaman yang sudah serba digital ini, hal yang di idam-idamkan diatas bukanlah lagi sebatas angan-angan.
Banyak juga mereka yang sudah bekerja belasan tahun bahkan puluhan tahun pun juga pingin ngerasain kehidupan kerja yang seperti itu. Ibaratnya sekali dayung, dua sampai tiga pulau terlampaui.
Berkenaan dengan angan-angan di atas, ada nih suatu sistem kerja yang belakangan ini jadi tren global. Ditambah lagi situasi kantor dan lingkungan saat pandemi, orang-orang mulai terbiasa dengan sistem kerja jarak jauh – tidak harus ke kantor.
Sistem kerja ini hampir sama dengan sistem Work From Home. Hanya saja yang membedakannya adalah tempat bekerjanya. Ya, orang-orang menyebutnya Digital Nomad.
Melansir masterclass , Digital Nomad adalah orang yang bekerja jarak jauh dan bepergian ke tempat-tempat baru untuk menyelesaikan pekerjaanya. Digital nomad hanya berpindah tempat kerja, mereka bisa ditemukan di cafe, coworking space, dan perpustakaan. Sistem pekerjaan ini hanya memerlukan laptop dan koneksi internet yang memadai.
Digital Nomad tidak sama dengan remote workers. Mereka tidak terikat bekerja hanya dari rumah. Apapun bisa dilakukan, selama pekerjaan selesai.
Sebagai seorang Digital Nomad, mereka bebas mengatur waktunya sendiri. Bebas dari polusi udara dan bahkan macet sekalipun. Mereka tidak terikat pada belenggu kehidupan kantor eight to five.
Seperti yang sudah gue jelasin di awal, Digital Nomad hanya memerlukan laptop dan koneksi internet yang stabil.
Dengan dua starter pack di atas, mereka sudah bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah bahkan dollar!
Namun perlu diingat, menjadi Digital Nomad tidak untuk semua orang dan tidak untuk semua pekerjaan.
Ada beberapa jenis pekerjaan yang tidak memungkinkan untuk bekerja jarak jauh, misalnya pengacara, human resource, dan lain sebagainya. Beberapa pekerjaan tersebut masih membutuhkan interaksi tatap muka yang teratur dengan klien/rekan kerja. Walaupun ada juga yang menerapkan Hybrid System.
Jika sudah yakin dengan sistem kerja ini yang dibarengi dengan skill set yang lo punya, inilah langkah bagaimana menjadi seorang Digital Nomad menurut R.L Adams :
Mulai sekarang, cobalah kurangi pengeluaran
Saat memutuskan untuk menjadi Digital Nomad, yang artinya lo bakal berpindah-pindah tempat, mulailah mengurangi atau bahkan menghentikan beberapa layanan bulanan misalnya berlangganan netflix, spotify, gym dan lain-lain.
Dan kalo lo masih ada cicilan, pastikan sudah lunas semuanya. Kan ga seru, kalo tiba-tiba di telfon debt collector.
Ga mau juga kan selama perjalanan, bakal dihantui rasa belum membayar tagihan ini dan itu.
Paham kalau belum/tidak punya pekerjaan tetap
Dengan sadar akan hal ini, artinya lo sudah siap dengan segala kemungkinan baik dan buruknya. Lo harus sudah punya skill set yang bagus (bukan masih belajar) dan dengan itu bisa menjamin hidup lo berbulan-bulan lamanya.
Kuncinya di sini adalah mengetahui apa yang diperlukan saat bekerja secara mandiri.
Mayoritas pekerjaan sebagai Digital Nomad adalah freelancer/pekerja lepas. Berikut contoh pekerjaan bagi Digital Nomad :
Contoh pekerjaannya tentu ga sebatas itu saja, sebenarnya ada banyak pilihan pekerjaan bagi Digital Nomad.
Tentukan tujuan
Langkah selanjutnya adalah lo harus tentukan tujuan kemana lo akan berpindah. Hal ini perlu di pertimbangkan. Dengan lo memetakan tujuan, lo akan lebih mengefektifkan waktu. Misal negara-negara tertentu yang bisa sekaligus mengajukan aplikasi visa dan izin tinggal.
Saat memilih tempat tinggal, pertimbangkan juga lokasi dan perbedaan waktunya. Bisa saja lo dapat klien luar negeri yang perbedaan waktunya siang-malam.
Lokasi kerja dan waktu bagi para Digital Nomad juga penting. Hal ini sangat berpengaruh pada tingkat stress lo. Walaupun secara kehidupan pekerjaan, Digital Nomad ga akan jumpa dengan bos atau rekan kerja yang toxic, tapi secara human social mereka tetap perlu bersosialisasi.
Atur goal dan buat rencana
Setelah menentukan tujuan, langkah selanjutnya adalah buat rencana.
Hal-hal dalam hidup kadang ga selalu terjadi sesuai kehendak, bisa aja di luar yang udah direncanain. Disaat kondisi seperti ini, itulah gunanya membuat goal dan rencana agar fokus dan tetap tearah.
Misal sewaktu-waktu tujuan lo tidak tercapai, lalu apa plan B lo? Bagaimana jika tidak terlaksana? Plan C nya bagaimana?
Setidaknya dengan mengantisipasi hal-hal tak terduga selama perjalanan, itu menjadikan diri lo siap dengan tantangan-tantangan ke depannya.
Mulailah bisnis lo
Setelah lo selesai dengan diri dan fase2 di atas, selanjutnya cobalah untuk memulai bisnis sendiri. Saat lo sudah menjalankan Digital Nomad ini, maka lo pasti sudah punya klien tetap. Nah, manfaat hal ini untuk mengembangkan pundi-pundi cuan lo.
Cobalah ajak teman-teman Digital Nomad lain, yang memiliki skill set yang sama untuk membangun bisnis digital. Ketika banyak skill set dalam tim lo, maka pastilah klien akan merasa bahwa tim lo adalah yang profesional di bidangnya.
Ini bisa menjadi passive income yang bagus apabila lo bisa merawat tim bisnis digital lo, dengan Digital Nomad yang lain sebagai pekerjanya.
Join Komunitas
Sebagai human social, lo tetap harus ‘disentuh’ oleh orang lain. Walaupun pekerjaan ini membuat lo tidak memiliki rekan kerja dan tidak ada meeting setiap hari, bukan berarti lo no interaction.
Temukanlah komunitas yang bisa menaikkan kapasitas lo dan memiliki mentalitas yang sama. Pastilah akan berbuah lingkungan yang sehat.
Dengan adanya ruang kerjasama ini akan menumbuhkan ide-ide yang tidak pernah lo temukan saat sendirian.
Setidaknya dalam hidup, cobalah untuk menantang diri lo di luar zona nyaman saat ini. Pasti lo akan temukan sesuatu yang buat nagih dan akan terus mencoba hal-hal lainnya. Satu catatan penting, skill set matengin dulu. (*/)