In Depth

KENAPA TRADISI HALALBIHALAL CUMA ADA DI INDONESIA?

Lebaran emang identik dengan halalbihalal, tapi lo tahu nggak, kenapa tradisi halalbihalal cuma ada di Indonesia? Baca di sini biar lo nggak penasaran!

title

FROYONION.COMIndonesia itu memang surganya tradisi dan budaya, Civs! Terlebih tradisi yang berkaitan dengan keagamaan Islam dalam menyambut bulan Ramadan dan syawal, sebut aja tradisi ngabuburit, mudik, lebaran sampai halalbihalal yang uniknya cuma ada di Indonesia dan jadi agenda rutin hingga kini.

Namun, lo pernah kepikiran nggak, Civs? Kenapa ya tradisi halalbihalal cuma ada di Indonesia? Gue sempet kepikiran nih, apa iya tradisi halalbihalal yang punya nama beken ‘open house’ ini dilakukan juga di negara lain dalam merayakan hari raya idulfitri atau lebaran? 

Disamping itu, setiap tradisi halalbihalal diselenggarakan, pasti ada dua kegiatan utama yang ditonjolkan, antara lain bersilaturahim atau saling maaf-memaafkan dan ditutup dengan agenda makan bersama sebagai wujud rasa syukur telah usai menjalankan ibadah puasa.

Ngomong-ngomong soal halalbihalal di tahun 2022 ini juga berbeda dibandingkan tahun sebelumnya. Kalau sebelumnya lo terbatas melakukan halalbihalal versi online alias cuma lewat panggilan telepon, akhirnya tahun ini bisa diselenggarakan versi offline walaupun sempat ada kabar kegiatan ngobrol apalagi makan-makan dibatasi.

Tapi, terlepas dari penyelenggaraan halalbihalal tahun ini yang tetap menjunjung protokol kesehatan, halalbihalal tetaplah menjadi tradisi asli Indonesia yang punya segelintir fakta dan sejarah yang sayang banget kalau lo nggak simak kisah selengkapnya.

BUKAN BERASAL DARI BAHASA ARAB

Mengawali fakta pertama, mungkin sebagian dari lo ada yang baru paham kalau kata ‘halalbihalal’ bukanlah berasal dari bahasa Arab, melainkan kata tersebut serapan dari pengawalan kata ‘halal’ yang disisipi kata ‘bi’ dan diakhiri dengan kata ‘halal’ dan jadilah hingga kini dikenal sebagai halalbihalal.

Sebelumnya, gue sempat googling dan nemu definisi kata halalbihalal yang telah dibakukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Secara lengkap, artinya sih kurang lebih tentang kegiatan maaf-memaafkan pasca menunaikan ibadah puasa Ramadhan yang biasa diadakan di auditorium, aula dan sebagainya.

Makanya, nggak heran halalbihalal jadi ajang yang ditunggu bagi umat muslim di Indonesia untuk saling menjalin silaturahmi, saling maaf-memaafkan dan dilanjutkan dengan acara makan bersama yang gue yakin bagian ini juga paling lo tunggu, kan Civs? Hehehe.

PUNYA RAGAM VERSI SEJARAH

Sesuai dengan predikat halalbihalal sebagai tradisi yang cuma ada di Indonesia, terkait fakta sejarah juga lahir dari berbagai versi yang berbeda. Versi pertama, menurut artikel yang gue kutip dari Historia.id, istilah ‘halal bihalal’ berasal dari kata ‘alal behalal’ dan ‘halal bihalal’ yang mengandung arti saling memaafkan di waktu lebaran.

Uniknya, dalam versi pertama ini didasari cerita pedagang martabak asal India di sekitar Taman Sriwedari, Solo pada tahun 1935-1936. Saat itu martabak masih belum terkenal dan dipromosikanlah dengan sebutan ‘martabak malabar’ hingga melebar menjadi ‘halal bin halal’ dan kini populer dengan julukan ‘halalbihalal’.

Nah, untuk versi kedua sejarah halalbihalal, berasal dari kisah salah satu pendiri organisasi Islam Nahdlatul Ulama, KH Abdul Wahab Hasbullah pada tahun 1948 yang memperkenalkan istilah halalbihalal kepada Bung Karno. Agenda halal bihalal diselenggarakan sebagai ajang silaturahmi antar-pemimpin politik yang kala itu dilanda konflik.

Lantas, Bung Karno menyetujui dan mengundang seluruh tokoh politik untuk datang ke Istana Negara dalam menghadiri silaturahim yang kelak dikenal sebagai halalbihalal. Nggak sekadar saling memaafkan, tapi mereka juga sekaligus berunding menyusun kemerdekaan bangsa Indonesia ke depannya, Civs!

MENYIMPAN MAKNA YANG NGGAK BIASA

Nah, sebetulnya kata halalbihalal nggak bisa diartikan secara harfiah atau satu persatu antara kata ‘halal’, ‘bi’ dan ‘halal’. Tapi, satu hal yang pasti dari berbagai literatur yang udah gue baca, semua kata ini bukanlah murni dari bahasa Arab. Jadi, kata-kata tersebut nggak tercantum dalam kosakata bahasa Arab. 

Akan tetapi, istilah tersebut mengandung tiga makna yaitu ‘halal al-habi’ (benang kusut terurai kembali), ‘halla al-maa’ (air keruh diendapkan) dan ‘halla as-syai’ (halal sesuatu). Lantas, kesimpulan pastinya adalah meleburkan, menghilangkan semua kesalahan dan kembali sedia kala dalam suatu kegiatan bernama halalbihalal.

SURGANYA KULINER NUSANTARA

Pantas aja kalau tradisi halal bihalal juga berkaitan dengan keberadaan kuliner nusantara yang disajikan berbeda di tiap daerah di Indonesia. Walaupun sajian kuliner yang ada dalam halalbihalal dianggap sebagai pelengkap, tapi mengandung makna kebersamaan yang dapat lo rasakan, Civs.

Nah, daripada lo bingung membayangkan kuliner apa aja yang umumnya hadir di setiap tradisi halalbihalal, di bawah ini gue udah ngerangkum beberapa kuliner yang jadi incaran setiap halalbihalal. Awas jangan dibaca serius, nanti lo kepengen!

  • Opor ayam khas Jawa: Keterlaluan sih kalau ada yang nggak suka gurihnya opor ayam yang memang jadi primadona pas lebaran. Apalagi dimakan pakai ketupat, beuh rasanya yahud bener!
  • Semur daging khas Betawi: Bagi lo yang berlebaran di wilayah Jakarta dan sekitarnya, pasti nggak asing sama kuliner semur daging yang juga jadi incaran pas lebaran. Rasanya asin, manis dan pedas, bikin lo ketagihan!
  • Rendang khas Minang: Kalau ini sih gue nggak berani komen macem-macem. Rasanya TOP BANGET! Sesuai sih sama rasanya yang udah terkenal sampai mancanegara!
  • Sambal goreng ati khas Jawa: Nah, kuliner yang satu ini juga wajib lo santap. Aroma sambal goreng ati yang pedas berpadu dengan rasanya yang gurih emang cocok dimakan pas lagi laper-lapernya!
  • Lontong sayur khas Betawi: Eh ketemu juga sama si lontong sayur yang biasanya lo makan buat sarapan. Kuliner ini juga identik dengan lebaran, terlebih rasanya yang gurih apalagi isiannya yang komplit juga pas banget buat disantap.
  • Bakso khas Indonesia: Kok khas Indonesia? Iya karena semua daerah di Indonesia punya ciri khas tersendiri kudapan kenyal dan gurih ini. Apapun situasinya, bakso emang cocok dimakan pas lagi hangat-hangatnya. Ya nggak ya, Civs?

Gimana, Civs? Seru juga ya menjelajah sejarah dan fakta unik tentang tradisi halalbihalal yang cuma ada di Indonesia. Satu hal pasti yang lo dapatkan dari tradisi ini adalah budaya saling maaf-memaafkan dan kebersamaan yang perlu dipupuk semenjak dini.

Jangan cuma ngincer makanannya aja yang bikin lo kalap. Sekali-kali perbanyak juga saling bertegur sapa sama si pemilik rumah atau yang punya hajat halalbihalal ya, Civs! Semoga kita bisa halalbihalal lagi di lebaran tahun berikutnya! Mohon maaf lahir dan batin. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Lukman Hakim

Penulis lepas yang menuangkan ide secara bebas tapi tetap berasas