Untuk sebagian orang, mungkin kurang pas rasanya jika nongkrong tak merokok. Lalu, apa yang membuat rokok menjadi bagian yang nggak terpisahkan dari momen tersebut?
FROYONION.COM - Rokok telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya nongkrong di banyak negara di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.
Meskipun ada upaya yang kuat untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya merokok dan promosi gaya hidup sehat, masih banyak orang yang terlibat dalam kebiasaan merokok saat berkumpul dengan teman-teman.
Tidak dapat dipungkiri bahwa ada faktor-faktor tertentu yang menjadikan rokok tetap hadir dalam suasana nongkrong. Misalnya karena kebiasaan, gaya hidup, tekanan sosial, atau sebagai bentuk penghilang stres.
BACA JUGA: DARI ROKOK PINDAH KE VAPE, SAMA SAJA ATAU SEBUAH SOLUSI?
Salah satu alasan mengapa rokok seringkali terlihat penting saat nongkrong bersama adalah karena adanya efek sosial dan konsep kebersamaan. Merokok bersama dapat menjadi aktivitas yang memungkinkan interaksi antara individu yang merokok.
Mereka dapat berbagi cerita, pengalaman, dan kesan sambil menikmati rokok. Hal ini bisa menjadi sarana untuk menciptakan ikatan dan mempererat hubungan sosial.
Selain tradisi sosial dan kebiasaan, ada beberapa alasan yang mungkin menjawab pertanyaan kenapa rokok menjadi bagian tak terpisahkan dari nongkrong, berikut alasannya:
Seseorang memiliki kecenderungan alami untuk meniru dan menyesuaikan diri dengan kelompok sosial mereka. Jika sebagian besar orang dalam kelompok nongkrong merokok, kemungkinan besar individu lain dalam kelompok tersebut juga akan terpengaruh.
Media massa dan periklanan juga memainkan peran penting promosi citra rokok sebagai simbol kebebasan, keren, dan kepuasan. Iklan rokok sering menampilkan gambar-gambar yang menarik dan menampilkan gaya hidup yang diinginkan oleh banyak orang.
Efek psikologis dari iklan semacam itu dapat mendorong orang untuk merokok, terutama saat berada dalam suasana nongkrong yang dipengaruhi oleh media dan periklanan.
Rokok mengandung nikotin, zat adiktif yang memicu ketergantungan fisik dan psikologis. Kebanyakan perokok mengalami kecanduan nikotin, yang membuat mereka merasa sulit untuk berhenti merokok.
Kondisi ini membuat individu merasa terdorong untuk merokok saat berada dalam situasi yang mengasosiasikan rokok dengan kenikmatan, termasuk saat nongkrong bersama teman-teman.
Memang bagi beberapa orang, merokok menjadi cara untuk mengatasi stres dan mencapai perasaan relaksasi. Ketika orang merasa tertekan atau tegang, mereka mungkin mencari kenyamanan sementara dalam merokok.
Dalam suasana nongkrong yang sering kali berhubungan dengan kegiatan yang menyenangkan, rokok dapat menjadi mekanisme penghilang stres yang diandalkan.
Nah, bagaimana menurut anak muda di luar sana? Sebuah pertanyaan singkat disimpulkan oleh penulis dari fenomena ini:
‘Seberapa penting sih merokok pas nongkrong?’
Pertanyaan ini disampaikan kepada tiga anak muda yang gemar nongkrong di waktu senggang. Masing-masing dari mereka pun memiliki jawaban yang berbeda.
Salah satunya Anggie (24), meski dulu ia suka sekali merokok saat nongkrong karena merasa suasana menjadi lebih santai.
“Jujur, gue suka banget ngerokok waktu nongkrong sama kawan. Kayaknya merokok itu bikin suasana jadi lebih santai gitu, dan juga bisa ngobrol sambil ngerokok,” ujarnya saat dijumpai, Senin (19/06/2023)
Namun, kesadaran akan dampak buruk merokok terhadap kesehatan membuatnya berusaha mengurangi kebiasaan tersebut.
“Tapi seiring berjalannya waktu, gue sadar kalau merokok itu nggak baik buat kesehatan. Jadi sekarang gue udah berusaha ngurangin dan lebih milih buat nggak merokok saat nongkrong. Lagian, sekarang juga udah banyak alternatif lain buat nongkrong yang nggak harus sambil merokok,” katanya.
Berbeda dengan Joshua (25), ia tidak suka dengan rokok dan menganggap merokok tidak penting saat nongkrong. Dia lebih memilih untuk fokus berinteraksi dengan teman-temannya dan melakukan aktivitas yang tidak melibatkan rokok.
“Gue nggak suka banget sama merokok sih, jadi buat gue pribadi, merokok itu nggak penting sama sekali saat nongkrong. Gue lebih suka fokus ngobrol sama temen-temen atau ngelakuin aktivitas lain yang nggak merokok,” jelasnya.
Katanya, merokok adalah kegiatan yang tidak perlu dan mengganggu lingkungan sekitar. Belum lagi, merokok bisa menghabiskan biaya yang tak murah.
“Selain nggak baik buat kesehatan, menurut gue merokok juga ngabisin duit dan bisa mengganggu orang di sekitar kita. Jadi, gue lebih milih buat cari tempat nongkrong yang bebas asap rokok,” ucapnya.
Sedangkan Nugi (26) berpendapat bahwa keputusan untuk merokok saat nongkrong tergantung pada individu. Baginya, merokok tidak begitu penting selama orang yang merokok tidak mengganggu orang lain.
“Nah, menurut gue sih merokok itu tergantung orangnya. Ada yang merokok karena emang udah kebiasaan dari dulu, tapi ada juga yang nggak merokok sama sekali. Buat gue, merokok nggak terlalu penting saat nongkrong, tapi juga nggak masalah asalkan orang yang merokok nggak ganggu orang lain,” katanya.
“Yang penting tetap nyaman buat semua yang lagi nongkrong bareng. Jadi, kalo ada yang mau ngerokok, gue berharap mereka nggak ngerokok di tempat yang nggak nyaman buat yang nggak merokok,” tambahnya.
Meskipun pendapat ketiga anak muda tersebut berbeda, kesadaran tentang dampak negatif merokok terhadap kesehatan menjadi perhatian yang muncul dalam wawancara ini.
Ada yang mengurangi jumlah merokok, ada yang sama sekali tidak suka merokok, dan ada juga yang menekankan pentingnya menjaga kenyamanan orang lain saat nongkrong. Hal ini mencerminkan variasi pandangan anak muda terkait merokok saat nongkrong.
Menurut kalian bagaimana? (*/)