In Depth

KENAPA BANGSA INDONESIA PENGEN BANGET DIAKUI BARAT?

Terlepas dari kita sebagai negara berkembang, ternyata kita sebagai bangsa indonesia masih terjangkit kondisi yang disebut inferiority complex. Tulisan ini bakal kasih tau sekilas soal isu satu ini.

title

Belum lama ini brand-brand lokal Indonesia dikabarkan tengah melebarkan sayap dengan mengikuti kontes di ajang internasional. Yang terbaru kontes tahunan yang digelar di Paris, Prancis. Ya betul Paris Fashion Week. Dari mulai brand fashion ternama di seluruh dunia kumpul adu busana kreatif.

Dari Indonesia ada dua brand lokal yang resmi mengikuti acara Paris Fashion Week di bawah Federation de la Haute Couture et de la Mode (FHCM). Yang lainnya, bikin acara sendiri dengan menggelar Fashion Show di Paris. Uniknya, brand-brand lokal Indonesia yang menggeluti bidang makanan dan kecantikan ada di sana hehe gapapa kan ya?

Fenomena ini sudah banyak ditemui di Indonesia. Saking banyaknya mungkin hampir mendarah daging. Nggak bisa dipungkiri memang, orang-orang ini haus akan pengakuan atas apa yang telah dicapainya, biar dibilang paling keren.

Nah ternyata haus akan pengakuan ini, adalah efek dari inferiority complex yang udah lama mengakar di masyarakat Indonesia Civs.

APA SIH INFERIORITY COMPLEX?

Inferiority complex atau kompleks inferioritas merupakan suatu keadaan dimana seseorang menganggap bahwa dirinya lebih rendah dari manusia sekitarnya. Biasanya ini terjadi kepada seseorang yang lagi kurang percaya diri atau lagi down. Jadi menganggap orang sekitar lebih baik dari dirinya.

Ternyata Civs, rasa inferior yang dialami seseorang ini punya dampak yang cukup besar loh buat hidup mereka. Perasaan tersebut dapat mempengaruhi cara seseorang bergaul, cara ia hidup dan juga cara ia mengambil keputusan-keputusan penting.

Keadaan inferior jadi permasalahan besar nih Civs, ketika banyak orang atau suatu bangsa terjangkit kondisi mental ini. Dampaknya bukan lagi kepada diri sendiri, tapi juga keputusan atau kebijakan negara. Ya mau nggak mau bakal ngerugiin banyak orang, karena negara udah nggak mampu lagi nentuin apa yang baik dan nggak bagi bangsanya.

TERJADI DI NEGARA KITA

Tau nggak kalo inferiority complex udah terjadi di negara kita? Coba deh sampai sekarang masih banyak masyarakat Indonesia yang menganggap budaya asing dan orang-orangnya lebih superior dari kita, iya nggak? Kalo dipikir-pikir Indonesia punya keanekaragaman dan budaya yang jauh lebih keren dibanding negara-negara lain kan.

Sadar atau nggak, kalo kalian berkunjung ke tempat wisata atau kalian bertemu orang asing, masih suka liat kan orang-orang Indonesia yang hobi minta foto sama turis asing kan?

Terus juga, ketika orang-orang Indonesia yang lebih memilih pakai produk luar negeri dibanding produk lokal. Nah ini Civs, bukti kalo bangsa Indonesia terjangkit inferiority complex.

Presiden Jokowi juga bilang kok, udah waktunya Indonesia untuk meninggalkan inferiority complex dan menunjukkan diri. Apalagi dalam bidang ekonomi, Indonesia jadi salah satu ekonomi terbesar dunia.

Udah waktunya juga Indonesia berhenti buat mencari bantuan negara lain. Kata Jokowi, malah udah waktunya Indonesia buat memberikan bantuan internasional ke negara lain.

“Kita harus menujukkan bahwa kita adalah bangsa yang besar. Kita anggota G-20, tetapi kita tidak mewujudkan itu, seolah-olah kita masih bangsa kecil,” katanya dikutip jakartaglobe.id.

SEJARAH INFERIORITY COMPLEX YANG DIALAMI BANGSA INDONESIA

Nggak bisa dipungkiri, ini karena pengaruh imperialisme dan kolonialisme Barat yang lama tertanam di benak masyarakat Civs. Contohnya respon istimewa warga Indonesia terhadap warga asing, yaitu sikap ramah yang berlebihan terhadap orang asing.

Dulu pada masa kolonialisme Belanda penduduk dibagi jadi golongan Eropa, golongan Bumiputera, dan golongan Timur Asing. Akibat penggolongan tersebut, bumiputera terletak di golongan ketiga, jadi nggak heran kalo sering dapat diskriminasi oleh penjajah Eropa.

Dari sini Barat pelan-pelan menanam hegemoninya atas pemahaman rakyat Indonesia. Masyarakat lokal yang ngerasa inferior dibanding masyarakat asing mulai meyakini bahwa standar hal-hal baik berkiblat pada Barat.

Tahu nggak? kalo kondisi ini melahirkan patuhnya masyarakat lokal terhadap apa yang dianggap ideal. Lama-lama dipraktikkan dalam sopan santun berlebihan terhadap mereka yang dianggap superior Civs.

Lebih luas, inferiority complex membuat seseorang ragu dalam bersaing dengan orang yang dianggapnya superior. Jadinya potensi yang dimiliki seseorang untuk melakukan sesuatu menjadi terpinggirkan.

Bukannya memikirkan tentang apa yang seharusnya dilakukan, seseorang yang ngerasa dirinya inferior justru terlalu sibuk memikirkan apakah dirinya mampu bersaing atau tidak dengan sosok yang dianggapnya superior.

INDONESIA MENGALAMI INFERIORITY SELAMA RATUSAN TAHUN

Selama itu ya Civs, ini akar masalahnya kenapa bangsa Indonesia pengen banget diakui barat. Bangsa Indonesia telah dijajah oleh bangsa lain selama ratusan tahun, bangsa Indonesia juga telah mengalami inferiority complex selama ratusan tahun pula.

Gimana nggak ya kan? Pemahaman bangsa Indonesia akan perasaan inferior kayaknya udah benar-benar tertanam dan mendarah daging. Tapi ada kok cara menghindari pikiran negatif agar terhindar dari inferiority complex.

CARA MENGHADAPI PERASAAN INFERIORITY

Saran ini dipopulerkan oleh seorang pendeta Amerika dan seorang penulis yang terkenal dalam mempopulerkan cara berpikir positif, Norman Vincent Peale.

Pertama, dia bilang untuk menghadapi perasaan inferiority complex, yang harus dilakukan adalah menyusun dalam pikiran tentang gambaran mental diri sendiri yang sukses. Peale menganjurkan untuk jangan pernah berpikir tentang kegagalan.

Dengan tidak berpikir akan suatu kegagalan bukan berarti terlampau percaya diri akan suatu keberhasilan. Tidak memikirkan kegagalan berarti berani untuk mengambil langkah yang benar untuk terus maju.

Kedua, menghindari rasa kagum yang terlalu besar terhadap sesuatu. Nah ini sih yang banyak banget dalam kehidupan di Indonesia. Salah satunya tadi kebiasaan untuk mengajak orang asing berfoto bersama. Kagum terhadap bangsa lain boleh, tetapi jangan berlebihan.

Terakhir, penting juga untuk menanamkan rasa nasionalisme dalam diri masyarakat agar kita lebih mencintai dan bangga menjadi bangsa Indonesia. Tapi inget ya, jangan sampai berlebihan. Cintai dan berbanggalah terhadap negara sendiri secukupnya Civs! (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Abdurrahman Rabbani

Cuma buruh tinta yang banyak cita-cita.