Apa benar kalau kapal tertua di Indonesia ditemukan di Rembang? Mari kita ulik, Civs!
FROYONION.COM - Mungkin bagi sebagian orang di negeri ini sangat asing telinganya mendengar nama Rembang sebagai salah satu kabupaten di Indonesia. Berada di sisi utara pulau Jawa, secara administratif kabupaten Rembang masuk ke dalam provinsi Jawa Tengah, secara geografis berada di ujung timur laut provinsi Jawa Tengah dan dilalui jalan raya pantai utara Jawa (pantura), kabupaten ini ternyata menyimpan berbagai cerita menarik, salah satunya cerita di sejarah perkembangan dunia maritimnya.
Karena sudah sejak lama nenek moyang orang Rembang dikenal sebagai pelaut dan pelaku dunia maritim yang kuat dan canggih sejak dulu. Entah itu melaut, membuat kapal hingga pelabuhannya sebagai tempat persinggahan para saudagar di kancah internasional pada masanya.
Di sebuah desa bernama Punjulharjo ditemukan bongkahan kapal kuno yang diperkirakan ada sejak sekitar abad ke 7-8 Masehi lebih tua dari pembangunan candi Borobudur pada abad ke 9 Masehi, hal tersebut dibuktikan dengan diambilnya kayu dari kapal sebagai sampel untuk diteliti oleh balai arkeologi Yogyakarta, dapat dipastikan bahwa bongkahan kapal kuno di desa Punjulharjo, Rembang merupakan kapal tertua di Indonesia.
Pada awalnya, ada seorang petani garam menggali sebuah lahan yang akan dijadikan tambak garam untuk bertani, tetapi yang dia temukan adalah bongkahan sejarah besar di dunia maritim Indonesia, bongkahan kayu berwujud kapal yang kemudian dikabarkan ke balai arkeologi Yogyakarta untuk meneliti dan merawat kapal kuno sebagai objek observasi sekaligus cagar budaya yang edukatif sejak ditemukan pada tahun 2008 lalu.
Menurut seorang arkeolog dari Perancis bernama PY Manguin kapal yang ditemukan di desa Punjulharjo, kabupaten Rembang ini termasuk jenis kapal Nusantara, kesimpulan itu Beliau kemukakan setelah Beliau mengamati konstruksi dari kapal kuno tersebut. Rekonstruksi teknis pada kapal kuno ini mulai dari tunas, papan kayu, pasak, tambuku, tali ijuk serta bambu penguat. Diperkirakan juga kayu yang digunakan sebagai komponen pembuatan kapal kuno ini menggunakan kayu dari Kalimantan dan Sumatra.
Di dalam kapal kuno tersebut juga ditemukan artefak lain seperti gerabah, kelapa, fragmen kendi, dan tali ijuk. Tapi belum dapat dipastikan bahwa artefak-artefak yang telah disebutkan sebelumnya merupakan bagian dari barang bawaan awak kapal tersebut, bisa saja sekumpulan artefak itu merupakan barang yang datang dari tempat lain dan hanyut terbawa arus ombak laut yang kemudian terperangkap dan terkubur menyatu dengan bongkahan kapal kuno.
Titik ditemukannya kapal kuno berjarak 1 km dari garis pantai Rembang, diperkirakan kapal kuno tersebut terdampar selama kurang lebih 1000 tahun lamanya, karena setiap 1 tahunnya pergeseran garis pantai terjadi sejauh 1 meter.
Masyarakat setempat yang akrab dan hidupnya kental dengan realisme magis mempercayai bahwa air yang ada di dalam bongkahan kapal kuno dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, digunakan untuk mencuci muka maupun membasuh bagian tubuh yang lain pada saat kapal kuno itu ditemukan, hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada kapal kuno apabila tidak diawasi serta diberi himbauan.
Sejak ditemukannya kapal kuno pada tahun 2008 telah dilakukan penelitian dan perawatan secara masif oleh balai arkeologi Yogyakarta dan pegiat cagar budaya sekitar. Dan kini, kapal kuno Punjulharjo menjadi salah satu objek wisata edukasi di kabupaten Rembang. (*/)