In Depth

JARANG BISA DIBUKTIKAN, TAPI KENAPA KONTEN HOROR SELALU PUNYA BANYAK PEMINAT?

Peminat konten horor tidaklah sedikit. Padahal, konten horor itu sendiri jarang bisa dibuktikan kalau kejadiannya benar-benar pernah terjadi. Kenapa bisa semenarik itu buat audiens, ya?

title

FROYONION.COMKonten horor sekarang sudah jadi rubrik mingguan buat beberapa media, bahkan mereka yang tadinya berisi konten lucu-lucuan. Tahilalats, misalnya, kini tiap malam Jumat rutin mengunggah komik pengalaman horor yang dialami oleh salah satu pengikutnya. 

Sangat mudah menemukan konten kreator yang berfokus pada konten horor di Youtube atau TikTok. Nadia Omara, contohnya. Storyteller ini awalnya berfokus pada kisah-kisah kriminal. Namun saat menambahkan segmen horor di malam Jumat, pelanggan kanalnya bertambah dan mereka bahkan berlomba-lomba mengirimkan kisahnya sendiri untuk diangkat menjadi video. 

Wak Nadia, sapaan akrabnya, bahkan membuat Kisah Horor Wawak atau KHW menjadi segmen tetap tiap malam Jumat. Seringkali pada waktu tertentu, KHW akan tayang dua kali seminggu atau bahkan tiap dari dalam rentang waktu tertentu. 

Video-video KHW di kanal Nadia Omara juga meraup jumlah penonton yang nggak sedikit. Dibanding segmen sejarah atau kisah kriminal, segmen KHW terbilang lebih populer dengan rata-rata penonton di atas 1 juta. Sebagian besar video terpopulernya juga berasal dari segmen mistis ini. 

Youtuber horor lain seperti Jurnal Risa, Kisah Tanah Jawa, Lentera Merah dan lain-lain juga memiliki jumlah pengikut serta penonton video yang cukup banyak. Hal ini mungkin akan memantik satu pertanyaan di benak kita. 

Kisah horor bukanlah sesuatu yang bisa dibuktikan secara akurat. Seseorang bisa dengan mudah bercerita kalau ia baru saja mengalami pengalaman mistis tanpa bisa membuktikannya. Atau, seorang anak yang mengaku indigo lalu mengatakan bahwa di hadapannya ada sesosok makhluk astral walau nggak ada buktinya. 

Nah, kalau kisahnya nggak bisa dibuktikan, lalu kenapa konten horor seperti ini bisa sangat populer? 

BACA JUGA: KAYA AKAN HAL MISTIS, TAPI KENAPA INDONESIA GA MERAYAKAN HALLOWEEN DENGAN MERIAH? 

MEMICU ADRENALIN 

Alasan pertama mengapa konten horor bisa sangat populer ialah karena adanya stimulus yang dirasakan saat menonton konten jenis ini. Stimulus ini bisa berupa suara, kata-kata hingga visual yang tampak menyeramkan. 

Pakar marketing Kuangjie Zhang serta Haiyang Yang mendapati bahwa adegan yang menyeramkan dalam konten horor, bahkan sebelum peristiwa itu terjadi akan dapat memberikan stimulus pada fisik dan mental manusia. Rasa takut, cemas hingga bersemangat serta respon tubuh seperti menggigil dan merinding adalah contohnya. 

Rasa takut yang muncul sebagai akibat dari mengonsumsi konten horor akan memicu hormon adrenalin dalam tubuh. Ini disebutkan dalam The Psychology Behind Why We Love (or Hate) Horror, dilansir dari laman Harvard Business Review

Sementara elemen suara yang biasanya terdapat dalam konten horor memang dirancang agar penontonnya merasa takut serta tegang. Penggunaan suara keras setelah sekian lama hening atau jumpscare dengan diikuti penampakan atau bayangan juga termasuk dalam elemen suara ini.  

MERASAKAN PENGALAMAN YANG BERBEDA DENGAN KESEHARIAN 

Konten horor akan turut membawa penikmatnya masuk dalam dunia alternatif yang berbeda dengan keseharian mereka. Pengalaman gaib atau supernatural dalam konten horor ini akan dapat membuat penontonnya merasa seperti telah mencoba hal baru yang nggak sama dengan rutinitas harian mereka. 

Selain itu, perasaan lega juga akan muncul setelah stimulasi, misalnya jika konten yang ditonton berakhir dengan bahagia. Kondisi ini akan membuat tubuh merilis hormon endorfin pada otak dan membuat penikmat konten horor merasa lebih rileks pada akhir konten.  

Ini wajar mengingat konten horor biasanya terkait dengan keberadaan makhluk dari dunia supernatural yang nggak nggak pernah kita temui langsung. Sensasi merasakan pengalaman berbeda inilah yang membuat konten horor punya banyak peminat.  

BACA JUGA: EVIL DEAD RISE: FILM HOROR YANG MENERORMU SEPANJANG DURASI

MENELUSURI HAL-HAL BURUK SECARA AMAN 

Secara psikologis, seseorang akan dapat menikmati rasa takut dalam dirinya jika ia merasa aman. Konten horor akan dapat menawarkan rasa aman itu ketika penontonnya  menelusuri sisi buruk manusia dalam cerita yang disajikan.  

Sebagai contoh saat mendengarkan penjelasan seputar kisah hidup seorang pembunuh berantai, penonton akan bisa mempelajari bagaimana si pembunuh berantai menghadapi hal-hal gelap dalam dirinya tanpa harus benar-benar bertemu dengan pembunuh berantai di dunia nyata.  

Namun, perlu digarisbawahi juga bahwa menonton dalam situasi yang nggak aman akan mengurangi pengalaman menikmati konten horor. Rasa senang akan hilang jika contohnya terdengar suara seseorang bergumam padahal sedang menonton sendirian di rumah. 

Rasa aman harus dirasakan secara psikologis agar dapat menikmati konten horor tersebut secara utuh. Jika rasa aman ini hilang, maka bukan nggak mungkin konten horor nggak lagi terasa menyenangkan. Ini jugalah yang beresiko menyebabkan beberapa orang cenderung nggak menyukai konten horor. 

PEMBAWAAN SI KONTEN KREATOR 

Bisa jadi, kalian menyukai konten horor bukan karena muatan mistisnya, melainkan karena bagaimana cara si konten kreator mengolah dan membawakan konten menyeramkan tersebut menjadi menarik untuk disimak.  

Dalam kasus Tahilalats, mereka mengemas konten horor dalam bentuk komik yang disajikan per slide. Kalian akan terus swipe ke samping karena penasaran bagaimana kelanjutan ceritanya dan seperti apa sosok astral yang ada dalam cerita tersebut. 

Sementara pada kanal Youtube Nadia Omara, kisah horornya disajikan dalam  bentuk penceritaan kembali yang menarik dengan logat Sumatra khas Wak Nadia. Sesekali juga diselipkan humor ringan untuk mengurangi ketegangan. 

BACA JUGA: DAFTAR FILM HOROR PALING SERAM MENURUT PENELITIAN 

Pada akhirnya, kalian nggak lagi bertanya-tanya apakah kisah itu nyata atau nggak, karena yang kalian cari adalah hiburannya. Pertanyaannya bukan lagi tentang apakah kisah horor itu benar-benar terjadi, tapi apakah kisah itu diceritakan secara menarik dan bisa mengisi waktu luang sebagai hiburan. 

Seringkali konten kreator horor akan mengingatkan penontonnya bahwa percaya atau nggak percaya adalah pilihan mereka yang menonton. Ini memang benar karena kisahnya nggak bisa dibuktikan. Silakan percaya kalau hal-hal di luar nalar dalam konten itu memang sungguhan pernah ada, tapi menganggapnya sekedar dongeng penghibur juga nggak ada salahnya. (*/) (Photo credit: Edilson Borges)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Wahyu Tri Utami

Sometimes I write, most of the time I read