In Depth

FENOMENA ‘GAPJIL’ DI KOREA SOAL ORANG KAYA YANG AROGAN, APAKAH ADA JUGA DI INDONESIA?

Irene anggota girl group Red Velvet akhirnya meminta maaf setelah bertingkah arogan kepada seorang stylist. Sebelum Irene meminta maaf, netizen Korea Selatan menyebut Irene dengan istilah Gapjil; orang kaya yang arogan.

title

FROYONION.COM - Istilah Gapjil ini mulai sering digunakan oleh anak muda Korea Selatan dalam beberapa tahun terakhir. Istilah Gapjil ini merujuk pada orang yang yang bertingkah superior atau arogan. Apakah fenomena Gapjil juga ada di Indonesia?

Ini adalah fenomena yang terkait dengan sifat hierarki masyarakat Korea, yang menghasilkan superioritas sosial bagi mereka yang memiliki kekayaan atau status sosial lebih tinggi. 

Cho Hyun-ah, putri dari CEO Korean Air Cho Yang-Ho pernah marah-marah di pesawat karena diberikan kacang kemasan, sedangkan yang dia inginkan adalah kacang di atas piring atau mangkuk. Cho Hyun-ah menyuruh awak kabin di pesawat itu untuk berlutut dan meminta maaf.

Kalau di Indonesia, fenomena orang kaya arogan semacam itu seringnya dilakukan oleh pengendara mobil Alphard. Pada Mei 2022, seorang pengendara mobil Alphard memaki Kapolsek Tasikmalaya, Jawa Barat yang sedang mengatur lalu lintas. Pengendara tersebut adalah orang kaya yang tinggal di kawasan elit Kota Bogor, Jawa Barat.

Kalau baca di Masagar NewsGapjil (bahasa Korea: 갑질) adalah ungkapan yang mengacu pada sikap atau tindakan arogan dan otoriter dari orang-orang di Korea Selatan, yang memiliki posisi lebih tinggi dari segi kuasa, ekonomi dan status kepada orang yang ada di kelas bawahnya. 

Gapjil adalah neologisme yang dibuat dengan menggabungkan kata Gap (갑; 甲) yang digunakan untuk memperkenalkan pihak pertama sekaligus merujuk pada status superior; dan Jil (- 질) akhiran yang merujuk secara negatif pada tindakan tertentu. 

Ini adalah fenomena yang terkait dengan sifat hierarki masyarakat Korea, yang menghasilkan superioritas sosial bagi mereka yang memiliki kekayaan atau status sosial lebih tinggi.

BACA JUGA: 5 KELEBIHAN COWOK INDONESIA DIBANDINGKAN COWOK KOREA

Jian Seo dari Hanyang University dan David Tizzard asisten profesor di Seoul Women’s University menuliskan di The Korea Times, bahwa lo bakal melihat sistem sosial hierarkis di Korea Selatan begitu lo menghabiskan waktu di sana.

Orang-orang diberi peringkat berdasarkan usia, gelar, dan faktor lainnya. Hal ini kemudian menentukan bahasa dan tindakan mana yang harus digunakan dalam berurusan dengan orang lain.

Anak muda Korea secara konsisten diajari tentang pentingnya pencapaian dan kemampuan sosial. Hal tersebut yang kemudian memungkinkan mereka untuk naik ke strata sosial di atasnya. Mendaftar di universitas ternama bisa menjadi langkah penting untuk menentukan status sosial. 

Hal itu dilakukan karena masyarakat Korea Selatan pada umumnya mengukur tingkat pendidikan, sebagai syarat untuk pekerjaan dengan gaji tinggi dan diakui secara sosial. Tentu saja, hal ini menjadi hal umum di negara lain, baik di negara besar maupun negara berkembang seperti Indonesia. Namun, di Korea Selatan, hal semacam ini akan terlihat secara mencolok.

“Kami melihat dehumanisasi, pengucilan sosial, dan perang berbasis kelas. Orang kaya dan elit memandang rendah pekerja biasa. Orang kaya sering bertanya kepada orang di bawahnya dengan bahasa “What are you?” daripada “Who are you?” Mereka menggunakan bahasa untuk menempatkan orang-orang yang mereka lecehkan pada strata paling bawah,” tulis mereka.

Korea telah mengenal istilah Gapjil dalam beberapa tahun terakhir. Fenomena Gapjil bukanlah hal yang baru. Gapjil kerap terjadi di mana perwakilan atau anggota keluarga eksekutif perusahaan, memperlakukan karyawan mereka dengan penghinaan, menggunakan bahasa yang kasar, atau bahkan serangan fisik. Hal itulah yang sempat disinggung dalam kejadian Irene Red Velvet dan stylist.

Pernah berada di strata bawah belum tentu menjamin seseorang tidak arogan ketika dia sudah berada di strata atas atau jadi orang kaya. Jangan sampai suatu ketika lo disebut Gapjil oleh orang-orang. Sikap rendah hati dan sopan santun seharusnya diajarkan terus menerus, sejak dari kecil hingga dewasa. Ingat, “Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.” (*/)

BACA  JUGA: DEMAM KOREA MELANDA SEPAKBOLA INDONESIA

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Fadhil

Content writer Froyonion, suka pameran seni dan museum, sesekali naik gunung