In Depth

DIJAUHI KARENA BAIK? JANGAN-JANGAN LO KENA SINDROM 'NICE GUY'

Lo dijauhi padahal sudah bersikap sebaik mungkin? Kayaknya ada yang salah dengan cara lo ngasih kebaikan.

title

FROYONION.COM - Sejak kecil, manusia dididik orang tua dengan baik untuk selalu bersikap baik terhadap sesama. Manusia adalah makhluk sosial yang nggak bisa lepas dari ketergantungan satu sama lain. Dan cara untuk membangun relasi tersebut yakni dengan bersikap baik agar hubungan antar manusia tetap terjaga. Tapi jika sifat baik kalian dianggap nyebelin, berarti kalian sudah kejebak dengan sindrom “Nice Guy”.

Menurut Robert Glover dalam bukunya berjudul No More Mr. Nice Guy, sindrom yang dialami kebanyakan cowok ini membuat mereka berpura-pura jadi baik biar statusnya diterima oleh masyarakat. Sifat baik itu wajib buat manusia lo. Civs. Kalau semua orang jahat, dunia bakal berantakan dan mungkin lo sendiri nggak bakal lahir. Tapi kalau sifat baik lo keluar cuma dibuat-buat, yang ada bukannya ditemenin malah lo yang dijauhin. 

Manusia adalah makhluk sosial dan nggak bisa hidup tanpa manusia lainnya. Agar hubungan manusia dapat harmonis, di antara mereka wajib berbuat baik tanpa menyakiti perasaan serta tulus saling membantu. Kita pasti senang kan kalau ada orang baik datang ke kita? Misal kayak nawarin bantuan, rela berkorban, dan membantu tanpa imbalan. Sifat-sifat kayak gitu yang bikin kita nggak bisa hidup sendiri di dunia. 

Sifat baik itu penting buat kita. Manusia mana yang ingin hidup tanpa orang baik. Yang ada malah dunianya yang kacau. Tapi sifat baik ini dirusak sama orang-orang yang cuma ngarep sama sesuatu. Sifat baik mereka baru keluar kalau itu nguntungin dirinya doang tanpa mikirin perasaan orang lain. Terutama bagi cowok, jika lo sering melakukan hal ini, nggak butuh waktu lama buat lo bakal kena getahnya.

Fenomena ini sering gua lihat dari kacamata sebagai cowok. Masalah yang gua temuin nggak jauh-jauh dari urusan cewek. Kasus ini banyak gua temuin terutama pas waktu PDKT. Banyak orang bilang bahwa PDKT adalah masa terbaik menuju pacaran. Di momen ini, baik cowok maupun cewek berusaha sebaik mungkin agar PDKT berjalan mulus. Harapannya jelas agar bisa menjalin hubungan serius sampai resmi. Hanya saja, cowok kadang sulit ngebedain antara fantasi dengan logika. Mereka takut dijauhi karena gagal jadi orang yang baik. Makanya, mereka rela untuk bikin senang perasaan orang. Cowok kayak ginilah yang kena sindrom “Nice Guy”.

Gua ngambil satu contoh betapa menyebalkannya cowok “Nice Guy” waktu PDKT. Cewek suka banget kalau diperhatiin, entah itu diingetin makan, didengerin, dan dikasih perhatian lainnya. Yang paling ngeselin adalah saat si cewek bisa ngurusin sendiri, cowoknya malah caper buat nawarin bantuan. Sampai minta tolong nggak masuk akal kayak minta dijemput jam dua pagi dia ladenin padahal itu adalah waktu manusia buat tidur. Ada juga contoh-contoh lainnya seperti minjemin duit puluhan juta sampai dibeliin Iphone versi terbaru. Cowok ngerasa itu sebagai balas budi dengan cewek bakal jadi pacarnya. Padahal, dunia nggak sebahagia itu, Ferguso.

Nggak hanya urusan cinta, “Nice Guy” juga bisa ditemui di lingkungan kerja. Contohnya seperti cowok-cowok penjilat yang apapun permintaannya, sampai diluar nalar, mau mereka urus padahal didalam hati ogah banget. Mereka pikir kalau dengan mengiyakan semua permintaan hidup mereka pasti aman. Padahal ya sama saja kayak di atas.

Ingat ini Civs, dunia itu nggak sepenuhnya diisi orang-orang baik! Mau sebaik apapun lo, kalau di mata mereka udah habis, yang ada lo malah disingkirin. Gebetan nolak lo, rekan kerja lo. Takutnya lo jadi manipulatif sampai play victim nyalahin orang pake alasan “dunia diisi orang-orang nggak tau diri”. 

Padahal, mereka nggak pengen lo ngabisin hidup di dunia buat orang lain. Semua orang ada ruangnya masing-masing untuk bisa diurus sendiri. Kalau lo hidup buat orang lain doang, yang ada bukannya lo dihargai tapi malah dimanfaatin semacam badut.

Jika mengacu pada tulisan Robert Glover, sindrom “Nice Guy” disebabkan pada pengaruh pola asuh saat kecil. Laki-laki yang ditinggal ayahnya sejak kecil telah kehilangan sosok pemimpin rumah tangga sehingga untuk pola asuh anak diserahkan sepenuhnya kepada ibu. Hal ini berpengaruh pada pembentukan watak anak sehingga penyelesaian dalam sebuah masalah didominasi dengan perasaan ketimbang logika yang membuat keputusan cowok menjadi kurang tegas. Cowok jadi merasa insecure karena kagok ketemu orang yang lebih jago sehingga jalan terbaik baginya hanyalah perlu berbuat baik di mata orang. Semua dia lakukan demi hubungan yang harmonis. 

CARA MENGATASI

“Nice Guy” adalah jebakan cowok karena berlebihan dalam menunjukkan sikap baik. Siapapun orangnya, nggak ada yang mau berteman dengan modelan kayak gini karena nggak tulus dan cuma ngincer sesuatu doang. Lalu, gimana sih cara cowok agar bisa lepas dari ini?

Pertama, jangan keseringan dengerin orang. Emang sih yang bisa nilai kita adalah orang lain. Namun, semakin sering nurutin omongan orang, lo bakal lupa dengan jati diri lo, Civs. Mau berbaik sebaik apapun, selalu saja ada sekelompok orang yang gosipin dari belakang buat benci sama lo. Nggak usah dipeduliin. Selama lo benar, tetaplah konsisten seperti pipa yang mengalir sampai jauh.

Kedua, sayangi diri sendiri. Masalah dari “Nice Guy” adalah mereka punya rasa insecure. Menurutnya, orang lain akan memandang dirinya nggak berguna sehingga kepedeannya untuk hidup hilang. Akhirnya mereka lebih memilih menyenangkan orang lain dibanding dirinya sendiri dulu supaya bisa hidup nyaman.

Ini adalah mindset yang salah. Rasa khawatir yang dialami akan berubaha menjadi lebih tragis jika mereka dibuang oleh masyarakat. Maka dari itu, sayangilah diri kita sendiri dengan mendorong untuk menjadi lebih bernilai. Entah itu dengan menikmati passion kita atau belajar hal baru agar nama kita dipandang terhormat. Cara ini bakal membuat diri lo lebih bahagia dibanding sebelumnya.

Ketiga, buang rasa sungkan/nggak enakan. Ini bakal bikin diri lo menjadi pribadi yang nggak bisa dipermainkan. Karena selama ini, “Nice Guy” berawal dari rasa sungkan yang berakhir dengan nurutin keinginan orang. Dengan menghilangkan rasa ini, lo bakal jadi pribadi yang lebih berani untuk mengambil hak lo. Ini juga sekaligus akan membuat diri lo berani menghadapi penolakan. Nggak ngambek sampai playing victim akan membuat orang ngeliat lo sebagai cowok keren karena terlihat dewasa mengambil keputusan bijak. 

Kesimpulannya, orang bakal senang kalau kalian berbuat baik dengan tulus. “Nice Guy” dibenci karena kebaikannya dipaksakan buat nyari atensi ke orang-orang dengan harapan dia juga dapat balasan dengan baik. Kebaikannya malah bakal ngerusak hidupnya entah itu urusan kerjaan maupun pasangan. 

Mulai sekarang, jadilah rasional dalam bertindak. Tanamkan mindset untuk lebih fokus bikin diri sendiri lebih sehat dengan cuek terhadap omongan orang. Harapan gua cuma pengen cowok jaman sekarang bisa menjaga harga dirinya sebagai pria tanpa takut menghadapi masalah. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Haekal Ali

Mahasiswa yang gabut nulis sesuai jurusannya.