Selain berperang dengan orang-orang yang selalu ngasih rate rendah buat para freelancer, mereka juga harus berperang dengan inflasi yang ada tiap hari untuk nentuin rate jasa mereka. Lo termasuk freelancer yang bingung cara nentuin rate harga? Baca ini supaya paham!
FROYONION.COM - Bekerja di industri kreatif seringkali lekat dengan tawaran kerja lepasan alias freelance. Zaman dulu mungkin berkarier sebagai freelancer masih dipandang sebelah mata. Tapi sekarang, jangan kaget kalo pendapatan freelancer bisa 3 kali lipat dari gaji yang lo dapet dari kantor.
Beruntungnya, makin maju peradaban manusia semakin banyak juga orang yang bisa menghargai jasa para freelancer. Variasinya juga makin beragam, seperti freelancer voice over, freelancer model tangan, sampe freelance untuk jadi pacar sewaan juga ada. Perkembangan yang cukup pesat ini tentunya merupakan hal baik bagi perkembangan industri kreatif Indonesia.
Tapi, ternyata dari zaman dulu masalah freelancer tuh sama: bingung nentuin rate!
Buat lo yang masih bingung juga, tenang. Jangan bingung, jangan risau, mari disimak beberapa cara untuk nentuin harga jasa freelance di bawah ini.
CARA 1: TENTUKAN FIXED PRICE
Ini adalah yang biasanya diterapkan sama freelancer. Alasannya karena mudah, nggak ribet, dan hanya berbekal riset serta tanya-tanya ke sejawat. Biasanya para freelancer yang nentuin rate dengan cara ini bakal nanya-nanya ke orang yang menyediakan jasa serupa. Selain itu mereka juga bakal riset di internet tentang harga yang biasanya dipatok sama orang lain.
Kelebihannya, cara ini cukup mudah dimengerti dan nggak ribet. Kekurangannya, biasanya harga yang udah ditentukan bakal sulit berubah sampe bertahun-tahun. Alasannya pun beraneka ragam.
Menurut cerita anak-anak di Froyonion yang punya pengalaman freelance, rate mereka bisa sama bertahun-tahun karena merasa nggak perlu naik, kalo harus naik bingung juga jadi berapa, dan ada juga yang beranggapan kalo naik bakal kehilangan pasar.
CARA 2: HITUNG HARGA MINIMUM PER JAM (AGAK RIBET TAPI RECOMMENDED)
Melihat ada beberapa kekurangan yang bisa lo rasakan kalo menerapkan cara fixed price, ada kok cara lain yang lebih kompleks memang, tapi lebih akurat.
Cara yang satu ini lebih ribet karena banyak yang harus dihitung. Tapi, kalo lo bisa menerapkan cara satu ini, jadinya bisnis freelance lo juga akan dihargai dengan semestinya. Lebih lagi, lo bisa menyesuaikan rate freelance dengan inflasi Rupiah tiap tahunnya. Karena, dengan adanya inflasi seharusnya pendapatan lo juga naik.
Caranya adalah ngitung harga jasa per jam dengan membagi pendapatan yang diharapkan selama setahun dengan 2.080 jam. Misalkan, pendapatan yang lo harapkan dalam sebulan adalah 10 juta. Maka dalam setahun lo bisa dapet 120 juta.
Kalau dimasukin ke dalam rumus: Rp120.000.000:2.080 jam dalam setahun= Rp57.692/jam (rate freelance).
Gampang kan? Tapi sayangnya cara ini masih kurang tepat.
Cara tepatnya adalah:
1. Hitung Annual Business Expense
Misal lo buka freelance video editor. Sebulan lo harus ngeluarin duit untuk keperluan freelance lo ini.
Wifi: Rp100.000
Listrik: Rp200.000
Subscription Adobe Premiere: Rp300.000
Sewa tempat: Rp400.000
Asuransi kesehatan: Rp1.000.000
Total pengeluaran untuk bisnis adalah Rp2.000.000
Dengan pengeluaran segini, lo berharap dalam sebulan bisa dapet 10 juta. Jadi lo harus tambahkan pengeluaran untuk bisnis tersebut ke dalam pendapatan yang lo harapkan itu.
Jadi: Rp10.000.000 (pendapatan sebulan) + Rp2.000.000 (pengeluaran untuk bisnis) = Rp12.000.000 (Annual Business Expense)
2. Hitung Cost of Doing Business
Dalam berbisnis, lo juga harus punya margin profit, yaitu persentase penjualan yang telah diubah menjadi keuntungan. Kalo bingung, intinya bisnis yang baik itu harus punya margin profit di atas 5%. Contohnya di sini, kita pake 10% aja ya.
Rumusnya: Annual Business Expense x Margin Profit
Jadi: Rp12.000.000 x 1.10 (karena margin profit 10%) = Rp13.200.000 (Total Cost of Doing Business)
3. Hitung Jumlah Billable Hours (Jam yang benar-benar digunakan untuk bekerja)
Kalo lo kerja selama 8 jam sehari, kan nggak mungkin tuh kerja mulu. Pasti ada 1 jam buat makan dan 2 jam misal untuk bales email, ngurusin keperluan lain, dan meeting.
Maka, billable hours-nya adalah 5 jam/hari alias 25 jam/minggu (kalo kerja 5 hari seminggu).
Nah, selama jam kerja itu juga kan nggak tiap hari lo kerja. Dalam setahun, pasti ada tanggal merah, liburan, sakit, dan hari-hari lain yang bikin lo nggak bisa kerja. Ini juga penting untuk diperhitungkan supaya freelancer nggak overwork.
Tanggal merah di Indonesia: 15 hari dalam satu tahun
Liburan: 12 hari
Sakit dan keperluan lain: 7 hari
Total hari nggak kerja adalah 34 hari.
Maka, 34 hari libur x 5 billable hours/hari = 170 jam nggak kerja.
Sekarang, tinggal hitung dalam setahun kita kerja berapa hari yang nggak kepotong liburan sama sekali.
Jadi: 25 billable hours/minggu x 52 minggu/tahun =1.300 jam
1.300 jam - 170 jam nggak kerja = 1.130 jam bekerja/tahun
4. Hitung Rate Freelance
Terakhir, setelah punya semua data itu akhirnya lo bisa tahu harga jasa lo per jam tuh sebenernya berapa.
Rumusnya: Total Cost/tahun : Billable Hours/tahun
Jadi: (13.200.000 total cost/bulan x 12 bulan) : 1.130 jam = Rp140.174/jam (harga minimum)
Jauh lebih tinggi dibanding rate awal yang cuma 50 ribuan bukan? Caranya emang agak panjang dan ribet, tapi kalo lo mau ngikutin lo akan tahu sebenernya jasa lo tuh bisa dihargai jauh lebih tinggi dibanding yang lo bayangkan.
Terlebih lagi, dengan cara ini lo bisa nyesuain rate freelance dengan inflasi Rupiah tanpa takut dituduh kemahalan. Caranya adalah dengan menambahkan perkiraan persentase inflasi Rupiah tahun depan (biasanya udah ada datanya dari Bank Indonesia) dengan persentase kenaikan skill lo selama setahun (kalo lo merasa udah jauh lebih berkembang).
Misal inflasi 3% dan kenaikan skill dirasa cukup banyak peningkatan sebanyak 7% (ini lo bebas nentuin sendiri, namanya juga freelance). Jadi untuk tahun depan, pendapatan sebulan bukan lagi 10 juta, tapi udah naik 10% jadi 11 juta. Wow bukan?
Gimana? Udah paham? Kalo belom paham bisa dibaca berulang-ulang ya, Civs.
Intinya jangan takut untuk menentukan rate freelance lo sendiri. Lo yang tahu seberapa besar skill yang lo punya, seberapa sulit ngerjainnya, dan lo berhak untuk menentukan harga jasa yang lo tawarkan. (*/)