Pemilihan brand ambassador sebagai citra suatu perusahaan menjadi penting. Namun, pemilihan ini bukan hanya upaya memenangkan hati para penggemar pesohor tertentu, tetapi juga perlu mempertimbangkan terjalinnya hubungan yang baik dan mampu memenuhi ekspektasi penggemar yang juga konsumen perusahaan.
FROYONION.COM - Beberapa tahun terakhir, perkembangan produk dan brand lokal semakin meluas di Indonesia. Tidak hanya di bidang fashion, industri produk kosmetik dan perawatan kulit juga saling berlomba mengembangkan produk yang tak kalah saing dengan merek-merek besar yang telah dikenal lebih dulu.
Perkembangan ini juga disambut dengan baik oleh para pengguna produk kecantikan non-lokal yang terbiasa membeli produk dengan harga tinggi yang terkadang sulit untuk diperoleh hingga harus melalui sistem jastip atau jasa titip.
Gue adalah salah satu dari pengguna setia produk-produk kecantikan asal Korea yang menyambut hangat perkembangan ini dan mulai beralih ke produk-produk lokal yang tak kalah bagus, tetapi memiliki harga yang lebih ramah di kantong. Di samping itu, produk-produk ini mengenalkan diri mereka sebagai produk yang sesuai untuk kondisi iklim dan jenis kulit orang Indonesia yang beragam hal ini menjadi nilai tambah tersendiri untuk produk-produk ini.
Namun, berbagai merek yang pada awalnya menggambarkan citra mereka sebagai produk lokal yang ‘melokal’ ternyata tak bisa terlepas dari pemilihan brand ambassador asal mancanegara. Brand ambassador atau yang lebih familiar dengan singkatan BA merupakan seseorang yang membantu perusahaan dalam mempromosikan atau menyampaikan pesan dari suatu produk yang dikembangkan perusahaan tersebut.
Keberadaan brand ambassador menjadi penting karena berperan sebagai citra dari produk atau perusahaan tertentu yang mampu menarik para penggemarnya menjadi target konsumen perusahaan. Saat ini, berbagai brand lokal berlomba-lomba memilih brand ambassador mancanegara, khususnya Korea Selatan, dengan jumlah penggemarnya yang sangat tinggi.
Sebagai penggemar salah satu grup idola asal Korea Selatan sejak 2012 lalu dan selalu menonton rentetan episode terbaru drama terkini, gue turut senang dengan kehadiran para bintang asal Korea Selatan yang mengiklankan berbagai produk lokal yang gue pakai. Namun, di sisi lain gue mempertanyakan kembali pemilihan brand ambassador dan citra ‘lokal’ yang ingin ditampilkan produk-produk ini yang nampaknya perlu dikaji lebih lanjut, terutama jika adanya ketidakcocokan dari visi yang ingin disampaikan.
Berbagai brand juga bukan hanya berlomba dalam memilih brand ambassador yang tengah menjadi perbincangan hangat di berbagai sosial media, tetapi juga berlomba dalam mengadakan acara jumpa fans bersama brand ambassador masing-masing. Hal ini tentunya dilakukan untuk memenangkan hati para konsumen baru yang sebagian besar diyakini sebagai penggemar dari pesohor tersebut.
Para penggemar yang telah menanti dalam waktu lama untuk bertemu idolanya karena pandemi yang berkepanjangan menjadikan acara semacam ini mustahil terlaksana merasa sangat senang dan antusias dengan kegiatan jumpa fans yang mulai dilakukan sejak pandemi mereda. Demi mendukung idolanya, para penggemar ini rela membeli puluhan atau bahkan ratusan produk lokal serta merogoh kocek dalam-dalam agar dapat bertemu idolanya.
Namun, pada hari Minggu (6/11) acara jumpa fans dari salah satu anggota grup idola ternama asal Korea Selatan dan merupakan brand ambassador salah satu brand lokal yang dilaksanakan di Central Park Mall berakhir dengan kekecewaan. Acara jumpa fans yang diadakan oleh salah satu brand perawatan kulit lokal ini menyebabkan para penggemar merasa tak dihargai. Acara yang hanya berlangsung beberapa menit dan terpaksa dibatalkan dengan alasan jumlah pengunjung yang jauh melebihi kapasitas mengakibatkan berbagai agenda kegiatan interaksi batal dilaksanakan.
Pembatalan acara jumpa fans bukan satu-satunya alasan amarah dari para penggemar ini. Pemilihan lokasi yang dinilai kurang tepat, kesiapan penyelenggara acara yang kurang mumpuni karena terbatasnya petugas keamanan dan medis, hadiah dan surat penggemar yang tidak disampaikan dan digunakan sebagai properti foto, serta berbagai komentar negatif yang dirasa merendahkan penggemar serta idola mereka dilontarkan oleh staff perusahaan terkait.
Bukan hanya itu, permintaan maaf yang seharusnya dilakukan oleh perusahaan justru didahului oleh brand ambassador-nya, inilah hal yang memicu puncak amarah para penggemar selaku konsumen yang telah mendukung idola mereka dan produk-produk terkait yang bekerja sama dengan idolanya.
Hal-hal yang menimbulkan kekecewaan dari para penggemar dapat menggambarkan adanya komunikasi ataupun visi yang tidak sejalan antara para pembuat keputusan dan staf-staf yang bertugas dan berinteraksi dengan konsumen secara langsung di lokasi serta bertanggung jawab atas penyebaran informasi di sosial media.
Di samping itu, research yang mendalam terkait brand ambassador yang terpilih nampaknya kurang maksimal. Akibatnya pemilihan lokasi yang kurang tepat menyebabkan jumlah penonton membludak serta timbulnya kekecewaan dari para penggemar.
Dari pengalaman ini dapat terlihat bahwa pemilihan brand ambassador adalah proses kritis yang bukan hanya memilih pesohor dengan jumlah penggemar yang masif, tetapi juga perlu adanya pemahaman akan kesesuaian karakter dari pesohor tersebut dan upaya membangun interaksi yang baik dengan para penggemar karena memenangkan hati penggemar dengan menjadikan idola mereka sebagai brand ambassador saja tak cukup dan memiliki risiko tinggi yang tak main-main. Semoga pertikaian antara brand terkait dan penggemar dapat menemukan titik terang dan terselesaikan dengan baik.
Pengalaman ini juga dapat menjadi pembelajaran bagi brand-brand lokal lain yang bekerja sama dengan para pesohor mancanegara untuk lebih berupaya mengenal, memahami, dan membangun koneksi yang kuat bukan hanya dengan brand ambassador, tetapi juga dengan para penggemarnya yang akan atau sudah menjadi konsumen produk lokal. Adanya komunikasi dan keterikatan yang terjalin dengan baik dapat mencegah hal-hal semacam ini terulang kembali karena hingga saat ini sudah banyak brand lokal yang sukses mengadakan jumpa fans tanpa berujung kekecewaan. (*/)