In Depth

BENARKAH DAYA TARIK FISIK BUKANLAH PERTIMBANGAN DALAM MEMILIH PASANGAN?

Ada anggapan sentimentil bahwa cinta yang tulus tidak memandang fisik, seolah daya tarik fisik seseorang tak masuk pertimbangan dalam memilih calon pasangan. Sebuah studi mengungkap fakta sebenarnya.

title

FROYONION.COM - Banyak anggapan beredar bahwa cinta yang tulus adalah cinta yang tak memandang daya tarik fisik dari seseorang.

Namun, siapa pun sadar, bahwa anggapan itu menentang arus lautan fakta bahwa daya tarik fisik memengaruhi budaya manusia. 

Utamanya di era modern sekarang, saat media sosial berkembang masif dan menggiring manusia menjadi makhluk sosial sepenuhnya. 

Tak bisa dipungkiri, daya tarik fisik (baik ketampanan maupun kecantikan) memengaruhi segala hal dalam hidup manusia. Mulai dari status sosial hingga prospek karier kita.

BACA JUGA: ALASAN ORANG TIDAK MEMASANG FOTO PROFIL WHATSAPP

Bahkan dalam relasi hubungan romantis, daya tarik fisik juga memengaruhi dengan siapa kita akan berpasangan.

Jadi pertanyaannya, benarkah kita bisa mengabaikan daya tarik fisik seseorang saat memilih calon pasangan?

PENILAIAN PADA DAYA TARIK FISIK YANG CENDERUNG SAMA

Terlepas dari anggapan sentimentil dan idealis soal “cinta yang tulus tidak memandang fisik” dan istilah “inner beauty”, fakta menunjukkan bahwa kita cenderung punya penilaian yang sama terkait daya tarik fisik seseorang.

Secara umum, kita bisa membedakan (bahkan dengan mudah) mana orang yang menarik dan mana orang yang cenderung “b-aja”.

Fakta tersebut dibuktikan oleh suatu penelitian oleh seorang profesor psikologi dan perilaku ekonomi dari Duke University, Dan Ariely.

Dikutip dari laman Big Think, Ariely dan koleganya memanfaatkan situs web legendaris HotorNot.com untuk menggali data yang akan berguna bagi penelitiannya itu.

Dalam situs yang beredar sejak tahun 2000 tersebut, siapa pun bisa mengunggah foto untuk dinilai daya tarik fisiknya pada skala 1 hingga 10 oleh pengguna anonim lainnya. Dia juga bisa memberi penilaian pada foto milik pengguna lainnya.

BACA JUGA: SERBA-SERBI KOL: MULAI DARI RATE CARD SAMPAI FOTO BARENG ANAK

HotorNot menyediakan sebuah data yang dihimpun dari serangkaian jawaban para pengguna atas pertanyaan yang pernah membuat banyak orang gelisah: “Seberapa menarik saya?”

Namun bagi Ariely dan timnya, pertanyaan yang ingin mereka pecahkan jawabannya adalah: “Apakah daya tarik yang dimiliki seseorang (entah b-aja maupun rupawan) memengaruhi penilaian mereka terhadap orang lain?”

Ternyata jawabannya: tidak.

“Dan jawabannya tidak, kita semua melihat kecantikan dengan cara yang sama,” Ariely menyimpulkan. 

“Orang yang punya nilai 9 menilai daya tarik fisik orang lain dengan cara yang sama seperti orang yang punya nilai 4,” pungkasnya.

Itu berarti, tak peduli berapa peringkat daya tarik fisik yang kita miliki, kita cenderung sepakat bahwa orang yang menarik secara fisik adalah menarik, dan yang “b-aja” adalah cukup menarik.

PERTIMBANGAN KITA DALAM MEMILIH PASANGAN

Meski kita punya penilaian yang sama soal daya tarik fisik, faktanya kita cenderung akan mencari pasangan dan berkencan dengan mereka yang punya level daya tarik yang sama atau nyaris setara.

Hal ini diungkap juga oleh Ariely dari data yang didapatkan dari situs HotorNot.

HotorNot punya memiliki fitur kencan yang memungkinkan pengguna untuk menghubungi orang lain di sana.

Terungkap oleh para peneliti bahwa pengguna hanya mendekati orang-orang dengan peringkat daya tarik yang sama dengan mereka.

Fakta tersebut menjadi sebuah manifestasi nyata dari apa yang disebut oleh para ilmuwan sebagai konsep perkawinan asortatif.

“Jika kamu mengambil semua orang dan memberi mereka peringkat sesuai dengan seberapa menarik mereka, (terungkap) yang menarik akan berkencan dengan yang paling menarik,” Ariely menggambarkan.

“Sedangkan yang cukup menarik, pada akhirnya akan berkencan dengan yang punya peringkat sedang. Dan yang berperingkat rendah akan berkencan dengan yang rendah.”

Lebih jauh lagi, Ariely juga menemukan suatu fakta, semakin rendah daya tarik fisik yang dimiliki seseorang, maka semakin rendah pula penilaian mereka terhadap daya tarik fisik pada calon pasangannya.

Adanya kecenderungan ini membuat mereka lebih berfokus pada karakteristik emosional seperti kebaikan hati, selera humor, hingga kesetiaan.

Namun penelitian mengisyaratkan bahwa hal ini mungkin baik. Dikutip dari laman Psychology Today terungkap bahwa orang yang menarik secara fisik, cenderung memiliki hubungan yang berumur pendek dan kurang bahagia.

Mungkin ini dipengaruhi oleh perilaku mereka yang lebih menaruh penilaian mereka pada penampilan fisik dan mengabaikan karakteristik positif yang dimiliki pasangannya.

Melalui serangkaian penelitian ini, Ariely ingin memperkaya pandangan banyak orang dalam melakukan pertimbangan saat memilih calon pasangan. 

Kata kuncinya berada pada sikap sadar diri dan memahami apa yang kita inginkan dan tidak diinginkan.

“Kita memasuki hierarki sosial dan menempati peringkat tertentu. Berdasarkan posisi kita, kita punya pemahaman berbeda mengenai apa yang kita inginkan dan yang tidak. Juga cara kita dalam memandang dunia sesuai kondisi kita,” pungkas Ariely. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Shofyan Kurniawan

Shofyan Kurniawan. Arek Suroboyo. Penggemar filmnya Quentin Tarantino. Bisa dihubungi di IG: @shofyankurniawan