In Depth

BANYAK PEREMPUAN AMBIL KPR SEBELUM MENIKAH, KENAPA TREN INI TERJADI?

Fenomena perempuan mengambil Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebelum menikah mulai  banyak ditemui. Apa ya alasan mereka? Simak alasan dan pertimbangan mereka di artikel ini!

title

FROYONION.COM – Di tengah meningkatnya kebutuhan akan hunian, tren baru muncul di Indonesia: semakin banyak perempuan yang secara mandiri mengambil Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tanpa harus menunggu pasangan atau dukungan dari calon suami.

Fenomena ini menjadi sorotan dikutip dari Antara terdapat peningkatan jumlah wanita yang melakukan akad KPR sebelum mereka menikah, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN), yang mencatat peningkatan signifikan dalam akad KPR oleh perempuan dalam beberapa tahun terakhir.

Hingga akhir 2024, sekitar 32,5 persen dari 173.476 unit rumah yang dibiayai oleh KPR adalah milik perempuan—menunjukkan tren bahwa perempuan kini lebih mandiri dalam mengamankan aset properti mereka.

Data menunjukkan bahwa dari total realisasi KPR yang mencapai 5,5 juta unit sejak BTN berdiri, 32,5 persen atau sekitar 173.476 unit KPR dengan nilai sekitar Rp 25 triliun telah diambil oleh perempuan pada periode 2020 hingga 2024.

BACA JUGA: KENAPA ORANG KAYA CENDERUNG NYARI PASANGAN DENGAN TINGKAT FINANSIAL YANG SEPADAN?

Perubahan ini mencerminkan peningkatan independensi finansial di kalangan perempuan, terutama milenial yang mendominasi dengan persentase 76,7 persen dari total pemohon KPR.

Mayoritas pemohon KPR ini juga berasal dari sektor formal (90,3 persen), sementara sektor informal terus didorong untuk mempercepat pertumbuhannya dalam akses ke perumahan.

Lantas mengapa semakin banyak perempuan yang berani mengambil langkah ini?

BACA JUGA: 6 CARA MENGAKTIFKAN DARK FEMININE ENERGY UNTUK JADI WANITA YANG HEBAT DAN MEMIKAT

Ada beberapa alasan yang mendasari tren ini. Pertama, peningkatan kemandirian finansial di kalangan perempuan Indonesia, terutama milenial dan juga Gen Z.

Tidak bisa dipungkiri, kemudahan akses informasi dan perkembangan pola pikir mengenai kemandirian finansial mendorong perempuan untuk lebih percaya diri dalam mengambil keputusan finansial besar, termasuk membeli rumah.

Mereka yang memiliki karier stabil di sektor formal kini merasa mampu dan siap untuk memiliki rumah sendiri sebagai investasi masa depan.

Selain itu, pemikiran bahwa membeli rumah merupakan langkah penting dalam membangun stabilitas hidup sudah mulai mengakar di kalangan perempuan.

KPR pun menjadi pilihan yang dianggap tepat karena menawarkan cicilan yang lebih ringan dengan tenor panjang, sehingga lebih terjangkau.

Peningkatan independensi ini juga didorong oleh pergeseran budaya. Jika dahulu kepemilikan rumah seringkali diambil alih oleh pihak laki-laki atau menunggu pernikahan, kini perempuan merasa lebih percaya diri untuk membuat keputusan besar seperti ini sendiri.

BACA JUGA: MENGENAL ‘FRIENDSHIP MARRIAGE’ DI JEPANG, PERNIKAHAN ATAS DASAR CINTA PLATONIK

Mereka tidak lagi melihat pembelian rumah sebagai tanggung jawab calon suami, melainkan sebagai langkah penting untuk mencapai kemapanan pribadi.

ESTIMASI HARGA RUMAH KPR DI INDONESIA

Nah, gimana nih para perempuan-perempuan? Apakah kalian juga tertarik untuk mengambil KPR juga, tapi jangan gegabah dulu ya.

Sebelum memutuskan untuk mengambil KPR, ada baiknya kamu juga cek harga KPR rumah itu berapa sih. Berikut beberapa estimasi harga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di beberapa wilayah Indonesia yang bisa jadi bahan pertimbangan kamu ya.

Untuk harganya, sangat bervariasi tergantung pada lokasi, ukuran rumah, fasilitas, dan kondisi pasar properti. Yuk cek dulu gambaran umum harga KPR di Indonesia saat ini:

1. KPR DI JABODETABEK

Di kawasan Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan sekitarnya, harga rumah tapak cenderung tinggi. Untuk rumah sederhana, cicilan KPR mulai dari Rp3 juta per bulan untuk rumah dengan harga sekitar Rp300-500 juta. 

Untuk rumah di kawasan strategis Jakarta, harga bisa melonjak lebih tinggi, dengan angsuran KPR bulanan sekitar Rp5-10 juta, tergantung pada tenor dan bunga yang dipilih.

Di Bandung, harga rumah relatif lebih terjangkau dibandingkan Jakarta. Rumah tipe 36 di pinggiran kota, misalnya, bisa kamu dapatkan dengan harga mulai Rp200-400 juta. 

Cicilan KPR untuk rumah jenis ini berkisar antara Rp2-4 juta per bulan. Namun, di pusat kota atau kawasan yang sedang berkembang, harga rumah bisa lebih tinggi.

Di Surabaya, harga rumah bervariasi tergantung pada lokasinya. Untuk rumah sederhana di kawasan pinggiran, harga mulai dari Rp250 juta dengan cicilan KPR sekitar Rp2-3 juta per bulan. 

Sementara itu, di pusat kota atau area premium, harga rumah bisa mencapai Rp700 juta ke atas, dengan cicilan KPR sekitar Rp5-7 juta per bulan.

Medan termasuk kota dengan harga rumah yang relatif terjangkau. Untuk rumah sederhana di area pinggiran, harga mulai dari Rp150-300 juta dengan cicilan KPR sekitar Rp1,5-3 juta per bulan. 

Di area pusat kota atau lokasi yang lebih strategis, harganya bisa mencapai Rp500 juta, dengan cicilan sekitar Rp4 juta per bulan.

Di Makassar, harga rumah juga cukup bersaing. Rumah tipe 36 dengan harga mulai dari Rp250 juta bisa dicicil sekitar Rp2-3 juta per bulan. 

Sedangkan untuk rumah di kawasan lebih strategis, harganya berkisar antara Rp400-600 juta, dengan cicilan KPR mulai dari Rp4-5 juta per bulan.

2. KPR UNTUK RUMAH SUBSIDI

Untuk rumah subsidi, pemerintah menetapkan batas harga tertentu yang lebih terjangkau, biasanya mulai dari sekitar Rp 168 juta hingga Rp 240 juta, tergantung lokasi dan tipe bangunan. 

Rumah subsidi ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dengan bunga KPR yang lebih rendah dan tenor panjang, biasanya 15 hingga 20 tahun. Berikut estimasi harga rumah subsidi di Indonesia pada Tahun 2024

Jawa dan Sumatera

Di wilayah Jawa dan Sumatera, harga rumah subsidi tercatat sebesar Rp166 juta. Harga ini sangat terjangkau untuk masyarakat dengan pendapatan rata-rata, dan banyak program perumahan subsidi yang tersebar di kawasan ini.

Kalimantan

Di Kalimantan, harga rumah subsidi sedikit lebih tinggi, yaitu Rp182 juta. Hal ini mencerminkan perbedaan biaya pembangunan dan ketersediaan lahan di luar Pulau Jawa dan Sumatera.

Sulawesi, Bangka Belitung, Kepulauan Mentawai, dan Kepulauan Riau

Untuk wilayah Sulawesi, Bangka Belitung, Kepulauan Mentawai, dan Kepulauan Riau, harga rumah subsidi dipatok pada angka Rp173 juta. Meskipun sedikit lebih tinggi dibandingkan Jawa dan Sumatera, harga ini tetap terjangkau dengan angsuran KPR yang lebih ringan.

Maluku, Maluku Utara, Bali dan Nusa Tenggara, Jabodetabek, Kepulauan Anambas, Kabupaten Murung Raya, dan Kabupaten Mahakam Ulu

Untuk wilayah-wilayah ini, harga rumah subsidi mencapai Rp185 juta. Kawasan seperti Jabodetabek, yang memiliki daya tarik lebih tinggi dalam hal pemukiman, turut mempengaruhi harga rumah subsidi di sini.

Papua dan Papua Barat

Bagi kamu yang berminat membeli rumah subsidi di wilayah Papua, harga rumah subsidi bisa mencapai Rp240 juta. Harga ini disesuaikan dengan biaya pembangunan yang lebih tinggi di wilayah timur Indonesia, serta faktor jarak dan logistik.

PERTIMBANGAN SEBELUM AMBIL KPR

Sebelum memutuskan untuk mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), ada beberapa hal penting yang perlu kamu pertimbangkan untuk memastikan keputusan ini tidak membebani keuanganmu di masa depan.

Salah satu pertimbangan utama adalah memastikan pendapatan bulananmu cukup untuk menanggung cicilan rumah. Untuk rumah komersil atau subsidi, sebagai patokan, gaji minimal yang dibutuhkan adalah sekitar Rp6 juta per bulan.

Ini akan membantu kamu untuk menyesuaikan anggaran dan memastikan cicilan bulanan tidak mengganggu keuangan lainnya.

Selain itu, penting juga untuk menghitung total pembayaran bunga selama masa pinjaman. Meskipun cicilan rumah subsidi cenderung lebih rendah dibandingkan rumah komersial, bunga yang dibayarkan dalam jangka panjang, seperti 15 hingga 20 tahun, bisa sangat besar.

BACA JUGA: PERJANJIAN PRANIKAH: TIDAK HANYA ESENSIAL UNTUK MASALAH FINANSIAL

Oleh karena itu, memilih tenor KPR yang tepat sangat penting agar tidak membebani anggaran bulanan. Jangan lupa untuk mengecek suku bunga yang ditawarkan bank.

Sejak April 2024, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan menjadi 6,25%, yang juga akan mempengaruhi besaran cicilan dan bunga KPR yang kamu bayar.

Kamu juga harus mempertimbangkan kemampuan finansial jangka panjang. Mengambil KPR adalah komitmen besar yang akan berlangsung selama bertahun-tahun.

Pastikan pendapatmu stabil dan dapat menutupi cicilan tanpa mengganggu kebutuhan lain, serta perhitungan potensi perubahan pendapatan atau pengeluaran di masa depan, seperti perubahan pekerjaan atau keperluan mendesak.

Terakhir, jangan lupa untuk memanfaatkan berbagai fasilitas subsidi dan bantuan dari pemerintah, yang dapat mengurangi beban cicilan.

Program subsidi perumahan dan pembiayaan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah seringkali memberikan kemudahan untuk memiliki rumah dengan cicilan yang lebih terjangkau.

Pastikan untuk mengecek apakah kamu memenuhi syarat untuk program-program ini, karena bisa sangat membantu dalam meringankan pembayaran rumah.

Intinya, membeli rumah dengan KPR itu seperti membeli tiket untuk perjalanan panjang—pastikan kamu siap dengan bekal yang cukup dan jangan lupa, jangan sampai cicilannya lebih besar daripada kopi yang kamu butuhkan setiap pagi! (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Anandita Marwa Aulia

Hanya gadis yang suka menulis