Sebelum semuanya jadi serba digital seperti sekarang, radio begitu berjaya karena nggak kayak TV, dia bisa didengarkan di mana-mana. Meski diramal bakal redup, ternyata sampai detik ini radio masih bertahan. Bagaimana radio bisa bertahan saat jutaan orang milih podcast?
FROYONION.COM - Kemajuan teknologi membawa dampak bagi media-media konvensional yang sudah ada terlebih dahulu. Contohnya yang paling mudah kita temui media cetak seperti koran dan majalah mulai banyak kehilangan pembaca karena kalah cepat dengan media sosial. Salah satu media konvensional itu adalah radio.
Di awal kemunculannya, radio merupakan teknologi paling canggih di awal abad ke-20. Masyarakat dari kampung hingga kota dari berbagai strata ekonomi bisa mendapatkan informasi berita dan hiburan secara cepat dan gratis.
Antara tahun 1920 sampai 1945, radio berkembang pesat menjadi media penyampai berita yang paling relevan dan real time. Kalau kata anak zaman sekarang “sat set sat set”.
Tapi sekarang semua orang bisa mengakses informasi dengan sangat cepat dan mudah melalui smartphone. Tidak seperti dulu yang mengharuskan menunggu surat kabar dari media cetak untuk mendapat informasi terbaru atau kalau mau dengerin update lagu terbaru harus menunggu diputar di radio dulu.
Yang dulunya suka kirim salam lewat radio agar dibacain oleh penyiarnya, sekarang hal seperti itu mungkin terasa kuno karena adanya aplikasi chatting yang lebih mudah dan media sosial yang semakin merajalela di kalangan anak muda.
Kemudian muncul lagi inovasi baru yang namanya podcast. Di sini, orang bisa nikmati konten audio kapan aja dan di mana aja. Lain dari siaran radio yang sudah terencana dan tersusun rapi sebelumnya, konten podcast lebih bebas dan cenderung lebih spontan. Maka dari itu, banyak sekali podcasters yang mengusung teman ngalir aja kayak ngobrol santai di tongkrongan.
Podcast juga bisa diakses dari seluruh dunia asal ada koneksi internet. Enggak heran podcast cepat sekali berkembang di Indonesia terutama di kalangan anak muda. Mereka suka mendengarkan konten podcast sambil kerja atau sambil mengerjakan tugas sekolah dan kuliah.
Memang kalau dicermati, podcast dan radio memiliki kesamaan yaitu sama-sama menyajikan konten dalam bentuk audio. Keduanya sama-sama membutuhkan keberadaan host/penyiar untuk bisa menyajikan informasi.
Podcast dan radio juga memiliki konsep theater of mind yakni sebuah teknik menciptakan gambaran maupun imajinasi para pendengarnya dengan kekuatan cerita dan suara, sehingga pendengar bisa berimajinasi tentang cerita yang dibahas oleh penyiar ditambah suara khas dari penyiar dan latar musik yang mendukung juga pastinya.
Tapi apakah dengan banyaknya gempuran platform digital tadi membunuh keberadaan radio?
Ternyata tidak semudah itu Civs. Kalian bisa lihat sekarang radio masih eksis dan banyak penggemarnya. Bahkan anak muda zaman sekarang juga masih banyak yang pengen jadi penyiar radio karena bagi mereka penyiar radio masih terlihat keren,pinter, dan berwawasan luas.
Ada beberapa hal yang membuat radio masih bisa eksis sampai sekarang dan belum tergantikan bahkan oleh podcast.
BACA JUGA: YANG HARUS LO TAHU KALO MAU MAGANG DI STASIUN TV
1. TERUS BERINOVASI
Industri radio masih bisa eksis sampai sekarang karena banyak dari radio juga melek digital. Kalau kata tokoh manajemen dunia Peter Drucker: “berinovasi atau mati”.
Contohnya banyak dari radio mulai memberikan akses live streaming dan juga membuat aplikasi untuk pengguna smartphone. Hal ini sangat membantu mereka dalam menjaga eksistensi agar tidak kalah oleh media lain.
2. KEKUATAN PENYIAR
Pendengar radio sekarang pasti banyak mencari sisi hiburannya karena tahu masyarakat sudah lelah dengan pekerjaan yang ada. Maka kekuatan penyiar dalam membawakan acara agar enak didengarkan terus dan selalu menghibur dengan jokes ringan menjadi salah satu kekuatan dari radio.
3. KEJUTAN (ELEMENT OF SURPRISE)
Radio itu nggak akan pernah mati karena selalu ada yang namanya element of surprise atau kejutan, jadi pendengar akan selalu diberikan rasa penasaran. Misalnya begini kalau kalian set playlist di Spotify itu pasti kalian sudah tahu lagu apa aja yang bakal diputar, beda dengan radio kalian nggak pernah tahu lagu apa yang akan ke diputer selanjutnya, atau kalian juga akan kepo dengan penyiarnya bakalan ngomongin apa selanjutnya.
4. PERSONAL
Tidak dipungkiri radio memang masih menjadi salah satu media untuk promosi, contohnya band-band papan atas Indonesia atau komunitas-komunitas juga masih sering muncul di radio. Kenapa hal ini bisa terjadi?
Jawabannya karena kedekatan personal, ya, radio bisa memberikan suasana dekat dengan pendengarnya, misalkan cuaca lagi hujan trus lo lagi sendirian di kosan, pas dengerin radio ternyata penyiarnya lagi ngomong “Buat lo yang lagi sendirian di kamar dengan suasana hujan kayak gini jangan terlalu mikirin dia yang udah nggak nganggep lo lagi,cari gebetan baru atau mau gue kenalin dengan temen deket gue ini”.
Jadi serasa kayak ditemenin ngobrol gitu, apalagi kalau penyiarnya lucu bisa banget naikin mood yang berantakan.
Kalau lo sendiri gimana Civs, masih sering dengerin radio nggak? Atau gara-gara artikel ini jadi kepengen dengerin radio lagi. Karena kalau kata salah satu penyiar favorit gue, Gofar Hilman, radio itu “sebaik-baiknya tempat kembali”. Jadi kalau lo mungkin udah lelah dan penat dengan segala rutinitas, dengerin radio adalah hal yang paling nyantai yang bisa dilakuin. (*/)
BACA JUGA: PAKAI CARA INI BIAR LO ENGGAK KETIPU GIMIK INFLUENCER