Di saat banyak orang berusaha terkenal di sosial media dengan cara narsis. Tapi, nyatanya banyak juga orang yang memilih untuk menutup identitasnya di sosial media atau biasa kita sebut dengan akun anonim.
FROYONION.COM - Sosial media ga bisa dipungkiri jadi tempat untuk mengekspresikan diri. Mulai dari upload foto atau video, sampai curhat mengenai masalah pribadi. Beberapa orang umumnya ga ragu untuk memperlihatkan identitas aslinya di sosial media mulai dari masang dp muka sendiri, sharing keseharian atau pekerjaan di sosial media mereka, atau saling mutualan di berbagai sosial media dengan teman di kehidupan nyata. Simplenya, mereka memilih untuk tidak terlalu membatasi kehidupan nyata dengan kehidupan mayanya.
Tapi, nyatanya banyak juga yang memilih untuk menjadi anonim tanpa nama asli, tanpa foto asli, dan bahkan enggan enggan dikenal oleh teman mereka di dunia nyata. Bahkan beberapa dari mereka memiliki identitas yang berbeda antara di dunia nyata dan di dunia maya.
Dari sini timbul pertanyaan, kenapa orang memilih untuk menutup identitas mereka di sosial media? dan apakah pilihan tersebut merupakan pilihan yang salah? Di tulisan ini, gua bakal mencoba mengulik alasan dan menjawab pertanyaan tersebut nih Civs!
1. KEBEBASAN BEREKSPRESI
Sosial media adalah tempat yang bebas untuk berekspresi. Banyak orang memilih menjadi anonim di sosial media karena mereka menganggap kebebasan berekspresinya bakal hilang atau terbatasi apabila membuka identitas mereka.
Dengan tidak dikenalnya identitas asli mereka, mereka dapat dengan leluasa melakukan apapun di sosial media. Karena kadang, ketika kita mau upload atau komen di sosial media biasanya ada rasa khawatir kalau misal temen, keluarga, atau bos kita ngeliat apa yang kita lakuin. Terlebih, kalau hal yang kita lakuin ini bisa dibilang rada nyeleneh dan alay.
Makanya beberapa orang memilih untuk menjadi anonim agar mereka dapat dengan bebas mengupload apapun yang mereka mau. Entah itu karya, shitpost, sampe galauan kalau abis ditinggal gebetan. Selain buat menjaga identitas mereka dari kenalannya, dengan menjadi akun anonim ruang untuk berekspresi pun jadi lebih terbuka. Karena pada akhirnya ga bakalan ada yang tau lo siapa.
2. KETAKUTAN
Poin kedua ini adalah salah satu dampak dari poin pertama, yaitu kebebasan berekspresi. Yes, bener banget nih Civs! Lo bisa bebas berekspresi di sosial media, tapi di beberapa kasus banyak orang yang nyatanya bisa aja nyamperin lo kalau lo ngepost aneh-aneh di sosial media dengan alasan ga suka atau lainnya.
Sosial media emang tempat bebas, semua orang bisa bicara apa aja sesuka hati. Tapi di sisi lain, orang lain pun bisa dengan bebas menanggapi postingan lo sesuka hati. Dan inilah kenapa akhirnya beberapa orang memilih untuk menjadi akun anonim, karena mereka takut bentuk kebebasan berekspresi mereka malah berujung ke hal yang ga mengenakan.
Misal ternyata bos lo liat tweet lo yang ngebahas suatu isu yang sensitif. Di satu sisi, hal tersebut emang jadi pandangan pribadi lo, tapi ketika ada orang yang mengenal lo di sosial media, secara ga langsung apa yang lo omongin dapat diinterpretasikan sebagai pandangan dari tempat lo bekerja. Bagus kalau pandangan lo nguntungin perusahaan tapi kalau malah merugikan? Ya lo bisa aja dikasih surat pemberhentian.
Nah, ketika lo menjadi akun anonim secara langsung lo sudah menutup identitas asli lo di dunia maya. Sehingga, ketika lo mendapatkan masalah tersebut lo masih bisa sembunyi diem-diem dan kesempatan lo untuk terseret ke sebuah permasalahan akan jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan orang yang identitas aslinya diketauhi. Memang bukan berati akun anonim ini ga bisa dicari siapa identitas aslinya, tapi nyatanya butuh effort lebih untuk ngelakuinnya. Kecuali, lo bikin masalah sama orang yang punya banyak waktu buat ngurusin idup lo, ya wassalam.
3. ONLINE PERSONA
Alasan terakhir ini mungkin ga menjadi alasan utama yang mendasari beberapa orang memilih untuk menjadi akun anon. Tapi, jika kita melihat dari beberapa platform sosial media nyatanya banyak akun-akun anonim yang mencoba menciptakan pesona di dunia maya.
Akun-akun anonim ini biasanya akan diberikan sebuah karakter atau identitas baru yang akan digunakan di dunia maya, entah karakter atau identitas fiksi atau memparodikan seseorang. Misal, sebagai contoh suksesnya kita bisa melihat dari Arief Muhammad.
Sebelum menjadi entrepreneur dan youtuber Arief Muhammad lebih dikenal sebagai poconggg. Akun anon di Twitter yang menciptakan sebuah pesona setan pocong yang bisa main Twitter dan berbagai kesibukan persetanan yang dia miliki dengan twist yang dibuat agar bisa relateable dengan orang-orang di masa itu. Dan berawal dari tweet akhirnya sosok pesona poconggg ini bahkan sampai dibuatkan buku dan juga film.
So, sebenarnya ketika lo bisa memaksimalkan akun anonim dengan potensi dan konten yang menarik, lo bisa menciptakan sebuah pesona atau identitas baru di dunia maya yang ga perlu harus ada sangkut pautnya dengan kehidupan lo sendiri. Dan dari pesona itu, bisa lo manfaatkan sebagai ajang lo mencari keuntungan. Bahkan, di era digital dan industri kreatif ini sosok pesona online bakalan sangat membantu lo dalam memperkuat branding dari bisnis lo atau bahkan diri lo sendiri.
Apakah salah menjadi anonim?
Memilih untuk membuka atau menutup identitas di sosial media sebenarnya balik ke preferensi dan kenyamanan tiap orang. Jadi, jelas memilih untuk menjadi akun anonim di sosial media adalah hal yang sangat wajar.
Tapi ada satu hal yang perlu lo ingat, sebebas apapun, seberani apapun, dan sekuat apapun pesona dari akun anonim yang lo punya jangan pernah merugikan orang lain. Karena, di beberapa kasus, nyatanya banyak akun anonim yang nyerang orang-orang lain di sosial media. Mulai dari ngatain orang lain, ngescam, bahkan berujung ke tindak pidana.
Di sisi lain, ketika ada orang yang memilih untuk menjadi anonim di sosial media, jangan pernah doxing mereka. Apapun alasannya bukan hak lo sebagai warga internet untuk membuka identitas mereka. Sosial media adalah tempat yang bebas, lo bisa ngapain aja tapi lo juga harus bisa bertanggung jawab atas kebebasan yang lo lakuin di sosial media. (*/)