Food

SEMANGKUK RASA MULTIKULTUR DALAM LONTONG CAP GO MEH

Lontong satu ini mungkin lo udah pernah denger namanya. Tapi apakah makna di baliknya? Simak di sini, Civs.

title

FROYONION.COM - Ada yang heran nggak kenapa hiasan Imlek belum diturunin? Udah pernah denger perayaan Cap Go Meh belum? Atau lo merasa nama perayaan ini sama dengan nama salah satu makanan?

Yap! Cap Go Meh adalah hari perayaan atau penutupan Imlek yang identik dengan sajian hangat bernama, Lontong Cap Go Meh!

Hari ke-15 setelah perayaan Imlek menjadi sebuah momen hangat lain bagi teman-teman keturunan Tionghoa. Cap Go Meh menjadi kesempatan lain untuk mereka kembali berkumpul dengan keluarga. Pada kesempatan ini, seluruh keluarga akan menutup rangkaian Imlek dengan menyantap hidangan spesial. Namun, kali ini bukan bakmi yang wajib hadir di meja makan, melainkan sajian “Lontong dan Opor, spesial Cap Go Meh”.

Lontong dan opor yang akrab kita temui saat Hari Raya Idul Fitri (akrab di Jawa sebagai Bakda Kupat) menjadi dasar dari satu sajian khas Cap Go Meh. Meski begitu, di tanah aslinya, perayaan Cap Go Meh dirayakan bukan dengan sajian lontong, melainkan Yuan Hiao atau Tang Yuan yang di Indonesia dikenal sebagai Wedang Ronde. Makanya, lo nggak bakal bisa nemuin Lontong Cap Go Meh selain di Indonesia!

Sajian Lontong Cap Go Meh (Foto diambil dari Kompas.com/food)
Sajian Lontong Cap Go Meh (Foto diambil dari Kompas.com/food)

Seporsi Lontong Cap Go Meh terdiri dari Lontong, Opor, Sayur Labu Siam, Sambel Goreng Ati, Telur Bacem dan dilengkapi dengan taburan bubuk kedelai dan Kerupuk Udang sebagai teman makan. Seenggaknya, itu adalah sepaket Lontong Cap Go Meh yang gue biasa makan. Kenapa bisa gitu? Karena di beberapa tempat dan daerah, Lontong bisa diganti dengan Ketupat. Lewat hal itu, kita bisa melihat cita rasa lokal Indonesia dalam semangkuk sajian akulturasi dari budaya Etnis Tionghoa dan Jawa.

Lontong atau Ketupat dipilih untuk menjadi sajian spesial Cap Go Meh karena keduanya memiliki tekstur kenyal dan lengket. Tekstur itu dianggap melambangkan kelekatan hubungan dalam keluarga. Sama seperti bola-bola Yuan Hiao yang memiliki tekstur kenyal dan lengket. Maka dari itu, sajian ini dimaknai sebagai sebuah harapan agar silaturahmi dan hubungan persaudaraan selalu erat dan tidak terputus.

Lontong Cap Go Meh merupakan bukti penting perkawinan dua budaya di tengah masyarakat multikultur Indonesia. Lewat sajian ini, kita bisa melihat bagaimana budaya-budaya yang ada di tanah air bisa merangkul budaya lainnya untuk menciptakan sebuah budaya baru bagi kedua pihak. Simpelnya, sajian ini kayak sebuah pernyataan toleran dari Etnis Jawa dan Etnis Tionghoa di Indonesia.

Nilai kebersamaan yang mulanya identik dengan Yuan Hiao bergeser dengan kelekatan yang digambarkan oleh Lontong maupun Ketupat. Hal tersebut menunjukkan bagaimana teman-teman Etnis Tionghoa mampu beradaptasi dengan budaya lokal. Begitu pun sebaliknya dengan budaya lokal yang mampu membantu lahirnya sebuah budaya baru di tengah perbedaan kedua budaya ini. 

Lebih dari itu, persilangan rasa ini turut mewarnai kekayaan kuliner nusantara. Serta, menggambarkan bahwa bisa menembus batas-batas antar budaya dan hidup berdampingan tanpa saling merugikan salah satu pihak.

Semangkuk lontong Cap Go Meh (Sumber: food.detik.com)
Semangkuk lontong Cap Go Meh (Sumber: food.detik.com)

Menurut gue, makanan jadi medium yang baik dan fleksibel untuk menyatukan hati dua atau beberapa orang. Maka dari itu, lewat artikel ini gue berharap lo jadi tahu tentang Perayaan Cap Go Meh dan bisa makin paham bagaimana indahnya Indonesia sebagai negara majemuk. Selain itu, gue juga berharap nilai-nilai multikultur dan segala persilangan budaya yang sudah lahir bisa kita lestarikan!

Jadi, lo udah pernah cobain Lontong Cap Go Meh belum, Civs? (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Arvy

Musisi kamar mandi, suka Reality Club dan 1975