Food

KENAPA PEMANIS RENDAH KALORI LEBIH MAHAL DIBANDING GULA BIASA?

Logikanya, pemanis rendah kalori nggak lebih manis dibanding gula konvensional. Tapi kok harganya bisa berkali-kali lipat lebih mahal, ya?

title

FROYONION.COM Pernah nggak kalian merasa penasaran, kenapa sih produk gula rendah kalori yang diklaim aman bagi penderita diabetes itu di pasaran harganya berkali-kali di atas gula biasa? Padahal ketika iseng cobain, rasanya nggak semanis gula yang umum dipakai sehari-hari. Nggak manis kok lebih mahal, ya? 

Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita berkenalan dengan stevia, pemanis buatan yang sering dipakai dalam produk gula rendah kalori. Stevia sendiri adalah tanaman asli dari Amerika Selatan yang sudah dikenal ratusan tahun sebagai pemanis alami. Sebelum secara luas digunakan sebagai pengganti gula, orang-orang Jepang telah terlebih dahulu menggunakannya untuk pemanis setelah sakarin dilarang di pasaran.  

Kini, stevia telah tersedia secara luas di hampir seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia. Stevia sendiri umumnya dijual dalam bentuk cair ataupun bubuk. Stevia biasa digunakan dalam minuman atau bahan campuran kue. Tujuan utamanya adalah memberi rasa manis. 

Bahkan, rasa manis dalam stevia diklaim 250 hingga 300 kali lipat dibanding gula. Dengan demikian, sedikit porsi stevia saja sudah cukup untuk memberi rasa manis yang diinginkan. Stevia juga telah diakui oleh Food and Drugs Association (FDA) sebagai pemanis pengganti gula sejak 2008.  

Walau demikian, konsumsi stevia masih tetap harus dibatasi yaitu paling banyak 4 miligram per kilogram berat badan. Sebagai contoh, seseorang dengan berat badan 50 kilogram hanya diperbolehkan mengonsumsi stevia maksimal sebanyak 200 miligram tiap harinya. 

BACA JUGA: RESEP MAKANAN SEHAT DAN PRAKTIS UNTUK ANAK MUDA YANG SIBUK 

Keuntungan stevia sebagai pemanis pengganti gula terbilang cukup banyak. Walau demikian, ada juga beberapa efek samping yang harus diketahui. Keuntungan penggunaan stevia antara lain adalah nol kalori sehingga cocok digunakan oleh mereka yang sedang dalam program diet. 

Stevia juga nggak akan berpengaruh pada kadar gula darah. Sebuah penelitian menunjukkan stevia mampu menurunkan kadar gula darah setelah dikonsumsi selama 20 hingga 30 menit. Stevia juga memiliki kemampuan untuk meningkatkan sensitivitas tubuh akan insulin. Inilah mengapa stevia dikatakan aman dikonsumsi dan bahkan memberi manfaat bagi penderita diabetes. 

Keuntungan lain dari konsumsi stevia ialah mampu menurunkan tekanan darah sehingga akan sangat bermanfaat bagi penderita hipertensi. Stevia juga memiliki sifat alami karena asalnya dari daun tanaman. Penambahan stevia dalam makanan ataupun minuman yang dikonsumsi juga tidak akan mengubah kadar gizi di dalamnya. 

Selain beragam manfaat di atas, stevia juga memiliki beberapa sisi negatif. Di antaranya adalah efek samping pemakaian. Walaupun jarang terjadi, namun stevia yang dikonsumsi dalam jumlah besar dapat menyebabkan beberapa keluhan seperti begah, kembung dan mual. Hal ini kemungkinan dikarenakan stevia dicerna bakteri yang ada di usus besar dan kemudian memproduksi gas dalam perut. 

Orang yang mengonsumsi obat khusus untuk menurunkan tekanan darah serta kadar gula dalam darah terutama harus berhati-hati apabila mengonsumsi stevia. Pasalnya, konsumsi bersamaan antara stevia dengan obat-obatan jenis ini dikhawatirkan dapat menyebabkan efek simultan yang berujung pada rendahnya kadar gula darah maupun tekanan darah. 

Stevia juga dapat meninggalkan rasa pahit di lidah sesaat setelah dikonsumsi. Inilah mengapa walaupun stevia diklaim 250 hingga 300 kali lipat lebih manis dibanding gula biasa, namun tetap ada kesan bahwa gula rendah kalori nggak lebih manis dibanding gula konvensional.  

Stevia juga masih memiliki resiko alergi, apalagi karena ia berasal dari tumbuhan. Mereka yang alergi pada tanaman seperti bunga matahari, krisan maupun daisy harus lebih hati-hati jika hendak mengonsumsi stevia. Terakhir, pemanis buatan ini juga nggak dianjurkan untuk ibu hamil maupun menyusui.  

BACA JUGA: DAFTAR MAKANAN SEHAT YANG DAPAT MEMBANTUMU TIDUR NYENYAK SEPANJANG MALAM 

ORGANIK DAN BRANDING SEBAGAI MAKANAN SEHAT 

Ya, dua alasan itulah yang membuat pemanis stevia memasang banderol lebih tinggi dibanding gula konvensional ataupun pemanis buatan lainnya. Sebagai perbandingan, gula pasir biasa dihargai Rp13.500 per kilogram, pemanis buatan sakarin yang 300 - 500 kali lebih manis dibanding gula harganya Rp100.000 per kilogram sementara pemanis stevia dalam kemasan 250 gram harganya bisa mencapai Rp91.000. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Wahyu Tri Utami

Sometimes I write, most of the time I read