Gang Nikmat, dari namanya aja udah ‘culture’ abis. Konsep dan lokasi yang nggak biasa bikin restoran satu ini jadi punya daya tariknya sendiri. Lebih dari sebuah tempat makan, Gang Nikmat adalah bagian dari momen hidup para pelanggannya.
FROYONION.COM - Jalan-jalan ke Bandung nggak afdol kalo nggak nyobain kulinernya. Selain aneka hidangan khas Sunda yang bisa lo temuin di restoran-restoran, ada juga salah satu tempat makan unik yang kalo anak zaman sekarang bilangnya ‘culture’ banget.
Namanya Gang Nikmat. Berlokasi di Jalan Cihapit no.6, restoran yang sesuai namanya terletak di gang ini punya konsep yang berbeda. Biar nanti lo gampang nyarinya, dia juga jadi satu sama Grammars, gift shop yang sempet dikunjungi Froyonion beberapa waktu lalu.
Berkesempatan untuk ketemu dan ngobrol sama salah satu pendirinya, kita jadi tahu asal-muasal kenapa restoran ini bisa berdiri. “Gang Nikmat udah ada dari tahun 2017. Awalnya bukan di Cihapit, tapi di Jalan Riau. Kalau konsep namanya sendiri emang udah kita tentuin kalo namanya akan ‘Gang Nikmat’ sebelum kita pilih lokasi,”cerita Sandi atau yang biasa dipanggil Acong, pendiri Gang Nikmat.
Tempatnya tidak terlalu luas dan terkesan memaksimalkan lahan kecil dengan efisien. Konsep penggunaan lahan ini juga kita temui di beberapa tempat kulineran di Bandung. Seakan bisnis kuliner di Bandung punya ciri khas untuk terletak di tempat yang tersembunyi, kecil, tapi selalu dicari dan bikin orang balik lagi.
“Semua pebisnis terutama food and beverage memang akan mempertimbangkan banyak hal di samping makanannya enak atau enggak. Salah satunya ya pemilihan tempat dagang mereka. Tapi dengan berdirinya Gang Nikmat yang beneran ada di gang ini, gue jadi paham kalo nggak semua unsur harus kita pusingin,” jelas Acong saat ditanya mengapa memilih lokasi Gang Nikmat yang cenderung kurang strategis.
Pemilihan lokasi ini malah jadi keunikan Gang Nikmat sendiri. Buktinya saat ke sana, banyak driver ojek online yang bolak-balik ambil pesanan dan pelanggan yang datang dan pergi dengan ekspresi puas walau di tengah hujan sekalipun.
Gak cuman manusia yang bisa lahir dan tumbuh, bisnis juga bisa. Acong mendirikan Gang Nikmat bersama partner-nya, Fiki, di Bandung yang punya sejuta dampak buat mereka.
“Bagi gue, banyak banget pengaruh Bandung untuk Gang Nikmat. Bahkan bisa dibilang karena Bandung ada, maka Gang Nikmat ada. Mulai dari cuaca, suasana, orang-orangnya, sampe palet rasa juga mempengaruhi menu-menu yang ada di Gang Nikmat,” ujar Acong.
Nggak sedikit orang di sekitarnya yang menyarankan Acong untuk membuka cabang Gang Nikmat di Jakarta. Tapi menurutnya, kalo Gang Nikmat lahir di Jakarta belum tentu bisa kasih nuansa yang sama layaknya Gang Nikmat yang lahir di Bandung.
Hal yang menarik, menurut Acong selera dan lidah orang-orang Bandung itu unik sehingga mempengaruhi cita rasa hidangan yang ada di Gang Nikmat sendiri. Berangkat dari belajar masak di Politeknik Pariwisata NHI Bandung, Acong belajar untuk menciptakan rasa nikmat yang lahir dari indra pengecap orang-orang di Bandung.
Begitu besar dampak Bandung kepada Acong, salah satu pedagang makanan dari ribuan bahkan jutaan pedagang lainnya. Nggak kebayang kalo kota yang sejuk dan penuh cerita ini bisa melahirkan orang-orang kreatif.
“Kalo kalian ke Bandung, mampirlah ke Gang Nikmat. Restoran ini bukan sekedar tempat makan, tapi tempat terciptanya salah satu momen di hidup kalian. Gue pengen Gang Nikmat bisa terus dikenang sampe 50 tahun kemudian, yang bikin orang jadi nostalgia sama kunjungannya waktu ke Gang NIkmat,” kata Acong mengatakan harapannya.
Celetukan kayak, ”Eh, dulu papa pacaran sama mama di Gang Nikmat loh,” adalah sebuah harapan sederhana Acong untuk masa depan Gang Nikmat. Untuk tidak hanya sukses membangun restoran, tapi juga tempat berkesan penuh cerita di Bandung. (*/)