JRNY Coffee & Records tidak sebatas coffeshop biasa, lebih jauh dari itu ada banyak elemen permusikan yang turut dimasukan. Mulai dari mengadakan gigs, album kompilasi, tempat penjualan rilisan fisik, dan lain sebagainya. Untuk selengkapnya bisa simak di artikel ini, ya, Civs!
FROYONION.COM - Dilansir melalui kumparan.com, Yogyakarta menjadi daerah dengan jumlah kedai kopi terpadat di Indonesia. Menurut Ketua Panitia Jogja Coffee Week 2022, Rahadi Sapta Abra, data dari Komunitas Kopi Nusantara menuliskan bahwa terdapat sekitar 3.000 kedai kopi yang tersebar di seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Banyak banget kan, Civs!
Makanya saking banyaknya, nggak heran kalo mau nyari tempat ngopi di Jogja udah pasti ngak bakal kerepotan. BTW, dari sekian banyak kedai kopi yang jumlahnya sangat banyak tersebut, ada salah satu kedai kopi, lebih tepatnya coffeshop di Jogja yang menarik. Namanya JRNY (baca: Journey) Coffee & Records.
Yang menarik dari JRNY Coffee & Records adalah tentang konsep yang diusung karena menggabungkan antara tempat untuk ngopi dan juga musik. Tahun berdirinya sendiri di bulan Agustus 2018 lalu atas insiasi dari 3 orang yakni Arga Mahendra, Daniel Bagas, dan Muhamad Muslim.
“Kalo diceritain dari awal, Mas Daniel (gitarisnya band Niskala) , Mas Arga (drummer band Skandal) itu punya konsep. Pak Muslim juga mau buka coffeshop yang mungkin waktu itu belum ada konsepnya. Diobrolin mereka bertiga akhirnya jadilah JRNY,” kata Strada Nara Putra selaku Store Manager JRNY Coffee & Records.
Pria yang ditemui pada Sabtu, 14 Januari 2023 ini juga menceritakan bahwa tahun awal JRNY Coffee & Records berdiri di Demangan, persisnya di Jalan Komplek Colombo No.37, Mrican, Caturtunggal, Kec. Depok, Kab. Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lalu sempat membuka cabang di wilayah Lampung. Namun berhubung monitoring-nya susah, akhirnya cabang yang di Lampung ngak keurus. Nah pada 2021, coffeshop tersebur membuka cabang di area Seturan, tepat di Jalan Seturan Raya No. 9A, Kledokan, Caturtunggal, Kec. Depok, Kab. Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
JRNY Coffee & Records yang di wilayah Demangan berada di lantai dua dan tiga, karena untuk lantai pertama bangunan itu sudah ada trift shop yang tidak ada sangkut pautnya. Sedangkan untuk cabang yang di Seturan memiliki tiga lantai.
Selain menjadi tempat ngopi, baik JRNY di Demangan ataupun Seturan, keduanya rutin mengadakan gigs di setiap bulannya semenjak 2021. Agenda tersebut menampilkan band-band yang sebagian besar sudah memilki karya. Band-bandnya juga tidak hanya berasal dari Jogja saja. Ada yang dari Klaten, Bali, Pekan Baru, dan lain sebagainya. Lha untuk setiap pertunjukan, selalu ada tema yang diusungnya. Antara lain adalah, “Kill Your Idol”, “Pop Days Out”, “Laidback Journey”, dan “JRNY Seturan Rooftop Session”.
“Kalo JRNY yang di Demangan kan agenda bulannya ada dua. Pertama, Kill Your Idol yang sifatnya tematik. Misalnya kalo di bulan Januari 2023 mengusung judul Tribute My Bloody Valentine. Terus bulan Desember 2023 itu tribute The Cure. Band-band yang mau main di JRNY diwajibin buat bawa lagunya The Cure tapi dengan genrenya masing2. Jadi The Kiur dibawain dengan genre folk, gitu2 sih. Terus kalo yang Pop Days Out itu ajang bagi para band yang baru rilis single maupun album,” kata Strada.
FYI, gigs yang diselenggarakan di JRNY bersifat free, alias gratis. Hanya saja, para penonton disarankan untuk men-support produk JRNY dan dihimbau untuk tetap menghormati satu sama lain.
Strada menambahkan bahwa untuk pengurasi band-band yang tampil di JRNY itu dipilih oleh owner-nya langsung. Tapi kalau pun ada band yang mau tampil, band tersebut tinggal menghubungi Instagram @jrnycoffeeandrecords.
Untuk alasan kenapa JRNY Coffee & Records tidak sebatas sebagai tempat ngopi biasa tapi turut mengusung konsep permusikan terletak pada para owner-nya yang sama-sama pecinta musik. Pun mereka ingin mewadahi para band yang selama ini kurang begitu ter-ekspos.
“Kalo aku nanya ke owner-nya ya, alasan JRNY ngadain gigs semacam itu karena masih banyak band yang kekurangan tempat. Apalagi genre-genre yang masih underground kurang ada wadahnya. Makanya coba kami bantu dengan memfasilitasinya, imbuh Strada.
Masih menurut Strada, diadakannya gigs rutin di JRNY itu membuat para band merasa senang dan turut terbantu. Bahkan bisa dibilang hal itu bisa memicu semangat mereka agar terus tumbuh dan antusias untuk bisa tampil membawakan berbagai lagu-lagunya.
Selain rutin mengadakan gigs, JRNY Coffee & Records juga membuat album kompilasi dengan tajuk “Laidback Journey”. Album kompilasi ini memuat karya-karya dari para musisi yang pernah main di JRNY Coffee & Records.
“Kompilasi itu agenda tahunan. Kalo Vol.1 itu formatnya CD, terus Vol. 2 itu tahun lalu formatnya kaset pita. Untuk isi lagunya bukan saat mereka live di JRNY, tapi mastering-nya mereka sendiri dimasukin ke rilisan fisik. Ya biar hasilnya bersih dan bisa lebih dinikmati.”
“Alasan pembuatan album kompilasi itu adalah sebagai ajang pengarsipan band-band yang pernah main di JRNY dan alasan lainnya, mungkin bisa dibilang ngak semua band punya kesempatan untuk membuat rilisan fisik. Jadi yaudah buatin itu,” lanjut Strada.
Pusat yang di Demangan, JRNY Coffee & Records memiliki tempat penjualan rilisan fisik. Namanya JRNY Records. Tempat ini menyediakan berbagai macam vinyl, CD, dan kaset pita dari band/musisi dalam maupun luar negeri. Pun selain sebagai penyempurna antara kopi dan musik, wadah tersebut bertujuan untuk mendistribusikan karya band-band lokal. Jadi ketika para band/musisi sudah mempunyai rilisan fisik dan bingung mau jual kemana, JRNY Records bisa memfasilitasinya.
Penjualan untuk rilisan fisik sudah ada wadahnya, nah JRNY juga berencana untuk membuat studio musik. Kata Strada, “Kalo yang di belakanganya trift shop yang lantai bawah itu ada studio band dari JRNY. Impiannya sih buat label. Jadi band baru itu bisa rekaman di JRNY. Jadi nyicil studionya dulu.”
Usaha JRNY Coffee & Records dalam combo antara musik dengan kopi tidak berhenti di situ saja. Melainkan hal-hal kecil turut dijadikan pelengkap tempat tersebut. Antara lain adalah membuat sandi wifi dengan tagline “dukungmusisi”. Lalu mengadakan diskon pembelian bagi para pelanggan yang memakai kaos band di setiap hari kamis. Dan yang tidak kalah penting membuat playlist di tiap bulan dari para band/musisi yang pernah main di JRNY.
“Jadi playlist itu dibuat. Misalkan bulan lalu playlist dari band Divokas. Masing-masing personil itu ngasih beberapa lagu terus dijadikan playlist nanti dari JRNY masukin ke Spotify terus diputer selama satu bulan dari lagu-lagu pilihan mereka,” terang Strada.
Pria yang sudah bekerja sejak 2019 lalu ini turut membocorkan perihal agenda JRNY di 2023 ini. Coffeshop tersebut rencananya akan merilis merch dari berbagai lini usahanya. “Tahun ini sih rencananya mau dibuatin merch dari JRNY Records, JRNY Coffee, JRNY Burger. Jadi masing-masing mau dibuatin merch.”
Selain itu, coffeshop ini akan membuat “Laidback Journey” dengan skala yang lebih besar, tidak seperti gigs yang sering diadakan. “Ya mungkin semacam festival,” lanjut Strada.
Di akhir obrolan, Strada sempat memberikan 5 rekomendasi band yang pernah main di JRNY. “Kalo rekomendasi band ada Liburan Di Rumah, Bunbury, Noir, Suplex, dan SMSTER 10,” tutup Strada. (*/)