Dari kecil udah suka main motocross dan jadi juara, sekarang doi mulai ‘terbang’ lebih tinggi ke ajang Moto3 World Championship bareng Astra Honda Racing Team. Dengan semangat setinggi langit, bisa nggak ya doi menggapai mimpi balapan bareng Marc Marquez?
FROYONION.COM - Kalo ngomongin soal masa depan, setiap orang pasti punya cita-cita dan mimpi besar yang mau diraih. Jalan menuju cita-cita dan mimpi itu udah selayaknya dirangkai sedemikian rupa selagi masih muda. Orang tua pun selalu berusaha nanemin pandangan tentang masa depan ke anak-anaknya dari kecil, “Kalo udah gede nanti, kamu mau jadi apa?”
Salah satu figur inspiratif yang punya mimpi besar itu adalah Mario Suryo Aji, pembalap muda Indonesia berumur 17 tahun yang punya banyak prestasi. Tentunya, prestasi itu satu-persatu dicapai doi untuk memahat jalan menuju cita-cita yang lebih besar, yaitu mewakili negara kita dalam ajang balapan bergengsi MotoGP, dan berharap suatu saat bisa balapan bareng idolanya, Marc Marquez.
Di musim balap 2022, Mario Suryo Aji bakal jadi rider Honda Team Asia dan berlaga penuh di kejuaraan Moto3 World Championship. Sebelumnya, selama tiga tahun doi ikut kejuaraan FIM CEV Moto 3, prestasi terbaiknya di musim lalu adalah pole position di sirkuit Catalunya Spanyol di bulan Juni. Di kemarin juga, Mario dapet jatah lewat wildcard untuk ikut dua race Moto3 di sirkuit Emilia Romagna dan Algarve.
SUKA BALAPAN DARI KECIL
Lahir 2004 di Magetan, Jawa Timur, Mario ternyata udah seneng balapan dari umur 5 tahun. Masa kecilnya banyak diabisin untuk balapan motocross mini.
“Waktu itu saya seneng banget, sebagai anak-anak, pastinya bersemangat buat nyobain hal yang belum pernah saya lakukan sebelumnya,” kata Mario.
Di tahun 2016, di usianya yang masih 12 tahun, doi masuk Astra Honda Racing School dan ikut kejuaraan pake motor Honda CBR 150cc. Saat itu, Mario mulai belajar tentang motor sport dan ngerasain pengalaman balapan di sirkuit besar. Yang lebih kerennya, di tahun yang sama Mario berhasil juara dalam Honda Dream Cup 150cc kelas Rookie, dan di musim selanjutnya, doi berhasil juara lagi di Honda Dream Cup 150cc di kelas lanjutan, yaitu kelas Novice.
Mario mulai bergerak ke kejuaraan internasional di tahun 2018. Saat itu, Mario ikut Asia Talent Cup di Sepang dan berhasil juara di race pertama, kemenangan ini jadi kemenangan pertama doi di level Asia.
KONTROL EMOSI DI ATAS ‘KUDA BESI’
Banyak hal yang doi pelajari waktu ikut kompetisi level Asia. Mulai dari kinerja tim yang solid, baca data dan analisa balapan, dan juga bersaing lebih ketat sama kompetitor dari negara-negara lain.
Di Astra Honda Racing Team, Mario banyak belajar dan menyerap ilmu dari pembalap senior yang lebih berpengalaman. Hal ini yang kemudian jadi modal buat doi supaya lebih percaya diri dan terbiasa untuk bertanding dengan kompetitornya di level internasional. Memang benar sih, ilmu dari seorang mentor atau role model itu penting banget untuk jadi bekal seseorang yang ingin maju dan berkembang.
Perbedaan yang dirasakan doi saat ikut kejuaraan di Asia dan di Junior World Championship adalah gap atau jarak di antara para rider. Hampir semua pembalap punya skill yang sama, dan hal yang menentukan seseorang menjadi juara adalah fokus dan performa pas lagi balapan. Perbedaan yang bener-bener ‘tipis’ dan nggak boleh hilang fokus sedikitpun kalo lo mau jadi juara.
Di musim 2021, Mario mendapatkan pengalaman yang luar biasa waktu menjalani laga Moto3 lewat jalur wildcard. Doi bilang kalo para rider di Moto3 emang udah ‘cepat’, bahkan dari sesi free practice.
“Selanjutnya saya perlu lebih cepat beradaptasi dengan ritme mereka di musim depan. Sejauh ini, saya belajar banyak di kejuaraan dunia, mendapatkan pengalaman yang sangat berharga buat persiapan di musim selanjutnya (2022),” jelas doi.
Selama tiga tahun kariernya sebagai pembalap di kompetisi FIM CEV Moto 3, Mario tinggal sama keluarga asuhnya di Spanyol. Doi bilang kalo dirinya udah mulai terbiasa dan suka tinggal di sana. Terlebih, keluarga asuhnya di sana suportif dan baik sama doi.
“Berada di Spanyol, saya udah mulai terbiasa dengan kultur di sana, dan kinerja pelatihan sama fasilitas yang dikasih Astra Honda Racing Team bener-bener mendukung selama di sana,” kata Mario.
Mario juga bilang, selama di Spanyol, hal yang bikin beda cuma jarak yang jauh dari keluarga di Indonesia aja.
“Berlatih dengan pembalap dari berbagai macam negara tentunya ada rasa nggak mau kalah,” lanjutnya.
Doi juga bilang, kalo progress yang dialaminya selama ini adalah hasil dari rasa percaya diri yang tinggi dan juga kemampuan untuk mengontrol emosi pas lagi menunggangi si ‘kuda besi’.
PERJUANGAN DI MOTO3 MUSIM DEPAN
Sekitar bulan September 2021, selepas minggu balapan saat itu selesai, Mario dapet kabar bahagia, di musim depan (2022) doi bakal berlaga secara penuh di Moto3 World Championship. Dengan perasaan senang yang nggak terbendung ini, Mario langsung menelpon kedua orang tuanya pagi-pagi.
Mario ngerasa lega, karena salah satu cita-cita terbesar bagi ayahnya, Hartoto, yaitu ingin Mario bisa ikut kejuaraan dunia Moto3. Doi juga ngerasa lebih bersemangat dan lebih giat dalam latihan demi menyongsong title juara di musim depan.
Nantinya, Mario bakal menggunakan nomor balap #64 di ajang Moto3 musim depan. Nomor ini didedikasikan Mario untuk almarhum ayahnya, yang telah berpulang sebulan setelah mendengar berita bahagia dari Mario. Nomor ini dulunya juga dipakai sebagai nomor balap almarhum ayah Mario di tahun terakhir kompetisi saat masih jadi pembalap.
Saat ini, Mario lagi dalam masa pemulihan pasca cedera patah tulang paha saat sesi latihan sebelum laga Moto3 Algarve Portugal di bulan November kemarin. Tapi, Mario percaya kalo dirinya bisa bangkit dan pulih dengan cepat supaya bisa menjalani kompetisi musim depan dengan performa maksimal.
“Ini salah satu injury terparah yang pernah saya alami, tapi penyembuhan berjalan dengan cepat. Mungkin, kurang dari tiga bulan, semoga udah full recovery,” terang Mario.
Nah Civs, untuk laga pertama Moto3 World Championship musim depan bakal diadain di Losail International Circuit di Qatar bulan Maret 2022. Masih ada waktu yang cukup buat Mario bisa bounce back dan pulih sepenuhnya. Besar harapan supaya Mario bisa berlaga di musim depan dengan performa maksimal dan bisa memberikan kebanggaan buat negara kita. Kita doain semoga Mario bisa pulih secepatnya yak!
Apa sih tips dari Mario buat temen-temen yang mau mengejar mimpi besarnya?
“Tentunya dukungan dari orang tua yang paling penting. Bermimpilah setinggi-tingginya, percaya sama diri sendiri, dan konsisten di hal apapun yang kalian mau capai,” tutup Mario.
Dari hampir semua figur besar yang gue tau, hampir seluruhnya menekankan di kata ‘konsisten’ sebagai kunci kesuksesan. Melihat dari apa yang udah diraih Mario hingga sekarang, gue cuma bisa bilang kalo doi adalah sosok yang nggak pernah cape untuk berlatih dan terus berkembang.
Doi selalu melakukan hal itu dari waktu ke waktu. Dan terbukti, di umurnya yang masih 17 tahun ini, Mario udah bisa berlaga di Moto3 World Championship. Hal yang dicapainya ini nggak lain dan nggak bukan adalah buah dari konsistensi dan kepercayaan dirinya yang besar, Civs.
Meskipun doi udah dipastikan bakal berlaga di kejuaraan dunia Moto3, tapi Mario masih belum selesai sampai di sini, karena mimpi paling besar buat Mario dan almarhum ayahnya masih jelas dalam perjuangan, yaitu untuk bisa berlaga di kejuaraan dunia MotoGP.
Pandangan Mario soal mimpi patut ditiru nih. Meskipun sekarang doi udah mampu berlaga di kompetisi tinggi, tapi doi nggak berpuas diri dan selalu set target yang lebih tinggi lagi. Mario juga ngajarin kita untuk selalu berjuang, jadi jangan pernah ngerasa puas dan selalu kejar mimpi tertinggi kalian yak, Civs! (*/)