Didi Mudita dijuluki sebagai monster creator. Ikuti sepak terjang CEO Impact Factory ini membesarkan banyak artis ternama.
FROYONION.COM - Enggak semua orang bisa percaya diri buat on stage atau naik ke atas panggung, begitu juga dengan artis. Mereka pasti awalnya ragu sebagaimana lo juga ragu. Namun, setelah mengumpulkan rasa percaya diri, para artis akhirnya berani buat tampil. Didi Mudita punya banyak cara supaya lo bisa pede.
Didi selaku CEO Impact Factory juga dijuluki sebagai monster creator, kenapa bisa dijuluki seperti itu? Banyak artis ternama–yang nggak bisa disebutin namanya–menjadi klien Didi.
Para artis ini ikutan pelatihan dan kursus privat Impact Factory, sampai akhirnya bisa lebih luwes dalam public speaking, seperti sekarang ini. Maka dari itu Didi dijuluki sebagai Monster Creator.
Visi misi Impact Factory itu supaya orang yang bekerja nine to five (masuk jam 9 pagi, pulang jam 5 sore), bisa lebih meningkatkan kualitas performanya dalam bekerja. Impact Factory dalam hal ini meyakinkan bahwa tiap-tiap orang memiliki peran penting di perusahaan tempat mereka bekerja.
Menurut Didi, belajar public speaking pada akhirnya bikin lo tetap gagap dan deg-degan ketika on stage. Namun, gagap dan deg-degan ini menandakan bahwa lo memikirkan diri lo ketika on stage; artinya lo serius.
Gagap tersebut, menurut Didi, bisa menandakan bahwa lo peduli banget dan ingin memberikan yang terbaik dan terkeren. Namun, kadang lo mengira bahwa gagap itu adalah hambatan.
Lalu gimana caranya supaya enggak gagap?
“Ya jangan mikir,” kata Didi kepada Froyonion. “Mengalir aja, tapi udah lo pikirin sebelumnya.”
“Ketika lo naik ke panggung, lo mesti paham diri lo sendiri, panggung, serta audiens lo. Lo harus memahami bahwa di panggung ini lo adalah manusia yang punya peran tertentu,” kata Didi.
BACA JUGA: KREATOR KONTEN KREATIF INI RAUP UNTUNG DARI CANVA
Sebelum naik ke panggung, lo harus mengerti penonton lo; apa yang mereka pikirkan dan inginkan. Didi bilang bahwa lo jangan jaim (jaga image) ketika on stage. Orang pengen tau lo siapa dan ingin mengerti diri lo.
Setelah turun dari panggung, Didi kadang menonton video performanya sendiri sebagai evaluasi. Bagi Didi, evaluasi ini harus supaya lo bisa menjadi lebih baik lagi.
“Public speaking kebanyakan bikin lo jadi orang lain,” terang Didi. “Padahal saat lo di panggung, lo harusnya bisa bikin diri lo lebih ‘keluar’, lebih kelihatan keren. Namun, saat ini malah semuanya jadi sama rata; jadi orang lain semua. Padahal audiens pengen kenal sama lo.”
Menurut Didi, hal inilah yang membuat public speaking jadi enggak efisien. Impact Factory berdiri pada 2011, lalu Didi bergabung ke Impact Factory pada 2013. Sebelumnya, Didi adalah seorang radio consultant yang aktif dalam dunia entertainment dan media massa. Didi adalah lulusan kuliah jurusan Ilmu Manajemen.
Dia kadang merasa bingung, banyak orang yang berkuliah jurusan Ilmu Komunikasi, tetapi masih mengambil kelas public speaking. “Padahal di kuliah kan juga diajarin,” ujar Didi.
Buat manusia, rasa adalah segalanya. Yang jago framing atau bikin orang belok ke arah mana, itu orang, yaitu media dan agensi, kata Didi. Industri tersebut bisa mengacak-ngacak persepsi. “Radio jagoan banget bikin hubungan antara manusia jadi punya kedekatan.” kata Didi.
Radio itu sifatnya personal seperti menyapa ke satu orang, padahal ke semua rang. Pendengar jadi merasa bahwa penyiar adalah teman mereka. Dunia korporasi butuh banget sesuatu yang seru dan gak boring, kenapa?
Karena korporasi itu isinya manusia, mereka harus disentuh emosinya. Kebanyakan keputusan yang dipilih pun hasil penilaian oleh pikiran dan emosi. Supaya pandai public speaking, lo harus mulai dari panggung pertama lo.
Dan untuk itu, lo butuh rasa percaya diri dan tekad yang kuat. Kesempatan buat ngomong di depan orang tentu bakalan dateng buat lo. Hal itu bisa jadi kesempatan supaya lo lebih dikenal, minimal, supaya lo terbiasa ngomong di depan orang. Selamat mencoba, Civs! (*/)
BACA JUGA: ADAM MERDEKA : MEMBANGUN START-UP EDUTECH UNTUK PENDIDIKAN ANAK MUDA AGAR LEBIH MERDEKA!