Istilah “curving” memang nggak sepopuler dengan “Ghosting”. Tapi, curving kenyataannya lebih bikin sakit hati bahkan trauma buat mencintai lagi.
FROYONION.COM - Istilah curving memang nggak sepopuler dengan ghosting yang hampir sebagian besar manusia pernah jadi korbannya.
Namun, ternyata curving yang kenyataannya lebih serem lagi dari ghosting. Bahkan, dalam beberapa kasus perilaku ini bikin seseorang frustasi lho, Civs.
Curving sebenarnya bukan-lah hal baru, malah sudah jadi permainan lama dalam dunia kencan. Namun, banyak orang baru menyadari dan mengenal istilahnya. Pelaku curving juga punya sebutan Curvers, seperti yang dilansir dari Metro UK.
Ghosting dan curving adalah perilaku yang berbeda, meskipun sekilas punya kesamaan. Pelaku ghosting menghilang secara bertahap dengan menghilang tanpa kabar.
Sementara, curvers melakukan penolakan cinta secara halus dan sampai orang yang itu sadar kalau cintanya ditolak dan dimanfaatkan. Bahkan, pelaku seakan masih memberi harapan, padahal sebenarnya menolak dengan menghindari tanpa mau berterus terang.
Sayangnya, kebanyakan korban curving tidak menyadari telah mendapat isyarat penolakan saking halusnya penolakan. Pelaku sendiri sebenarnya juga ngak tahu cara menolak, karena takut mengecewakan dan kehilangan perhatian dari korban.
Menurut seorang psikolog klinis di Philadelphia, Ann Rosen Spector, PhD, mengatakan orang yang melakukan curving cenderung menghindari konfrontasi alias pengecut. Curvers memang senang sekali bersikap mengabaikan. Mereka juga nggak pernah memulai percakapan atau melanjutkan secara intens dan mungkin mengubah topik serius dengan obrolan ringan tanpa arah.
Perilaku curving bisa berlangsung setidaknya berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Alih-alih membiarkan orang yang tidak disukai pergi, curvers tetap menanggapi dengan jawaban tertutup dan sering meminta maaf. Curvers juga dikenal tidak tepat janji. Bahkan, mereka sudah menyiapkan seribu alasan saat diajak bertemu.
Perilaku ini memang buat mental down. Apalagi, si korban punya harapan yang tinggi dengan si curver. Bahkan, korban akan kelelahan karena sudah lama dekat dan seperti pacaran, tapi belum juga ada kepastian dan kejelasan. Semangat yang menggebu-gebu di awal pendekatan pun hilang, seiring dengan energi yang terkuras habis.
Belum lagi, karena penolakan yang nggak jelas, korban masih harus menghadapi trauma hingga takut untuk jatuh hati dan lelah mencintai lagi. Bahkan, korban juga bisa menganggap dirinya kurang berharga, terpuruk dan depresi karena perasaannya digantung dalam waktu lama tanpa diberi kepastian. Duh, serem ya, Civs.
Dampak buruk lainnya, kepercayaan terhadap lawan jenis di masa yang mendatang juga akan menurun karena menganggap semua laki-laki sama saja. Korban sendiri menganggap tidak ada yang membalas perasaannya dan menyukainya dengan tulus. Krisis kepercayaan pada lawan jenis ini juga buat korban sulit percaya pada pasangan dan sering menuntut kepastian, misalnya pernikahan.
Bagi lo yang merasa masih terjebak dengan pelaku curving, cobalah untuk menerima penolakan yang didapat. Mengejar seseorang yang tidak tertarik sama lo, hanya membuang waktu dan tenaga habis. Tanya juga pada diri sendiri, apa nyaman menyukai orang yang gak menghargai lo.
Lebih baik fokus sama diri sendiri. Lo itu berharga dan akan selalu ada orang yang peduli dan sat set menanggapi tanpa harus membuat lo menunggu. Lagipula, kalau mereka menghargai lo, mereka pasti memilih membebaskan dan membiarkan lo menemukan seseorang yang benar-benar suka sama lo. Well, Semangat ya!! (*/)