In Depth

WORKING HOLIDAY VISA, SECERCAH HARAPAN ANAK MUDA KINI MEMBALIK KEADAAN PENATNYA BEKERJA DI TANAH AIR

Buat yang belum tahu, pemerintah punya program yang namanya WHV buat kalian anak muda. Program ini bisa dibilang sangat diminati, tapi kenapa ya kira-kira?

title

FROYONION.COMBelakangan ini, bekerja sambil berlibur di luar negeri menjadi salah satu alternatif perjalanan hidup yang mungkin banyak ditempuh oleh anak muda. Bagi mereka di kalangan milenial dan Gen Z, mungkin penyegaran dan penatnya  tanah air menjadi penting untuk dilakukan. 

Apalagi, kalau mereka bisa mendapat tambahan uang yang kalau dihitung-hitung lebih banyak jika dibandingkan pekerjaan rata-rata anak muda ibu kota. Buat kalian yang punya sudut pandang serupa, mungkin sudah nggak asing dengan yang namanya Working Holiday Visa a.k.a WHV. 

Visa jenis ini memungkinkan pekerjanya untuk berlibur dan bekerja di luar negeri secara bersamaan. Australia, menjadi salah satu negara destinasi yang cukup populer. 

Banyak daya pikat dari negeri kanguru ini yang membuat anak muda berbondong-bondong mengajukan WHV ke sana. Buat informasi saja, mengajukan visa ini pun cukup rumit karena memerlukan banyak persyaratan. 

Beragam alasan tentunya melatarbelakangi keinginan anak-anak muda ini untuk berangkat ke Australia dengan mengantongi WHV. 

Penulis berbincang dengan Gilang Fajar (25), salah seorang pejuang WHV yang menargetkan dirinya terbang tahun ini ke sana. Kami teman lama dari bangku kuliah, sama-sama mengambil jurusan jurnalistik dan memang sempat menggeluti industri media.

Penulis telah hengkang, sementara Gilang masih di industri ini. Belum lama ini kami bertemu dan berbincang. Ternyata, ketertarikannya terhadap metode WHV ini cukup dalam. Tergambar dari percakapan sehari-hari yang kami lakukan, beberapa topiknya tak jauh dari WHV. 

Tak jarang, Gilang juga mengajak kami teman sebayanya untuk mencoba program ini. Menurutnya, hitung-hitung sekalian refreshing mencari peluang baru selain industri pekerjaan mainstream yang biasa dilakukan anak muda. 

BACA JUGA: 4 TIPS MENGATASI PEKERJAAN YANG TERASA SEMAKIN MONOTON

Namun, sontak ketertarikan yang melekat itu membebaskan satu pertanyaan besar: Mengapa anak muda yang sudah punya pekerjaan tetap di ibu kota, ingin pergi ke Australia berbekal WHV yang mungkin hanya membantunya bekerja di sana dalam beberapa tahun. 

DAYA PIKAT DI KALANGAN ANAK MUDA

Bagi Gilang, program WHV ini bisa memberinya banyak nilai tambah bagi kehidupannya. Prospek pekerjaan ke depan, relasi di kalangan komunitas internasional, hingga potensi pendapatan yang jauh lebih besar dari pekerjaannya sekarang ini alasan dibelakang keinginannya. 

Pengalaman untuk tinggal di luar negeri, memang juga menjadi satu dari sekian mimpinya yang ingin direalisasikan sejak SMA. 

"Dari cerita saudara serta beberapa testimoni yang gue temuin di media sosial, WHV ini kayaknya bisa menjadi program yang memberi gue nilai tambah yang sangat baik. Makanya, gue pun cukup berani berkomitmen eksplore banyak hal untuk bisa merealisasikan keinginan ini sih," kata Gilang dalam perbincangan kami, Sabtu (1/7). 

Bukan cuma dari sudut pandang itu saja, Gilang juga melihat faktor kebudayaan di Australia bisa membuatnya menjadi pribadi yang lebih mantap dan profesional. 

Dia yang selama ini dibesarkan dan tinggal di sekitar kawasan Tangerang ini merasa bisa belajar banyak dari cara hidup masyarakat Australia. Mulai dari populasi yang tidak sepadat Indonesia, hingga kemajuan negara ataupun kekuatan mata uang di sana. 

"Gue juga merasa butuh angin baru sih, selama ini ngerasain pusingnya pulang pergi kerja dari Tangerang ke Jakarta," ucapnya lagi.

PELUANG UPGRADE DIRI

Di tengah kepenatan bekerja di ibu kota, kalau kita bicara tentang daya pikat, semua alasan Gilang itu pun membuatnya juga cukup legowo untuk melakukan pekerjaan 'kasar', menurutnya, jika kelak mendapat WHV. Memang, kebanyakan pekerjaan yang bisa kalian lakukan di Australia ketika mengantongi WHV itu sebagai part-timer, juru masak, cuci piring, antar-jemput makanan, dan sebagainya. 

Jangan banyak berharap kalian bisa kerja di perusahaan multinasional ataupun startup beken di sana hanya dengan mengantongi WHV. 

Meski jauh dari bidang pekerjaan yang sedang digeluti saat ini, menurut Gilang, pekerjaan-pekerjaan tersebut di Australia tetap bisa memberikan berkah. Seperti sedikit diulas di atas tadi, bayaran yang didapat mereka pekerja kasar di Australia itu mungkin jauh lebih besar dari kebanyakan gaji yang ditawarkan perusahaan Indonesia. 

Walaupun, lagi-lagi kalian harus pintar mengatur uang tersebut agar saat kembali ke tanah air dapat terkumpul banyak. 

"Kalau dibandingkan dengan pekerjaan gua atau teman-teman jalani di Indonesia saat ini, sepertinya banyak yang bakal setuju kalau pekerjaan pemegang WHV jatuh ke arah kerja kasar. Sisi baiknya, bayaran yang didapat cukup menggiurkan jika dikonversikan ke rupiah," cetus Gilang sembari tertawa tipis. 

"Rencana saat ini, gue sepertinya akan pulang ke Indonesia setelah masa WHV habis. Tapi andai memperoleh kesempatan yang nggak bisa ditolak di Australia, dengan senang hati gue akan melanjutkan bekerja di sana dan bahkan sebagai permanent resident jika memungkinkan," tambahnya. 

BACA JUGA: WASPADA LOKER ‘BODONG’ KE LUAR NEGERI! SIAP-SIAP JADI PENIPU JUDI ONLINE HINGGA INVESTASI ABAL-ABAL

Banyak yang bisa dilakukannya, setelah masa WHV habis. Dia berpikir untuk memanfaatkan kemampuan bahasa inggris yang telah terupgrade dengan praktek langsung di lapangan untuk menjadi jurnalis di desk internasional. Tentunya, keinginan pertama ini akan sangat relate dengan apa yang digelutinya sekarang ini. 

Jika memang peluang itu tertutup, menurutnya, hasil dari WHV di Australia juga bisa dimanfaatkan untuknya sembari belajar kemampuan dan skill baru. Misalnya untuk mengikuti bootcamp ataupun kelas-kelas pembelajaran lain yang mungkin memerlukan cukup banyak modal. 

“Andai mutusin buat nggak melanjutkan pekerjaan di bidang saat ini, mungkin gua akan mencari pekerjaan lain yang masih berhubungan dengan komunikasi. Plan lainnya, gua menyisihkan sebagian uang yang gua dapat selama bekerja di Australia untuk mempelajari bidang lain yang lagi on-demand seperti programming,” cetus dia. 

SYARAT WHV

Untuk memberi konteks, perlu diketahui dulu jika WHV itu bisa dilakukan oleh semua anak muda yang berusia 18-30 tahun. Syaratnya pun cukup ketat, kalian bisa mendaftarkan diri melalui Direktorat Jenderal Imigrasi. 

Beberapa hal penting yang harus diketahui, selain syarat administrasi, misalnya kalian harus memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik. Pengajuan ini, harus dilengkapi dengan sertifikat hasil tes IELTS dengan skor minimal 4.5. 

Kemudian, paling  tidak menempuh minimal masa studi dua tahun bagi kalian yang masih berstatus mahasiswa. Kalau sudah lulus, mutlak hukumnya melampirkan ijazah. 

Selain itu, kalian juga harus mengantongi SKCK dari kepolisian dan melampirkan bukti kepemilikan dana di bank yang mengendap minimal 5.000 AUD atau sekitar Rp50 juta. 

Pembukaan pendaftarannya pun biasa dibagi beberapa tahap tiap tahunnya. Namun, jika kalian sudah berhasil mendapat WHV pemerintah membebaskan waktu keberangkatan kapan saja. Hanya saja perlu diingat jika visa itu hanya berlaku satu tahun sejak diterbitkan. 

Well, sebagian sudut pandang tentang WHV ini mungkin bisa menjadi referensi baru bagi kalian yang tertarik untuk rehat dan hengkang sejenak dari kepenatan bekerja di Indonesia saat ini. (*/) (Photo credit: Dan Freeman)

BACA JUGA: INILAH 5 BEASISWA LUAR NEGERI YANG TIDAK PERLU TAKUT BATAS USIA

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Michael Josua

Cuma mantan wartawan yang sekarang hijrah jadi pekerja kantoran, suka motret sama nulis. Udah itu aja, sih!