Lo mungkin familiar dengan seniman bernama Vincent Van Gogh, gaya dan warna lukisannya tentu sangat mudah diingat. Namun, seorang ilmuwan medis Jepang mengatakan bahwa Van Gogh buat warna. Benarkah demikian?
FROYONION.COM - Kalau lo anak muda yang demen mendatangi museum, lo tentu pernah denger yang namanya The Van Gogh Museum. Lukisan karya Vincent Van Gogh yang terkenal berjudul Malam Berbintang (The Starry Night) dan Potret Diri yang rilis pada tahun 1889. Namun, ada juga yang bilang Van Gogh itu aslinya buta warna, bener enggak ya?
Seniman Van Gogh dikenal sebagai jagoan warna. Warna ngejreng pada lukisannya keliatan indah sekaligus bikin lukisannya terlihat dramatis. Kalau kata Big Think, berjalanlah melalui pameran Van Gogh mana pun di bumi, dan lo akan keluar dari sisi lain dalam keadaan mabuk warna.
Jika ada seniman yang pernah hidup dan tahu warna dalam jiwanya, seniman itu adalah Vincent Van Gogh. Dia begitur tergila-gila dengan warna. Namun, seorang ilmuwan medis Jepang, Kazunori Asada berpendapat bahwa palet warna unik Van Gogh sebetulnya merupakan fungsi dari penglihatannya—semacam buta warna.
Menurut peneliti tersebut, karya Van Gogh berjudul Ladang Gandum dan Malam Berbintang tidak memiliki komponen warna sebagaimana yang terlihat di alam. Mungkin enggak ya, warna khas dalam lukisan Van Gogh berasal dari buta warna yang dimilikinya?
Saat mengunjungi Color Vision Experience Room di Hokkaido, Jepang, Asada melanjutkan penjelajahannya tentang berbagai jenis buta warna, yang dapat disimulasikan oleh ruangan tersebut melalui filter dan teknologi lainnya. “Ada cetakan lukisan Vincent van Gogh di ruangan tersebut,” kata Asada.
“Saya menemukan bahwa lukisan-lukisan ini tampak berbeda dari Van Gogh yang selalu saya lihat. Saya suka lukisan van Gogh dan beruntung bisa melihat sejumlah lukisan asli di berbagai museum seni. Pelukis ini memiliki cara yang agak aneh dalam menggunakan warna,” ujar Asada. Topik obrolan “apakah Van Gogh buta warna?” ini sudah terjadi berkali-kali.
Namun, di Color Vision Experience Room, Asada menemukan bahwa ketidaksesuaian warna dan kekasaran garis telah menghilang secara sedikit demi sedikit. Lalu setiap gambar pada tulisan tersebut telah berubah menjadi satu kecemerlangan dengan garis dan corak yang sangat halus. “Ini benar-benar pengalaman yang luar biasa,” kata Asada.
Asada menyertakan beberapa versi lukisan Van Gogh "sebelum" dan "sesudah". Pada lukisan "setelah" ditemukan kurangnya reseptor oleh Van Gogh untuk warna merah.
Buta warna parsial merah-hijau termasuk yang banyak ditemui di mana-mana, terutama buat cowok. Asada bilang, bahwa dia tidak tertarik dengan jenis penglihatan warna apa yang dimiliki Van Gogh. Menurut Asada, wartawan salah jika mereka menulis "Asada berkata, 'Gogh buta warna."
Pesan sebenarnya yang ingin Asada sampaikan adalah orang yang kekurangan warna dapat melihat lukisan Van Gogh, dan mereka melihatnya dengan cara yang berbeda, tapi tetap terlihat indah.
Asada menuliskan dalam artikelnya, bahwa indera pendengaran orang buta meningkat sebagai kompensasi, dan buta warna Van Gogh membuatnya memilih warna cat yang cocok dengan bagaimana warna dunia tampak di matanya.
Bisa dibilang, orang yang buta warna merah ketika melihat lukisan Van Gogh, dia melihatnya sama seperti Van Gogh melihat lukisannya sendiri. Sedangkan mereka yang memiliki penglihatan normal, mereka melihat lukisan tersebut berbeda dari apa yang Van Gogh lihat.
Menurut Asada, kekurangan ini bukanlah hal yang buruk, buta warna seniman Van Gogh ternyata menjadi hal yang baik terhadap karya seninya. Selalu ada cara membuat karya walau lo memiliki kekurangan, Civs. Hidup seperti Van Gogh! (*/)
BACA JUGA: TIPS BUAT DESAINER GRAFIS, CARA BIKIN PETA YANG RAMAH BAGI BUTA WARNA