In Depth

WAHAI ANAK MUDA, JANGAN MUDAH TERGIUR KERJA DI BIDANG ENERGI ‘KOTOR’ YA!

Yuk mulai cicil kurangi ketergantungan sama energi kotor. Kalian yang masih muda dan mungkin tertarik kerja di bidang-bidang yang menghasilkan emisi, coba mulai pikir dua kali deh.

title

FROYONION.COM - Sektor energi kotor, khususnya batubara di Indonesia, harus diakui masih menjadi salah satu penopang perekonomian yang kuat. Kegunaan utamanya sebagai bahan bakar, pembangkit lisrik, dan lainnya hingga sekarang ini masih belum bisa tergantikan sepenuhnya. 

Bukan hanya itu saja, sebenarnya beberapa bidang pada pengerjaan energi kotor tersebut juga menjadi salah satu destinasi pekerjaan yang cukup diincar oleh banyak Millennial dan Gen Z sekarang ini. Sektor ini tentunya menawarkan gaji yang tinggi, fasilitas yang menggiurkan, peluang pengembangan karir, hingga perusahaan yang stabil. 

Meskipun memang pekerjaan di sektor ini juga tak luput dari tantangan dan risiko. Khususnya, terkait dengan kelestarian lingkungan dan keselamatan kerja. Tak bisa dipungkiri, banyak dampak negatif yang ditimbulkan dari sektor pertambangan tersebut. 

Penelitian terbaru yang diterbitkan Institute for Essential Service Reform (IESR) menemukan jika pembatalan proyek pembangkit listrik tenaga uang (PLTU) batubara bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk memangkas emisi global. 

Menurut IESR, sejumlah pembangkit listrik yang dibatalkan bisa memberikan dampak paling minimal terhadap stabilitas dan keterjangkauan pasokan dan jaringan listrik di Indonesia. Soalnya, seperti yang disebutkan tadi kalau memang batubara itu masih menjadi salah satu sumber energi yang dibutuhkan di tanah air. 

BACA JUGA: DAMPAK KERUSAKAN ALAM, CUACA PANAS BELAKANGAN INI MEMANG BIKIN WASWAS (ECO-ANXIETY)?

Setidaknya, ada sembilan PLTU batubara yang direkomendasikan oleh IESR untuk dibatalkan. Meskipun, pemerintah harus tetap mempertimbangkan banyak hal termasuk potensi gugatan hukum terkait pembatalan itu. Bisa menjadi catatan, keseluruhan PLTU yang dibatalkan tersebut bisa mencegah 295 juta ton emisi CO2. 

Dengan semangat pengurangan energi melalui batubara ini, tentunya lapangan kerja di bidang tersebut juga harus dikurangi secara besar-besaran, kan? Lalu, jika memang begitu kira-kira bagaimana kita sebagai anak muda menyikapinya ya? 

PROYEK ENERGI BARU TERBARUKAN (EBT) 

Nah, menurut Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa, masih banyak kok pekerjaan di bidang energi terbarukan atau green energy yang bisa menggiurkan buat anak muda. Dampak ekonominya pun, juga nggak kalah hebat kalau sektor energi terbarukan ini diseriusin. 

“Anak muda  harus menyuarakan pilihan pada energi bersih dan meminta agar pemerintah memberikan prioritas pada energi bersih dan mendorong agar PLTU diakhiri. Banyak potensi lapangan kerja hijau di sektor energi terbarukan dan juga peluang bisnis,” kata Fabby saat berbincang dengan Froyonion.com, Kamis (1/6). 

Salah satu yang bisa dimanfaatkan oleh anak muda zaman sekarang adalah terjun di berbagai bidang transisi energi ke energi baru terbarukan (EBT). 

Pada 2021 lalu, IESR pernah merilis data jika EBT sebenarnya bisa berdampak langsung pada terciptanya lapangan pekerjaan yang baru, bahkan yang mungkin jarang terpikirkan dibenak kita selama ini. 

Kenapa EBT jadi penting untuk menjaga lingkungan? Menurut IESR, EBT merupakan salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk berjalan lurus pada peta menuju nol emisi pada 2050 nanti. Menurut Fabby, proyek energi terbarukan yang digarap nantinya berpotensi menciptakan 3,2 juta lapangan pekerjaan baru pada 2050 mendatang. 

Sektor ini dianggap berpotensi menciptakan lapangan pekerjaan lebih tinggi dibandingkan dengan energi kotor selama ini. Salah satu yang bisa dimanfaatkan ialah dengan proyek dekarbonisasi yang masif. Berbagai pekerjaan pada proyek itu sebenarnya tak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan di PLTU dan masih banyak proyek lainnya.

Misalnya, proyek-proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA), atau Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Mereka yang punya keahlian di bidang teknik sipil, listrik atau mekanikal bisa mencoba untuk bekerja di proyek-proyek konstruksi pembangkit listrik yang tidak merusak alam.

BACA JUGA: MENYELAMATKAN BUMI DI LAYAR: 10 REKOMENDASI FILM BERTEMA LINGKUNGAN TERBAIK YANG HARUS KALIAN TONTON!

Dengan semakin banyaknya pengembangan proyek-proyek energi bersih seperti panel surya, turbin angin ataupun peralatan lain untuk mendukung PLTP, sebenarnya turut bisa menciptakan peluang baru di dunia kerja anak muda sekarang ini. 

Pemerintah sendiri pun telah memberikan angin segar untuk mendukung penuh transisi energi, melalui pembiayaan, penghentian penggunaan batubara, hingga beragam langkah lainnya untuk mengatasi perubahan iklim dan mencegah pemanasan global. 

Apalagi, Indonesia baru menjadi Presidensi G20 tahun lalu yang banyak mengesahkan agenda dan komitmen menjaga kelestarian alam di sana. 

Selain terjun langsung di proyek-proyek strategis, anak muda juga bisa bergerak pada bidang-bidang penelitian terkait dengan energi baru terbarukan tersebut. Karena masih menjadi sesuatu yang dikembangkan, terdapat banyak peluang bagi para muda-mudi untuk bisa terjun langsung dalam pengembangannya. Misalnya dengan menjadi peneliti, tenaga ahli. 

Selain itu, banyak juga lembaga-lembaga non-profit ataupun mereka di perusahaan besar yang kini sudah berfokus pada penggunaan EBT. Oleh sebab itu, mereka membutuhkan anak muda untuk bisa ikut bersama melancarkan kampanye-kampanye yang efektif terkait pemakaian energi bersih tersebut untuk kelestarian alam di masa mendatang. 

KENAPA ENERGI BERSIH JADI PENTING? 

Keterlibatan kita, semua unsur dan pihak di Indonesia, untuk mengurangi penggunaan ataupun pengembangan PLTU batubara harus dilakukan sedini mungkin. Menurut penelitian IESR, semua pembangkit itu harus diakhiri secara bertahap paling lambat pada 2045 lalu. 

Kalau memang hingga saat itu kita masih bergantung pada PLTU batubara sebagai sumber energi, maka beesar kemungkinan Indonesia tidak akan bisa memenuhi komitmen dalam Paris Agreement. Yakni, target kenaikan suhu global maksimal pada level 1,5°C. 

Jika begitu, artinya pemanasan global akan semakin dekat dengan kita. 

Kalau begitu, jangan kaget dengan semakin rusaknya alam kita dan diikuti berbagai bencana alam hingga kekeringan. Semua bahaya terseut, nantinya juga akan bisa berdampak pada produksi pangan dan ketersediaan air bersih. 

"Untuk mencegah krisis iklim akibet pemanasan global maka kenaikan temperatur global harus dibatasi di 1,5 C. Konsekuensinya emisi GRK yang setiap tahun mencapai 38 - 40 Giga ton CO2 harus segera dipangkas," jelas Fabby. 

"Kenaikan temperatur itu punya konsekuensi luas terhadap alam. Hidup anak muda pun nantinya akan lebih susah di masa depan, diikuti dengan biaya-biaya (kebutuhan) yang semakin mahal," tambahnya. 

Intinya sih, anak muda sekarang ini harus peka dan peduli dengan kerusakan apa yang terjadi di alam kita. Sejak dini mungkin, mulai harus mengurangi ketergantungan pada penggunaan energi kotor. Salah satunya, bisa dilakukan dengan bekerja pada sektor-sektor energi bersih, ya! (*/)

BACA JUGA: KENAPA ECO-FRIENDLY FASHION RAMAH LINGKUNGAN TAPI TAK RAMAH DOMPET

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Michael Josua

Cuma mantan wartawan yang sekarang hijrah jadi pekerja kantoran, suka motret sama nulis. Udah itu aja, sih!