In Depth

TRAGEDI ITAEWON HINGGA ISTORA SENAYAN, LO WAJIB TAU PENTINGNYA 'CROWD MANAGEMENT'!

Di penghujung bulan Oktober, tragedi horror kerumunan massa di kawasan Itaewon dan Istora Senayan menyebabkan banyak korban berjatuhan. Dua tragedi tersebut menyadarkan kita pentingnya penyelamatan diri dalam kerumunan.

title

FROYONION.COM - Itaewon yang merupakan kawasan populer di distrik Yongsan-gu, Kota Seoul, Korea Selatan, tengah menjadi perbincangan publik baru-baru ini. Kawasan ini menjadi salah satu kawasan komersial multibudaya yang menjadi destinasi utama bagi turis asing maupun lokal terutama kawula muda. 

Di kawasan ini terdapat berbagai destinasi yang dapat dikunjungi, mulai dari pusat perbelanjaan, museum, kebun raya, kafe dan restoran yang sedang hits di media sosial hingga lokasi syuting salah satu drama Korea terkenal “Itaewon Class”. Maka dari itu tak heran jika Itaewon memiliki jumlah pengunjung yang sangat tinggi dan merupakan kawasan dengan aktivitas yang padat.

Hal ini juga yang diduga memicu terjadinya tragedi horor di kawasan tersebut pada malam Halloween lalu (29/10). Jumlah pengunjung yang diekspektasikan mencapai 100.000 orang ternyata jauh lebih banyak dari itu jika dilihat dari data stasiun Itaewon. Akibatnya, pengunjung berdesak-desakan di tengah penuh sesak yang tak dapat terkendali hingga beberapa orang terjatuh dan terinjak-injak di kawasan dengan banyak jalan sempit tersebut. Kejadian itu menyebabkan 154 korban tewas dan lebih dari 80 orang terluka.

Pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan terkait pemicu awal kejadian nahas tersebut. Salah satu YouTuber asal Korea yang menjadi pengunjung pada malam itu menyatakan kesaksiannya. Menurutnya, kekacauan bermula ketika sekelompok pria mulai melakukan konfrontasi dan mendorong pengunjung lain hingga menyebabkan terjadinya saling dorong yang agresif antarpengunjung.

Kejadian serupa juga terjadi pada hari yang sama serta Jumat lalu (28/10) di Festival Berdendang Bergoyang yang berlokasi di Istora Senayan, Jakarta Pusat. Jumlah penonton yang melebihi kapasitas hingga mencapai sekitar 20.000 orang menyebabkan puluhan penonton pingsan dan yang lainnya terjebak dalam kerumunan. Jumlah penonton yang pingsan akibat sesak napas juga tak sebanding dengan petugas medis yang tersedia.

Tak hanya itu, beberapa sumber menyatakan bahwa terjadi kejadian saling dorong antarpengunjung di pintu masuk. Hal ini dipicu oleh banyaknya jumlah pengunjung yang belum masuk ke area venue. Beberapa pengunjung yang tak bisa masuk juga menuntut panitia untuk melakukan refund di tengah kekacauan tersebut. Akibatnya, hari ketiga acara tersebut dibatalkan karena pihak kepolisian mencabut izin keramaian yang diberikan sebab dinilai membahayakan keselamatan dan keamanan para pengunjung.

Dua kejadian ini menjadikan penghujung bulan Oktober sebagai minggu kelam. Hal ini juga menyadarkan kita pentingnya upaya pencegahan serta pengelolaan acara yang baik terutama terkait dengan jumlah pengunjung. Pengendalian keramaian sebagai upaya menjaga keamanan dan keselamatan pengunjung agar acara atau perayaan tertentu dapat terlaksana dengan baik dan dapat nikmati oleh khalayak ramai disebut juga “crowd management”.

 Melansir dari “Urban Safety ProjectEvent Planning and Crowd Safety Management in Myanmar Background Paper”, crowd management yang efektif dapat dilakukan jika penyelenggara acara (event organizer), petugas keamanan, polisi serta organisasi lainnya yang terkait dengan penyelenggaraan acara melakukan pencegahan, pengawasan, serta pengendalian massa dan risiko kerumunan.

Namun, sebagai pengunjung kita juga wajib tau pentingnya upaya pencegahan dan penyelamatan diri dalam kerumunan. Apa aja yang perlu lo lakuin kalau terjebak dalam kerumunan? Cek upaya-upaya berikut.

1. Perhatikan sekitar!

Sebagai pengunjung tentunya kita gak tau kepadatan dan jumlah pengunjung saat acara berlangsung. Tapi, ketika kerumunan semakin intens yang ditandai dengan sulit bergerak dan semakin sering terjadi tabrakan antarindividu, lo perlu mulai mawas diri. Kepadatan dinyatakan berbahaya ketika terdapat 4-5 orang per meter persegi dan lo harus pergi sesegera mungkin.

2. Saling bantu satu sama lain

Saat terjadi kerumunan yang berbahaya tentunya upaya penyelamatan diri menjadi yang utama, tapi lo juga perlu membantu orang di sekitar kita terutama yang berpotensi menjadi korban saling dorong atau terinjak-injak. Upaya saling bantu dapat mencegah terjadinya tragedi seperti dua kejadian di atas.

3. Ikuti arus, jangan mendorong!

Saat terjadi kerumunan, upayakan diri untuk tetap berdiri dan jaga keseimbangan. Ikuti arus jangan mencoba mendorong dan memaksakan diri apalagi melawan arus.

4. Jangan panik, it’s gonna be OK!

Lindungi bagian dada dengan kedua lengan untuk mencegah sesak napas. Perhatikan pernapasan dan yakinkan diri lo bahwa semua akan terlewati dan baik-baik saja. Fokuskan pikiran pada upaya bertahan dan menyelamatkan diri.

5. Hindari dinding dan penghalang

Dinding ataupun objek penghalang lainnya dapat berbahaya bahkan menyebabkan terjadinya kecelakaan. Oleh karena itu, hindari hal tersebut sebisa mungkin dan tetapi berada di arus keramaian.

Upaya-upaya di atas adalah hal-hal dasar yang wajib lo tau dan harus dilakuin kalau terjebak di tengah kerumunan. Tapi upaya menghindari kerumunan saat ada perayaan atau acara tertentu jauh lebih penting. Hal-hal ini bisa tercapai dari kerja sama yang baik antar pemegang tanggung jawab acara. Di sisi lain, kita juga harus selalu berhati-hati dan peka terhadap keadaan sekitar karena kenyataannya tragedi Itaewon dan Istora Senayan hanya dua dari banyak acara perayaan yang berpotensi atau telah menyebabkan banyak korban jiwa. Semoga kejadian-kejadian seperti dua tragedi di atas tidak terulang lagi di masa depan. Stay safe in a crowd surge! (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Videla Zannuba

Biasa dipanggil Marie. Asalnya nulis puisi, tapi cuma nulis kalau sedih. Hobi masak dan dandanin orang. Sibuk jadi anak Buk dan Bap di rumah.