
Setelah ticket war konser Coldplay, giliran ticket war pertandingan sepak bola Argentina vs Indonesia. Ada apa di balik ini semua?
FROYONION.COM – Berkembangnya sistem pembelian tiket dari yang sebelumnya datang ke loket menjadi sistem online menimbulkan fenomena ticket war, istilah untuk menyebut pembelian tiket online dengan cara ‘siapa cepat dia dapat’.
Ticket war lazimnya terjadi saat saat akan diselenggarakannya event besar. Sebetulnya fenomena ini bukan hal yang asing di dunia, termasuk Indonesia.
Dalam beberapa waktu terakhir misalnya, pengumuman bahwa Coldplay akan manggung di Jakarta pada 15 November 2023 langsung disambut meriah para penggemarnya untuk memburu tiket konsernya.
Coldplay sebagai band legendaris asal Inggris ini tentunya memiliki basis penggemar yang luas di seluruh dunia, maka tak heran fenomena ticket war terjadi.
Sementara itu, ticket war yang terbaru adalah pertandingan timnas Argentina melawan timnas Indonesia pada 19 Juni nanti. Tiket pertandingan persahabatan antar timnas Argentina vs Indonesia ludes dalam waktu 2 menit saja pada hari terakhir penjualan tiket Rabu (6/7).
Timnas Argentina yang baru menjadi juara Piala Dunia 2022 tentu masih mengundang euforia, mengingat pemain-pemain yang merumput di berbagai klub besar Eropa seperti Angel Di Maria, Julian Alvarez, Enzo Fernandez bakal menghadirkan experience sendiri jika menonton langsung. Apalagi yang makin menarik, sang mega bintang Lionel Messi akan dibawa pada laga persahabatan vs Indonesia ini.
Dengan kata lain, jika sebuah event melibatkan kedatangan musisi, artis manca, atau kelompok yang memiliki basis penggemar yang besar, niscaya fenomena ticket war akan ditemukan.
Salah satu alasan penting banyaknya orang rela untuk war ticket ialah peran event besar seperti di atas dapat menjadi hiburan untuk melepas stres.
Pertandingan Argentina yang menghadirkan para pemain kaliber dunia semacam Messi atau konser Coldplay akan menghadirkan pengalaman yang tiada duanya dan mungkin cuma sekali seumur hidup bagi orang-orang yang mendapatkan momentum tersebut.
Semakin pesatnya perkembangan era digital dengan hadirnya media sosial mendorong kita masuk ke dalam ekonomi jenis baru: experience economy dan attention economy. Di sini komoditas yang ditawarkan bukan barang dan jasa, melainkan pengalaman yang tak terlupakan.
“Era attention economy dan experience economy menjadi pusat perhatian itu menjadi salah satu ‘tujuan hidup’ manusia-manusia digital melalui pengalaman atau experience langsung seperti menonton konser,” ungkap pengamat sosial Devie Rahmawati dilansir CNN.
Hal ini sejalan dengan teori Maslow mengenai 5 tingkatan hierarki kebutuhan manusia. Melansir dari Riliv, experience tak terlupakan datang dari energi antara penonton dengan penonton serta dengan idolanya. Perasaan ini membuat seseorang menjadi ‘sesuatu’ dan merasa diakui sebagai bagian dari sebuah komunitas besar dan ‘keren’.
Untuk anak muda, perasaan diakui sebagai bagian sebuah kelompok adalah hal yang sangat didambakan. Lihat saja Danar, seorang pemuda yang rela jual kulkas dan motor demi mendapatkan selembar tiket Coldplay harga Rp11 juta, demikian dilansir dari Kompas.com. Gaji belum cair, mau pinjol pun KTP hilang, tutur Danar. Semuanya demi sebuah experience seumur hidup bersama Coldplay!
Pertanyaannya kemudian: apakah kita harus seperti itu untuk bisa mendapatkan pengalaman seumur hidup itu? Jawabannya tentu tergantung pada masing-masing individu.
Terkadang bukan hanya penggemar yang ingin ikut dalam ticket war tapi juga orang-orang yang mengidap FOMO.
FOMO merupakan singkatan dari Fear of Missing Out. Sederhananya, FOMO adalah situasi saat seseorang takut ketinggalan tren yang sedang hangat.
Penyebab utama FOMO dapat dikaitkan dengan kecanduan menggunakan media sosial, yang menimbulkan perasaan cemas takut tertinggal suatu hal yang sedang tren.
Dosen ilmu psikologi Universitas Aisyiyah Yogyakarta, Ratna Aisyah sebagaimana dilansir dari Kompas.com mengatakan terdapat dua jenis FOMO: jenis keinginan untuk eksis atau ingin berelasi.
"Yang satu memang beneran murni ingin eksis karena nggak mau dibilang ketinggalan zaman," ungkap Ratna. Sementara sisanya karena tidak ingin ketinggalan serunya teman-temannya yang lain dalam berburu tiket.
Tiket laga persahabatan Indonesia vs Argentina dijual selama 3 hari sejak Senin (5/6/2023) khusus nasabah BRI serta besoknya pada Selasa dan Rabu dengan banyak opsi metode pembayaran.
Pada hari Senin meski metode pembayaran hanya khusus nasabah BRI, tiket pertandingan habis dalam waktu 10 menitan.
Begitupun dengan hari kedua, tiket juga habis dalam waktu cepat. Anggota Komite Eksekutif PSSI (EXCO) menyampaikan jika industri sepak bola sudah mengimbangi konser musik dunia di Indonesia.
"Ini menunjukkan antusiasme masyarakat untuk menonton sepak bola. Sepak bola sudah bisa mengimbangi panggung musik dunia. Sepak bola menjadi tontonan semua kalangan dan menunjukkan sepak bola adalah hiburan buat keluarga," kata Arya dilansir CNN.
Pertandingan Indonesia vs Argentina akan diselenggarakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada 19 Juni 2023. Untuk yang nggak kebagian tiket tenang saja, karena laga akan disiarkan juga di stasiun TV nasional. (*/)