Strict parent, atau orangtua yang keras dalam mendidik anak, dapat memiliki beberapa dampak langsung pada anak.
FROYONION.COM - Kehidupan keluarga merupakan lingkungan utama bagi perkembangan anak. Pola asuh yang diberikan oleh orang tua memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan kesejahteraan emosional anak. Salah satu pendekatan dalam pola asuh adalah menjadi orang tua yang strict atau tegas. Dampak-dampak yang mungkin dialami oleh anak ketika mengalami orang tua yang strict akan sangat besar. Hal ini penting untuk dipahami guna memahami implikasi dari pendekatan pola asuh ini terhadap perkembangan anak.
Salah satu alasan utama mengapa orang tua menerapkan pola asuh yang strict adalah keinginan mereka untuk melindungi anak-anak mereka. Dalam dunia yang semakin kompleks dan penuh dengan tantangan, beberapa orang tua merasa perlu untuk memastikan keselamatan dan keamanan anak-anak mereka dengan mengontrol lingkungan serta interaksi yang mereka hadapi.
Hal ini mungkin terlihat dalam pembatasan waktu layar, membatasi pergaulan, atau mengawasi aktivitas sehari-hari. Orang tua mungkin percaya bahwa dengan membatasi kebebasan anak, mereka dapat melindungi mereka dari potensi bahaya atau pengaruh negatif.
Kemudian orang tua seringkali ingin membentuk kedisiplinan dan tanggung jawab yang kuat pada anak-anak mereka. Mereka mengajarkan nilai-nilai penting seperti kerja keras, kepatuhan, ketekunan, dan aturan yang jelas. Dalam lingkungan yang sangat terstruktur, anak-anak belajar untuk menghargai tata tertib dan mengembangkan kebiasaan yang positif. Orang tua yang mengadopsi pendekatan ini mungkin percaya bahwa kedisiplinan yang ketat dapat membantu anak-anak mereka menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan sukses di masa depan.
Dan beberapa orang tua didorong oleh faktor budaya dan nilai-nilai tradisional. Di beberapa budaya, penekanan pada hierarki, ketaatan, dan norma-norma sosial yang ketat adalah bagian integral dari pengasuhan. Orang tua yang tumbuh dan dibesarkan dalam budaya ini mungkin merasa bahwa mereka harus meneruskan nilai-nilai ini kepada anak-anak mereka. Mereka menganggap penting untuk mempertahankan warisan budaya dan melestarikan norma-norma yang diyakini sebagai dasar dari masyarakat yang baik.
Penting untuk diingat bahwa pengasuhan yang ketat juga dapat memiliki dampak negatif pada perkembangan anak. Kelebihan kontrol atau pembatasan yang berlebihan dapat menghambat eksplorasi, kreativitas, dan kepercayaan diri anak. Anak-anak yang diberikan kebebasan yang terbatas mungkin mengalami kesulitan dalam mengembangkan keterampilan sosial dan pemecahan masalah.
Salah satu dampak yang mungkin dialami oleh anak yang memiliki orang tua strict adalah dampak emosional. Ketegangan dan stres yang muncul akibat harapan dan aturan yang ketat dapat mengakibatkan anak merasa cemas, takut, dan tertekan. Rasa takut akan hukuman dan kekecewaan orang tua dapat merusak kepercayaan diri anak dan memunculkan perasaan rendah diri.
Mereka mungkin merasa tidak berharga atau selalu gagal dalam memenuhi standar yang ditetapkan. Selain itu, kurangnya kebebasan untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka juga dapat menghambat perkembangan emosional anak, karena mereka tidak dapat mengekspresikan diri mereka dengan bebas dan mengembangkan identitas yang sehat.
BACA JUGA:
‘TOXIC PARENTS’: GAK PERLU BURU-BURU MELABELI 'RACUN' KEPADA ORANG TUA!
Orang tua yang strict juga dapat mempengaruhi anak dalam hubungan sosialnya. Anak-anak dengan orang tua yang tegas mungkin merasa terbatas dalam melakukan aktivitas yang dianggap normal atau menyenangkan oleh teman sebaya mereka. Hal ini dapat menyebabkan rasa keterasingan atau kesulitan dalam menjalin ikatan yang kuat dengan teman-teman sebaya mereka.
Selain itu, kontrol yang ketat dan pembatasan yang diberlakukan oleh orang tua dapat menghalangi anak dalam mengembangkan keterampilan sosial yang penting, seperti kemampuan berkomunikasi, negosiasi, dan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.
Dalam jangka panjang, pola asuh yang strict juga dapat memiliki dampak psikologis yang signifikan pada anak. Rasa tekanan yang konstan dapat mengakibatkan tingkat stres yang tinggi dan dapat berkontribusi pada masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, atau gangguan makan.
Anak yang hidup di bawah kendali yang ketat mungkin juga mengembangkan ketidakpuasan terhadap hubungan mereka dengan orang tua, yang pada gilirannya dapat mengarah pada perasaan permusuhan atau bahkan kehilangan rasa kasih sayang terhadap orang tua mereka. Dalam beberapa kasus, pola asuh yang strict juga dapat berkontribusi pada perilaku yang tidak sehat, seperti pemberontakan, perilaku melarikan diri, atau perilaku agresif.
Meskipun dampak-dampak yang disebutkan di atas dapat terjadi pada anak yang memiliki orang tua yang strict, penting juga untuk diingat bahwa setiap anak bereaksi secara berbeda terhadap pola asuh ini. Beberapa anak mungkin lebih bisa beradaptasi dengan aturan dan harapan yang ketat, sementara yang lain mungkin lebih terpengaruh secara negatif.
Beberapa anak mungkin mengembangkan keterampilan pengaturan diri dan kepatuhan yang kuat, sementara yang lain mungkin merasa terhambat dalam pengembangan kemandirian dan inisiatif pribadi. Maka perlu dilakukan penyesuaian dengan pola asuh anak. Sehingga anak menjadi pribadi yang baik dan dapat menerima segala bentuk perlakuan orang tua. Dan anak bisa menunjukkan potensi terbaiknya dan terus meraih semua impiannya.
Oleh karena itu, dampak dari orang tua yang strict pada anak dapat mencakup dampak emosional, sosial, dan psikologis yang signifikan. Anak-anak yang mengalami pola asuh yang ketat mungkin menghadapi tingkat stres yang tinggi, rasa keterbatasan dalam kehidupan sosial mereka, dan risiko perkembangan masalah kesehatan mental.
Namun, perlu dicatat bahwa setiap anak adalah individu yang unik, dan pengalaman mereka dapat bervariasi. Penting bagi orang tua untuk memahami perasaan dan perspektif anak mereka, serta mencari keseimbangan yang tepat antara batasan yang wajar dan memberikan kebebasan dan dukungan yang diperlukan untuk perkembangan anak yang sehat.
BACA JUGA: MENYIKAPI KEINGINAN ORANG TUA YANG TERKADANG NGGAK SEJALAN SAMA KEMAUAN ANAK