Punya keistimewaan berupa ketampanan dan kecantikan memang jadi alasan daya tarik seseorang. Namun sebuah penelitian mengatakan memiliki wajah dan penampilan good looking malah jadi beban. Wah kok bisa sih? Coba kita bahas.
FROYONION.COM – Biasanya punya wajah good looking, ganteng dan cantik adalah suatu privilege bukan? Nggak bisa dipungkiri orang-orang sangat terobsesi dengan kecantikan. Sampai-sampai berbagai cara mungkin dilakukan, dari cara yang paling sakit hingga menyenangkan. Misalnya dengan merias wajah, sedikit operasi plastik, tanam benang, tambahan silikon dan lain sebagainya.
Good looking bikin orang mudah dikenali, mudah juga punya banyak teman dan nggak jarang jadi pusat perhatian. Bisa juga jadi orang yang berpengaruh di sekitar.
Seringkali kaum good looking mendapat beban ekspektasi yang besar, karena dianggap lebih mampu dan bisa segalanya. Kaum good looking akan dianggap seseorang yang serba mudah karena punya keistimewaan wajah. Kayak yang satu ini, dan perlu kalian tahu penjelasan dari seorang sosiolog.
Mengutip video BBC dengan judul The Role of Gender and Beauty, seorang sosiolog bernama Lisa Slattery Walker bilang, ada banyak dampak dalam cara orang memandang good looking. Dampak itu kemudian menyebabkan orang-orang tertentu menjadi berpengaruh dalam berbagai jenis pengaturan.
Misal ada temen lo yang menarik atau mungkin lo sendiri yang good looking, mungkin lo akan banyak berpengaruh terhadap jenis keputusan tertentu yang harus dibuat. Entah di lingkungan tempat lo tinggal, ataupun di dunia kerja. Biasanya sih di dunia kerja hehe. Percaya atau nggak, mungkin sebagian orang pernah mengalami hal seperti ini.
Lisa bilang ada semacam dua ide teoritis yang berlaku tentang kecantikan. Pertama ‘apa yang indah itu baik’ artinya ada hal yang positif untuk dilihat lebih menarik dan gimana cara orang-orang merespons. Misalnya orang merespons baik ketika lo melakukan sesuatu, atau orang-orang merespons seperti yang lo inginkan.
Kedua, kata Lisa ‘kecantikan itu mengerikan’, mengerikan gimana sih? Dalam sebuah penelitian, Lisa menemukan khususnya bagi seorang wanita, ada situasi di mana keahlian dan pengalaman menjadi ‘terlalu menarik’ yang membuat seseorang mengabaikan apa yang dikatakan. Misalnya lo seorang wanita yang sangat menarik, lo punya keahlian di dunia kerja dengan segudang pengalaman, tapi lo diabaikan lingkungan tersebut.
Lebih menariknya, seorang wanita itu biasanya diharapkan untuk selalu berpenampilan menarik kan? Tapi ternyata yang dilakukannya nggak selalu menguntungkan Civs. Bahkan penampilan wanita yang menarik bisa merugikan, sehingga gender memainkan peran besar.
Lanjut Civs, peneliti perilaku manusia, Dr Jeanne Bowet bilang tekanan dari teman-teman dan media itu nggak muncul secara tiba-tiba. Kata dia, pentingnya penampilan mungkin terkait dengan fakta bahwa tubuh wanita sangat terikat dengan reproduksi.
“Kami memiliki hubungan yang lebih dekat antara tubuh kami dan produksi kami. Hal ini yang membuat kita lebih bernilai,” ujarnya dikutip BBC pada Selasa (23/2).
Sementara, sebagai seorang ahli sejarah seni, Dr Matt Lodder bilang ada hal yang menarik dari semacam pengertian gender. Kata Matt, bahwa jenis modifikasi tubuh sering dikaitkan dengan konteks kesuburan untuk menunjukkan status perkawinan. Misalnya gagasan orang afrika yang mengatakan jika semakin besar pelat bibir, maka semakin bernilai wanita tersebut dalam sebuah perkawinan.
Sebagai jurnalis sains, Angela Saini bilang, jika ditarik ulur dan melihat sejarah, dalam budaya patriarki tertentu, ada tekanan yang lebih besar pada wanita untuk memenuhi standar kecantikan. Wanita nggak punya kebebasan untuk mengejar pekerjaan atau menghasilkan uang dengan cara yang sama seperti yang dilakukan pria, makanya standar kecantikan wanita ada di sebuah pernikahan.
“Intinya anda menempatkan diri di luar sana, Anda tidak hanya memasarkan pikiran Anda, tetapi juga memasarkan tubuh dan penampilan,” katanya.
Lanjut lagi, menurut kacamata sosiolog kalau melihat kembali sejarah manusia, bahwa sebagian besar, aturan kecantikan itu diciptakan oleh laki-laki. Dan aturan tersebut diharapkan diikuti oleh para wanita. Hal ini adalah salah satu bukti dari satu hasil patriarki.
Secara nggak langsung pria memiliki kontrol lebih dan dapat menggunakan aturan tentang daya tarik, tetapi juga tentang elemen kehidupan sosial lainnya. Tentu saja untuk memastikan bahwa wanita memiliki hal-hal yang harus dilakukan, yang tidak memungkinkan melanggar kekuasaan pria tersebut.
Padahal beberapa kasus, standar praktik kecantikan untuk pria juga ada, seperti kebiasaan dandan pada pria. Tetapi tekanan ini tidak terlalu tinggi seperti yang dirasakan wanita.
Sumber tersebut juga bilang, kalau pria akan menggunakan penampilan fisik untuk menunjukkan status yang lebih tinggi. Bahkan kalau dipikir-pikir semuanya agak nggak adil dan nggak terlalu menyenangkan saat melihat selera seorang pria.
“Anda ingin dunia di mana 'oh kami hanya peduli seperti orang-orang yang baik dan tidak ada yang peduli dengan ciri-ciri fisik'. kenyataannya sedikit lebih sulit,” Kata Jaenne Bowet.
Nah sementara ada banyak kekuatan yang berperan dan membentuk rasa keindahan, penelitian yang muncul menunjukkan bagaimana gagasan seputar gender dan seksualitas bergeser terutama di generasi muda.
Nah dari yang udah dijabarkan di atas nih, kalau menurut lo gimana Civs, punya ketampanan dan kecantikan itu beban atau sebuah keistimewaan sih? (*/)
BACA JUGA: MENURUT LO MANA YANG LEBIH KREATIF, COWOK ATAU CEWEK?