Esensi

SENI MERASA CUKUP DENGAN ‘LAGOM’, FILOSOFI HIDUP BAHAGIA ALA ORANG SWEDIA

Swedia masuk sebagai sepuluh negara paling bahagia di dunia. Ternyata hal ini tak lepas dari filosofi lagom yang banyak dianut oleh warganya. Lalu, apa itu lagom?

title

FROYONION.COM - Dalam sebuah khotbah Jumat yang membahagiakan, khatib menyampaikan wejangan yang cukup menggetarkan. Disampaikan dalam dialek bahasa Jawa, blio membahas soal rasa puas dan kebahagiaan.

Satu ungkapan yang menggugah adalah ketika blio bilang, bahwa kebahagiaan kita pada sesuatu itu soal rasa. Semakin banyak kita mendapatkannya, semakin hilang dan hambar rasanya.

Blio mencontohkan, kebahagiaan kita ketika baru membeli mobil pertama kita, akan berbeda dengan kebahagiaan ketika kita membeli mobil buat kesepuluh kalinya.

Inti dari semuanya adalah soal merasa cukup, sesuai porsi, seimbang, juga pas. Tidak kelewat sedikit dan tidak kelewat banyak. Seperti kata Hindia: Secukupnya.

Belakangan ditemukan bahwa filosofi hidup seperti di atas ternyata menjadi gaya hidup orang Swedia yang dikenal sebagai salah satu dari sepuluh negara paling bahagia di dunia.

Nama filosofi hidup itu adalah lagom (baca: laaaw-gem). Dan ini mungkin bakal menjadi sebuah gagasan yang akan mengubah pandanganmu soal hidup.

MENGENAL LAGOM

Dalam bukunya yang bertajuk Lagom, Lola A. Åkerström yang bermukim di Stockholm, Swedia menyebutkan bahwa sulit untuk menemukan padanan kata yang pasti untuk mengartikan lagom.

Hal ini bisa terjadi, karena dalam bahasa sehari-hari orang Swedia, kata lagom bisa menjadi sebuah kata sifat, kata keterangan, hingga sebuah objek.

Namun semua maknanya punya kemiripan, yakni menekankan keseimbangan, sesuai porsi, dan secukupnya.

Konon, lagom merupakan sebuah warisan dari bangsa Viking. Tepatnya dari tradisi gelas komunal yang diisi oleh sejenis minuman keras.

Gelas tersebut harus diedarkan ke semua orang yang mengelilingi api unggun. Sehingga setiap orang yang mendapat giliran, harus minum secukupnya agar yang lainnya kebagian.

Melihat dari tradisi asalnya, melalui lagom tiap individu dilatih untuk menemukan seberapa porsi yang pas untuk dirinya tanpa merugikan atau menghancurkan orang lain.

Setelahnya, hal tersebut akan mengarahkan tiap individu untuk menemukan rasa cukup pada segala hal dalam hidupnya. Juga memahami apa yang betul-betul dibutuhkan.

Dalam bahasa yang lebih modern, lagom punya semangat yang sama dengan gaya hidup minimalis yang banyak diterapkan oleh generasi muda sekarang ini.

Ia menekankan bahwa lebih sedikit terkadang lebih baik. Sebuah konsep yang bertentangan dengan prinsip kapitalis yang memuja kepemilikan sebanyak-banyaknya.

MENERAPKAN LAGOM  DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Melihat betapa luwesnya kata tersebut dilekatkan ke berbagai konteks, tak aneh jika lagom menjadi ajaran yang mempengaruhi tiap sendi kehidupan dan habits orang Swedia.

Lagom hadir di saat mereka bekerja, makan, berbisnis, berolahraga, mengatur keuangan, berbelanja bahkan saat mereka sedang bersantai sekalipun.

Berikut beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk mulai menerapkan lagom dalam keseharian, antara lain:

1. Work-life Balance

Mungkin hal ini terkesan tidak produktif buat kamu yang ambis, namun percayalah kamu butuh menyeimbangkan antara kehidupan kerja dengan kehidupan pribadimu.

Jangan sampai kamu mengalami stres berat gara-gara kelewat sering mengabaikan keluarga, orang-orang terdekat, bahkan mengorbankan kesehatan.

2. Rutin Berolahraga

Jika kamu merasa cukup berolahraga dengan jalan kaki, jangan memaksakan diri untuk berlari seperti orang lainnya. Hal ini karena lagom tiap orang berbeda-beda, termasuk saat berolahraga.

Meski begitu, ajaran ini juga menekankan tiap orang melakukannya secara berkesinambungan dan konsisten. 

Selain itu lagom juga menyarankan untuk berolahraga di luar ruangan ketimbang di gym demi menjalin hubungan akrab dengan alam.

3. Pilih Pakaian yang Fleksibel

Cara berpakaian ala lagom adalah dengan memilih pakaian yang fleksibel ketimbang versace. Pakaian yang fleksibel bisa dipadu-padankan sehingga besar kemungkinan akan sering digunakan.

Hal ini berbeda dengan busana eksklusif yang mungkin hanya akan mendekam di lemari setelah baru sekali dikenakan.

4. Ciptakan Kenyamanan di Rumah


 

Ketika lagom diterapkan saat mengatur perabotan rumah, hal ini sama belaka dengan ilmu feng shui yang tujuan menciptakan keseimbangan dan kenyamanan dalam rumah.

Untuk mencapainya, pilihlah perabotan yang hanya betul-betul kamu perlukan dan hindari perabotan minim fungsi yang memakan ruang.

5. Belanja Sesuai Kebutuhan

Kemudahan yang ditawarkan toko online sering membuat kita kalap saat berbelanja. Hal tersebut sama sekali bertentangan dengan ajaran lagom.

Lagom menyarankan agar kita meluangkan waktu untuk mengevaluasi kembali barang yang akan kita beli. Mempertanyakan benarkah barang tersebut benar-benar kita butuhkan?

Ada banyak cara lainnya untuk menerapkan lagom, seperti saat bicara kita hanya bicara seperlunya saja atau lebih baik diam. 

Sayangnya ketika menjadi penganut lagom, seseorang seringkali dianggap sebagai manusia biasa-biasa saja yang tidak memiliki ambisi. Bahkan bisa jadi ia dianggap sebagai orang yang membosankan.

Namun jika yang dikejar adalah keseimbangan di zaman yang penuh tekanan dan tuntutan begini, rasanya menjadi biasa-biasa saja juga tak buruk-buruk amat. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Shofyan Kurniawan

Shofyan Kurniawan. Arek Suroboyo. Penggemar filmnya Quentin Tarantino. Bisa dihubungi di IG: @shofyankurniawan