In Depth

SEJARAH LATTO-LATTO: PERMAINAN KEKINIAN RASA KEKUNOAN!

Permainan berbunyi ‘tok-tok-tok’ ini menjadi ngetren di berbagai sosial media dan banyak dimainin ama anak-anak. Lucunya, orang dewasa sekalipun ikut kecanduan memainkan permainan ini. Tanpa kita sadari, latto-latto banyak menyimpan kisah kelam saat awal pembuatannya!

title

FROYONION.COM - Sebenarnya, gue gak ada keinginan buat ngebahas permainan latto-latto. Karena, yah, gue sebagai anak gen Alpha ngira kalo permainan itu adalah permainan modern, yang diviralin di Tiktok, YouTube, dan beberapa media sosial lainnya. 

Nah, pas bapak gue bilang kalo permainan latto-latto udah ada sejak beliau kecil, gue kayak, “Hah, yang bener?” 

Nah, setelah gue cari di internet, ternyata perkataan bapak gue bener lho, Civs. Tidak hanya itu, latto-latto juga nyimpan berbagai fakta unik, yang  pastinya kalian anak zaman now pasti kagak tau. 

Okay, tanpa berbasa-basi lagi, mari kita gosipin permainan kekinian dengan rasa kekunoan, latto-latto!

1. DARI LUAR NEGERI

Ayoooo...siapa di sini yang ngira kalo latto-latto permainan asli Indonesia? 

Faktanya, Civs, permainan ini justru berasal dari luar negeri lho. 

Hah, demi apa?  Yap, permainan dengan nama Inggris clackers ini pertama kali diciptakan di Amerika Serikat dan Eropa pada tahun 1960-an, lho. Kemudian, permainan ini jadi populer di sana pada tahun 1970-an, Civs. 

Waw, fakta yang menarik, yah. Mungkin bapak ato ibu kita baru tau kalo permainan ini berasal dari luar negeri, yah, Civs.

2. AWALNYA DARI KACA ATAU KAYU

Hah, apa iya? Emang gitu, faktanya, Civs. 

Latto-latto tidak langsung dibuat dengan akrilik seperti yang dimainin ama bocah-bocah sekeliling rumah kita. Saat awal peredarannya, latto-latto justru dibuat dengan bahan yang cukup berbahaya. Yap, kaca dan kayu. Lalu, kenapa zaman sekarang latto-latto udah dibuat dari akrilik?

3. MENCEDERAI BANYAK ORANG

Kekhawatiran kalian emang terjadi, Civs. 

Saat awal peredaran, permainan dengan bunyi ikonik ‘tek-tek-tek’ ini sempet dilarang ama negara luar. 

Yah, bayangin aja, Civs. Sedang asyik gerak-gerakkin bandul, pas lagi keasyikan maen, tau-tau pecah ke tangan ato bahkan ke mata anak kecil. 

Wah, udah gak kebayang, sih, ngerinya, Civs. 

Konon di Amerika Serikat saat tahun 1970-an, terhitung sekitar 6.800 kasus cedera karena permainan clackers itu. 

Karena kasus yang bejibun itu, bahan latto-latto mulai diubah jadi plastik. 

Namun, tetap aja, Civs, permainan favorit anak kecil itu membuat 4 anak cedera. Data ini diambil dari New York Times pada 12 Februari 1971. 

Nah, pada tahun 1990-an, untuk memperkecil terjadinya cedera, latto-latto diubah bahannya menjadi akrilik yang lebih aman untuk dimainin ama anak-anak. 

Namun sayangnya, publik udah terlanjur ketakutan dan trauma. 

Buktinya, pada tahun 1976, pemimpin negara bagian AS, yakni Wisconsin, nyuruh buat musnahin 50 ribu buah lebih latto-latto, Civs. 

Bahkan kabarnya, dari buku How to Become a Federal Criminal yang terbit tahun 2019, permainan ini masih dilarang di beberapa negara bagian AS, Civs. 

Wah, kasihan banget, yah, anak-anak di sana. Gak bisa ngerasain kesenangan maen latto-latto, padahal bahannya dijamin aman.

4. DIANGGAP MENGHINA PEMERINTAH MESIR

Belom puas bikin kita geleng-geleng kepala, pemerintah Mesir sangat melarang peredaran mainan ikonik anak 90-an. 

Padahal permainan sempat terkenal sebab dimainin ama Presiden Abdel Fattah el-Sisi. 

Karenanya, permainan ini populer disebut sebagai Sisi’s balls. Yap, kalian gak salah baca, lho. 

Karena namanya yang terlalu ‘ngaco’, akhirnya kepolisian Mesir menahan 41 penjual clackers dan musnahin sekitaran  1.400 clackers

Yah, begitulah, Civs. Terkadang yang niatnya buat mempopulerkan permainan ini, malah berujung jadi malapetaka.

5. UDAH ADA SEJAK ZAMAN SUKARNO

Di awal gue udah ngomong, kan, kalo latto-latto udah ada sejak bapak gue kecil? Nah, ternyata emang betul, lho, Civs. 

Latto-latto mulai dikenal di tanah air sejak eranya Ir. Sukarno, yaitu tahun 1960-an. Yah, 9 tahun sebelom bapak gue lahir, Civs. 

Berbeda ama negara luar yang kerap kali ngalamin tragedi tragis, Indonesia bisa dibilang cukup beruntung, Civs. Karena eksistensi dari latto-latto ini terus bertahan, dari tahun 1990-an hingga tahun 2000-an. 

Nah, setelah tahun 2000-an, eksistensi latto-latto udah mulai pudar, Civs. Yah, mungkin aja saat itu media hiburan udah banyak, acara kartun anak-anak di TV mulai bertambah banyak, jadinya anak-anak saat itu mulai ‘ngelupain’ permainan ikonik ini. 

Nah, sekarang pertanyaan yang masih nempel di otak kita, kenapa permainan yang udah dilupain berpuluh-puluh tahun, justru sekarang ngehit lagi?

6. POPULER LAGI BERKAT BOCIL 

Yap, kalian pasti kaget kalo ternyata permainan ikonik anak ’60-an ini justru diviralin ama seorang bocah. 

Kok, bisa, sih? 

Jadi begini ceritanya, Civs. 

Saat Presiden RI, Joko Widodo bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ngunjungin sebuah pasar di Subang, Jawa Barat, tanggal 27 Desember 2022. 

Kedatangan dua pejabat besar itu membuat anak-anak di sana bergegas mendekati kedua orang berpengaruh itu. 

Nah, salah satu anak-anak itu membawa latto-latto, Civs. Sang anak mencoba memamerkan keahlian dalam bermain latto-latto. 

Nah, presiden gak mau kalah, Civs. 

Bapak Jokowi nyobain maen latto-latto meski dapet bimbingan dari Bapak Ridwan Kamil. 

Yah, meski banyak yang bingung sejak kapan dan kenapa latto-latto bisa viral baru-baru ini, tapi dengan video yag di-upload ama channel YouTube Surya Online, kita bisa tahu kalo Bapak Jokowi adalah salah satu ‘tokoh’ yang ikut berperan dalam mempopulerkan permainan latto-latto ini.  

7. JADI KOMPETISI

Saking populernya permainan latto-latto di berbagai belahan dunia, beberapa negara bahkan ngejadiin latto-latto sebagai kompetisi. 

Meskipun terdengar cukup absurd, tapi, yah, begitulah faktanya, Civs. 

Kompetisi latto-latto ini pertama kali digelar di New York pada tahun 1971 dan diadain tiap tahunnya. 

Italia ikut ngadain kompetisi permainan latto-latto, dan dihadirin beberapa negara, seperti Belgia, Inggris, Kanada, Belanda, dan Swiss. 

Jika kalian kaget sekaligus tertawa geli, begitu juga gue, Civs. Nah, kerennya, Indonesia juga gak mau ketinggalan, Civs. 

Nyatanya, beberapa daerah ngadain kompetisi latto-latto di saat-saat tertentu, lho, Civs. 

Gak percaya? Saat pergelaran Solo Indah Festival di Palu, Sulawesi Tengah, pada tanggal 18 Desember 2022, latto-latto menjadi salah satu kegiatan yang ikut meramaikan festival itu. 

Pesertanya gak maen-maen, Civs. Sekitar ratusan peserta ikut ngadirin kompetisi ini. Masih di provinsi yang sama, pada tanggal 2 Januari 2023, latto-lattto dijadiin kompetisi untuk meriahin Hari Amal Bhakti ke-77 Kementerian Agama RI (Kemenag RI) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Sekitar 12 tim dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang dinaungi Kemenag RI setempat ikut ngadirin kompetisi tersebut. Gimana? Hebat, yah, Civs!

Cukup sekian fakta unik dari latto-latto ini. 

Kita sebagai anak Gen Z dan Alpha patut bersyukur bisa ngerasain betapa serunya mainin permainan ikonik anak-anak ’60-an itu. 

Dari sini, kita bisa ngambil pelajaran kalo perkembangan teknologi dan media sosial harus digunakan untuk manfaat masyarakat dan orang banyak, Civs. 

Ayo, Civillions, marilah kita gunakan teknologi dan media sosial kita untuk saling berbagi manfaat untuk memajukan bangsa dan negara. Bukannya malah menjatuhkan dan malah jadi berantem. Setuju, gak, Civs? (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Binnar Kurnia Ramadhan

Seseorang yang mabok untuk menulis. Saking maboknya, punya 3 novel yang udah publish dan punya blog ngomongin film, yakni Mabok Nonton. Berharap bisa berkarya dan terus mengembangkan ide-ide yang numpuk di otak menjadi sebuah cerita!