In Depth

PUNYA BANYAK AKUN MEDIA SOSIAL, BUAT APA?

Benarkah dengan semakin banyaknya akun media sosial yang kita miliki akan membuat kita jauh lebih bebas dan lebih bisa mengekspresikan diri?

title

FROYONION.COM - Media sosial bisa dibilang udah menjadi kebutuhan bagi masyarakat Indonesia. Dan dalam perkembangannya, kita selalu menjumpai berbagai platform media sosial dengan fitur yang berbeda-beda. 

Mulai dari Twitter yang biasa digunakan untuk mengutarakan perasaan kita melalui media tulis atau biasa dikenal dengan tweet. Lalu ada Instagram yang biasa digunakan untuk media mengekspresikan diri melalui unggahan foto atau video. Dan terakhir, ada juga TikTok yang biasa digunakan untuk membuat konten dance atau konten shitposting bareng teman-teman kita. 

Tapi, dari berbagai perbedaan fitur yang kita jumpai di berbagai platform media sosial, ada satu kesamaan yang hampir selalu dilakukan oleh kita sebagai user dari berbagai platform media sosial tersebut. Kesamaan tersebut adalah, kita cenderung memiliki lebih dari satu akun dari berbagai media sosial yang kita gunakan. 

Tren kepemilikan banyak akun di media sosial ini sudah jadi rahasia umum bagi masyarakat kita. Mulai dari first account, second account, sampai ada yang namanya dump account. 

Tren banyaknya akun di satu platform media sosial ini juga bukan terjadi baru-baru ini. Gua masih ingat, ketika gua masih SD yang mana era Facebook lagi tren banget. Gua punya dua akun Facebook dengan nama yang berbeda. Satu akun dengan nama asli dan akun yang lain adalah menggunakan nama alias atau nama panggilan gua waktu SD. 

Dan kemudian, tren kepemilikan banyak akun ini mulai menjamur ke berbagai platform media sosial lain seperti, Instagram, Twitter, dan juga TikTok. 

Dari adanya fakta ini, sebagai orang yang memang punya banyak akun di satu media sosial. Gua akan berbagi alasan kenapa akhirnya gua atau bahkan orang lain cenderung memiliki banyak akun di berbagai platform media sosial. Well, apa aja alasan tersebut?

1. MERASA LEBIH AMAN DAN BEBAS

Salah satu alasan utama kenapa akhirnya orang-orang cenderung memiliki banyak akun media sosial adalah, keinginan untuk merasa bebas di dunia maya. 

Lo semua mungkin akan sepakat, bahwa nyatanya dunia maya pun memberikan kita tekanan yang sama besar seperti dunia nyata. Meskipun ga secara eksplisit, tapi nyatanya sebagai pengguna media sosial, kita pastinya akan merasakan tekanan tersebut.

Contoh sederhana gini. Kita seringkali ingin mengomentari sesuatu yang ada di feeds atau explore Instagram kita. Tapi, karena takut akan dihakimi orang, kita cenderung menahan diri untuk mengomentari konten tersebut. 

Atau sebagai contoh lain, terkait dengan konten yang kita unggah. Kita, seringkali memikirkan apa tanggapan orang mengenai apa yang akan kita unggah di media sosial, dibandingkan rasa kepuasan dan keinginan kita untuk mengunggah konten tersebut. Tapi, karena takut akan penilaian orang lain, lagi-lagi kita cenderung menahan diri untuk tidak mengunggah konten tersebut. 

Berangkat dari adanya tekanan akan penghakiman dari banyak orang, kita pun akhirnya membuat sebuah akun yang dirasa akan beban dari penghakiman orang tersebut, second account misalnya. Biasanya dalam second account, kita cenderung hanya saling memfollow orang-orang yang emang kita kenal secara dekat, sehingga rasa khawatir kita akan penghakiman dari orang-orang akan berkurang.

Selain itu juga, second account juga bisa kita gunakan sebagai akun anonim. Yang mana akan memberikan kita perasaan “aman” ketika kita berkomentar atau mengunggah suatu konten dengan akun tersebut. 

Dari adanya hal inilah, akhirnya banyak orang cenderung memiliki banyak akun media sosial. Mereka takut dan merasa terkekang dengan opini atau penghakiman orang lain atas apa yang mereka lakukan di media sosial. Dan dengan adanya akun lain yang berisikan orang yang mereka kenal atau akun dengan sifat anonim, setidaknya hal tersebut membuat kita lebih merasa aman dan juga bebas. Sehingga, kita dapat berbuat sesuai dengan apa yang kita inginkan di dunia maya tanpa merasa tekanan dari siapapun.

2. SETIAP AKUN MEMILIKI PERSONALITY DAN KONTEN YANG BERBEDA

Nyatanya, berangkat dari alasan pertama, orang dengan akun media sosial yang banyak cenderung memiliki personality dan konten yang berbeda di tiap akunnya.

Kembali ke alasan utama, kita seringkali takut dengan tekanan yang akan diberikan oleh orang terhadap kita di media sosial yang kita gunakan. Sehingga, dari sinilah muncul berbagai personality dan konten yang berbeda di tiap akun yang kita buat.

First account misalnya. Biasanya, konten yang diunggah di first account adalah konten yang memang untuk memuaskan orang lain dan cenderung memang untuk konsumsi publik. Mulai dari foto bareng temen atau keluarga, stories pemandangan, dan hal-hal “remeh” yang memang layak untuk konsumsi publik. 

Berbeda dengan first account, konten di second account akan sangat amat berbeda. Bisa dibilang, konten yang diunggah di second account adalah konten “eksklusif” yang hanya bisa dinikmati oleh mutuals atau orang terdekat lo. Mulai dari selfie, stories pekerjaan, ataupun isi keluhan mengenai masalah yang lagi lo hadapi. 

Dan temuan yang gua temui ini nyatanya sejalan dengan teori Dramaturgi yang dikemukakan oleh Erving Goffman, seorang sosiolog asal Kanada. Dimana dalam teori tersebut, beliau menjelaskan bahwa pada dasarnya manusia adalah aktor yang melakukan segala sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Dan peran aktor tersebut akan berubah-ubah, sesuai dengan orang yang akan berinteraksi dengan aktor tersebut.

Dengan kata lain, menurut Goffman orang yang akan berinteraksi akan menunjukan personality yang sesuai dan akan diterima oleh orang lain. Lebih lanjut, dalam teori ini juga terdapat dua stages para aktor, yaitu front stage yang mana peran yang akan disesuaikan dengan keinginan orang lain (first account)dan juga backstage yang mana adalah stages dimana seorang aktor akan menjadi dirinya sendiri (second account). 

Dari teori ini, setidaknya kita sudah digambarkan bagaimana kita sebagai manusia cenderung akan “peran” yang berbeda sesuai dengan bagaimana lingkungan akan menyambut kita. 

Dan dari personality yang berbeda ini yang berbeda, output konten yang akan dikeluarkan pun juga akan berbeda. First account berisikan konten yang bersifat umum sesuai dengan apa yang orang lain mau. Dan second account berisikan konten yang bersifat pribadi dan eksklusif sesuai dengan apa yang kita mau. 

3. SALAHKAH UNTUK MEMILIKI BANYAK AKUN MEDIA SOSIAL?

Untuk menutup tulisan ini, seringkali banyak orang mempertanyakan kenapa orang memiliki banyak akun media sosial. Dan seperti yang udah gua jelaskan sebelumnya, alasan utamanya adalah tekanan yang diberikan oleh pengguna media sosial lain terhadap kitalah yang menjadi alasan lahirnya berbagai akun media sosial yang kita miliki.

Dan apakah hal tersebut salah? Nggak sama sekali. 

Selagi berbagai akun media sosial tersebut lo gunakan untuk kepentingan diri lo sendiri, dan lo pun bertanggung jawab dengan seluruh akun tersebut, ya ga masalah lo punya 10 akun media sosial pun. 

Yang menjadi masalah adalah ketika lo menyalahgunakan akun tersebut untuk tujuan yang negatif, seperti nipu orang, bullying, dan lain sebagainya. Jadi, ya semuanya kembali lagi ke bagaimana kita menggunakan media sosial kita. Jumlah akun media sosial kita ga akan dipermasalahkan, as long konten yang kita unggah bersifat positif dan ga merugikan orang lain. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Radhytia Rizal Yusuf

Mahasiswa semester akhir yang hobi menonton anime dan memiliki ketertarikan dalam berbagai budaya populer seperti, anime, J-pop, K-Pop