In Depth

POWER TENDS TO CORRUPT: BUKTI KUAT PARANOIA SANG BATMAN

Batman selalu memiliki rasa was-was yang luar biasa terhadap para manusia super. Tapi apa ya alasannya? Ternyata rasa was-was didukung dari sisi psikologi juga filsafat, penasaran? Yuk baca lebih jelasnya di sini...

title

FROYONION.COM Batman dikenal sebagai salah satu superhero yang tidak memiliki kekuatan super namun sangat kaya raya. Karena trauma masa kecilnya membuat Batman menjadi sosok yang dingin juga paranoid.  Batman juga dikenal di kalangan fansnya sebagai pahlawan yang “membenci” para manusia super.

Maksudnya adalah, Batman selalu merasa bahwa mereka dengan “kekuatannya” suatu saat nanti akan menyebabkan masalah besar yang disengaja maupun tidak. Sebenarnya ada beberapa alasan mengapa Batman membenci manusia super.

Namun di sini kita akan melihat bagaimana rasa skeptisnya Batman terhadap manusia super dari sudut pandang filsafat dan psikologi. 

POWER TENDS TO CORRUPT

Ada satu frasa terkenal yang selalu dihadirkan dalam banyak diskusi dan perdebatan yang membahas isu politik dan kekuasaan. Frasa terkenal tersebut berbunyi:

Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely” yang artinya adalah kekuasaan cenderung korup (rusak/merusak), dan kekuasaan yang absolut sudah pasti korup.

Frasa ini pertama kali muncul dalam surat yang dikirim oleh Lord Acton pada Uskup Agung Gereja Inggris, Mandell Creighton. Lord Acton adalah sejarawan, politisi dan penulis berkebangsaan Inggris yang hidup dari tahun 1834 hingga 1902. Acton memiliki nama asli John Emerich Edward Dalberg Acton. 

Beliau adalah seorang penentang keras segala bentuk pemerintahan/kekuasaan, baik itu pemerintahan demokratis, sosialis atau otoriter. 

Frasa ini akhirnya menyebar melampaui bentuk tujuan awal. Sehingga banyak berkontribusi dalam hal lain yang jauh lebih besar.

Surat dari Lord Acton ini berisi tentang kritiknya pada Creighton. Acton merasa bahwa Creighton sangat tidak objektif menilai para tokoh/pemimpin yang hidup pada masa lalu. 

Creighton cenderung mengedepankan relativisme moral pada tokoh-tokoh tersebut meski hal buruk telah dilakukan seperti pelecehan, tindakan abusif, dsb. 

Acton berpendapat bahwa semua orang harus tunduk dalam satu nilai moral universal tak terkecuali pada tokoh-tokoh terdahulu.

KENAPA POWER TENDS TO CORRUPT?

Mengutip dari WIRED Article, terdapat penelitian yang dilakukan seorang psikolog bernama Adam Galinsky dari Northwestern University.

Yang dilakukan Galinsky dan teman-temannya mengumpulkan subjek untuk penelitian dengan menjabarkan pengalaman di saat mereka sedang dalam keadaan “berkuasa” atau “tidak berdaya sama sekali”. 

Akhirnya para peneliti meminta subjek untuk menuliskan huruf E pada dahi mereka. Mereka yang memiliki perasaan berkuasa lebih besar cenderung menuliskannya secara terbalik.

Galansky dan teman-temannya berpendapat bahwa hal ini dipicu oleh kondisi “myopia of power”, yakni sebuah kondisi yang menunjukkan bahwa mereka yang memiliki perasaan berkuasa berlebih sulit untuk membayangkan dunia dari sudut pandang orang lain.

Ketidakmampuan untuk mengerti kondisi yang dialami orang lain, memicu karakter yang dingin pada diri pemilik kekuasaan, mereka cenderung mengambil preferensi dan keyakinan dari diri mereka sendiri. 

SISI RASIONAL SI MANUSIA KELELAWAR

Makanya seperti yang tadi dijelaskan bahwa “kebencian” Batman terhadap manusia super bukan berasal dari rasa takut, namun dari sisi rasionalnya. Bayangkan jika kalian hidup dalam dunia yang penuh dengan sosok manusia super entah jahat atau baik sekalipun sangat mengkhawatirkan. 

Masalahnya bukan tentang bagaimana sang Batman menghadapi para manusia super, namun tentang bencana seperti apa yang mungkin mereka lakukan. Tentu hal seperti ini memungkinkan munculnya banyak korban.

Salah satu yang akhirnya diadaptasi ke dalam live action dengan judul Batman V Superman: Dawn of Justice yang rilis pada tahun 2016. Dalam film ini akhirnya keraguan dan kemarahan Batman dengan Superman memuncak. Yang membuat mereka bertengkar salah satunya karena kekuatan Superman yang dianggap terlalu kuat justru malah cenderung membahayakan dan akhirnya hal itu terjadi.

Wajar saja apabila rasa ragu dalam diri Batman sangat besar. Karena semua itu berakar pada rasionalitasnya melihat konsekuensi yang memungkinkan hadir pada diri para manusia super. Bukan hanya dengan Superman saja, namun pada hampir semua anggota Justice League dan supervillain lainnya. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Khalid Asmadi

Seorang mahasiswa di jurusan Ilmu Komunikasi, katanya sih suka baca buku filsafat, cuma ga pinter pinter amat. Pengen jago ngegambar biar bisa bikin anime.