Mengatasi masalah sampah di negara ini emang butuh strategi yang nggak cuma efektif tapi mesti kreatif. Seperti apa sih pengolahan sampah yang kreatif?
FROYONION.COM - Lo pernah bayangin nggak kalau benda-benda seperti sampah atau limbah itu sebenernya punya nyawa. Mereka bisa ngomong dan saling berkomunikasi satu sama lain dengan benda-benda sejenisnya, tapi kita sebagai manusia nggak bisa ngerti sama bahasa mereka.
Mirip sama cerita dalam film animasi "Toys Story, kan?
Gue yakin lo semua udah pada nonton atau setidaknya pernah denger tentang film animasi tersebut.
BTW, Mawan Belgia dalam bukunya yang berjudul Sampah di Laut, Meira juga menggambarkan sampah sebagai benda yang hidup, bahkan menjadi tokoh utama.
Lo tahu?
Sebenernya sampah juga sedih ketika nyawanya dihabisi terlalu cepat sama manusia. Kebanyakan manusia memperlakukan sampah sebagai barang yang nggak berguna, misalnya kayak Cola–tokoh utama dalam buku Sampah di Laut, Meira.
Setelah diproduksi di pabrik, Cola disalurkan ke toko kelontong dan disimpan dalam lemari pendingin selama 40 hari.
Dia merasa sangat senang karena pada akhirnya ada pembeli yang mengambilnya, sehingga dia bisa keluar dari lemari pendingin yang membuatnya menggigil tersebut.
Setelah cairan yang ada di dalam perutnya habis, status Cola yang semula minuman botol berubah menjadi sampah.
Nasibnya cukup memprihatinkan karena dia harus dibuang di pinggir jalan, mendapat bullying dari daun-daun kering, dan menghabiskan sepanjang waktunya mengarungi samudera di lautan–bersama sampah-sampah lain yang bernasib sama.
Sebenernya si Cola juga overthinking karena gara-gara dia dan teman-temannya, lingkungan jadi rusak. Tapi, ini salah manusia, kan?
Emang kalau ngomongin sampah suka bikin miris, apalagi kalau kita lihat data yang ada di lapangan.
Menurut riset Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 21,88 juta ton sepanjang tahun 2021.
Kota-kota besar kayak Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Bandung, dan lainnya adalah kontributor terbesar dalam menghasilkan sampah.
Sampah yang paling dominan di Indonesia adalah sampah rumah tangga yang persentasenya mencapai 48%. Masalah semakin runyam ketika sampah-sampah yang diangkut dengan dump truck cuma berakhir tertimbun di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Udah, selesai. BTW, sebenernya sikap pemerintah juga aneh.
Mereka menyediakan tempat sampah organik, non-organik, dan B3. Tapi, pernah lihat nggak mereka mengangkutnya secara terpisah?
BACA JUGA: STARTUP ANAK MUDA KREATIF MAKASSAR INI ‘UPCYCLE’ SAMPAH PLASTIK
Dalam 10 tahun terakhir, sampah plastik terus mengalami peningkatan. Contohnya kayak sampah makanan ringan, sabun detergen, gelas plastik, dan lain-lain.
Apalagi, pandemi Covid-19 selama beberapa tahun terakhir ini juga menyebabkan produksi sampah masker meningkat sehingga menimbulkan masalah baru bagi lingkungan.
Itulah alasan pentingnya melakukan inovasi dan strategi yang lebih kreatif untuk mendaur ulang sampah. Biar nggak ada lagi sampah yang bernasib sama kayak Cola.
Contohnya nih, kayak inovasi kreatif yang dilakukan oleh Alfaz, pemuda asal Sukabumi yang berhasil mendaur ulang keyboard bekas menjadi fashion item yang berkelas.
Dengan tangan ajaibnya, pemuda berusia 26 tahun tersebut mampu mengubah keyboard bekas menjadi sepatu, sandal, rompi, sarung tangan, sampai penutup kepala.
Nggak tanggung-tanggung, bahkan berbagai fashion item tersebut laris terjual di pasar global.
Contoh lainnya ada Ovy Sabrina, CEO dari perusahaan Rebricks yang memproduksi paving block dan batako ramah lingkungan.
Jadi, bahan baku pembuatan paving block dan batako tersebut adalah sampah tertolak atau sampah yang gak ada nilai jualnya kalau lo bawa ke pemulung atau pengepul.
Karena nggak laku dan berpotensi besar merusak lingkungan, jadi sampah tertolak ini diadopsi buat dijadiin barang yang lebih berguna dan manfaatnya bisa dirasakan banyak orang.
BACA JUGA: PEREMPUAN PENYUMBANG SAMPAH TERBANYAK DI DUNIA?
Selain itu, sebenernya masih banyak masyarakat yang punya kesadaran untuk mengubah sampah jadi barang yang lebih bernilai. Misalnya, kayak sampah plastik jadi karya seni, botol sampah bekas jadi pot bunga, sedotan bekas jadi hiasan dinding, dan masih banyak lagi.
Hal yang patut diapresiasi adalah edukasi pengelolaan sampah udah dimasukin ke dalam kurikulum pendidikan. Ini bagus banget untuk memupuk kesadaran sejak dini agar generasi muda bisa lebih aware sama zero waste.
Kalau nggak bisa atau mungkin nggak punya waktu melakukan daur ulang sendiri, please jangan bakar sampahnya. Lo masih bisa membuat perubahan dengan menyetorkan sampah ke pengusaha daur ulang yang ada di berbagai kota di Indonesia.
Beberapa contoh perusahaan daur ulang sampah ini punya akun TikTok yang bisa lo pantengin konten-konten inspiratifnya dalam mengelola sampah secara bijak. Nah, apa aja perusahaan daur ulang tersebut? Cek informasinya di bawah ini:
1. @Ecollabo8
@Ecollabo8 adalah pusat daur ulang sampah yang ada di Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Bali. Perusahaan ini memiliki motto education innovation environment community impact untuk mengajak masyarakat, terutama kaum muda untuk lebih sadar dengan pentingnya menjaga lingkungan agar bebas dari sampah.
Pastinya, pengolahan sampah dilakukan dengan cara yang efektif menggunakan teknologi mutakhir, sehingga sampah yang semula jadi barang nggak berguna bisa jadi barang yang lebih bernilai.
Contoh barang hasil daur ulangnya yakni gelas, piring, mangkok, lemari laci, botol bekas, sliding box, dan masih banyak lagi.
2. @Waste4change
Waste4change juga punya akun TikTok dengan jumlah pengikut mencapai 33,2k. Pusat daur ulang ini lebih berfokus pada upaya-upaya mengedukasi dan menginspirasi masyarakat tentang cara memperlakukan barang-barang yang sudah tidak terpakai.
Berbagai konten tentang cara pengolahan sampah di akun ini bikin kita jadi mind blowing. Bahkan, Luna Maya aja secara resmi menjadi investor di pusat daur ulang ini
3. @Dalang_daurulang
Akun TikTok @dalang_daurulang nggak kalah rame dari akun pusat daur ulang yang udah dijelasin sebelumnya. Jumlah pengikutnya yang mencapai lebih dari 70 ribu jadi perhatian tersendiri di kalangan masyarakat, terutama oleh pemerintah.
Pusat daur ulang ini bahkan udah dikunjungi oleh berbagai instansi, perusahaan, dan komunitas yang peduli dengan daur ulang sampah.
Sebenernya, masih banyak banget pusat daur ulang di Indonesia yang nggak bisa gue sebut satu persatu. Pastinya, pusat daur ulang sampah bisa dijadikan rujukan buat lo yang pengen mengirim sampah agar bisa didaur ulang, sehingga memiliki nilai guna.
Emang kenyataannya masih banyak sampah yang bernasib sama kayak Cola, bahkan lebih parah lagi. Tapi, mulai sekarang kita bisa menyelamatkan lebih banyak "nyawa" sampah dengan melakukan daur ulang. Lo dan kita semua bisa memperpanjang usia sampah biar seenggaknya dia bisa merasa hidupnya berguna, meskipun cuma sekali. Salam lestari! (*/)